(2) One Night Stand (Short-Fict)

3K 181 10
                                    

Dentuman musik itu menembus gendang telingaku. Malam yang penuh hingar bingar gemerlap cahaya lampu.

Banyak tubuh yang meliuk menggoda di hadapanku. Mereka sama dengan ku. Ingin sejenak melupakan kefanaan dunia yang mulai memuakkan.

Manikku mengedar menelisik belasan badan yang menghentak mengikuti dentuman musik. Sorot mata tajam itu mengusiku.

Maniknya bulat nan bening seakan menembus obsidan ku. Walau beberapa meter jarak kami, senyum serupa seringai nakal itu berhasil mengundangku mendekatinya.

Maniknya kelam namun bersorot tajam hasil dari segaris eyeliner di kelopaknya.

Senyum itu manis namun menggoda di saat yang sama. Kulitnya mulus nan halus saat tangan kami berjabat dan menguntai identitas.

.

Donghae.

Eunhyuk.

.

.

Aku tergoda. Bisik halusnya membuatku terjerat pesonanya. Yang ku tahu dia indah. Begitu indah bahkan di bawah kungkungan ku sekarang. Menggeliat erotis di sela ciuman panas tak berujung.

Lidah kami bergulat, membelit bertukar air ludah. Semua yang ada padanya begitu manis. Rongga hangatnya manis nan memabukkan.

Yang aku tahu aku tergoda.

Tergoda mengecap semua hamparan kulit mulus nan lembut miliknya. Mengecap dan menggigit semua hal yang terjumpa mulutku.

Erangannya manis, mengundangku menyentak semua kain penutup bagian atas tubuhnya.

.

Nnnghh. . H-hae. .

.

.

Desah itu mengundangku. Telapakku membelai sensual tubuh indahnya. Kami sudah sama. Sama-sama tak terbungkus sehelai benangpun. Ia menggeliat. Menggesek tubuh bagian bawahnya.

Membuat pusat gairah kami bersentuhan. Geraman nikmatku bersanding dengan desahan nikmatnya. Membuat aku kehilangan akal. Kehilangan kendali diri untuk semakin menjajah tubuh indahnya.

Tubuh ku terdorong. Ia membalik posisi dan menungging di atasku. Membuat tubuh bawahnya terpampang jelas di wajahku. Ia mengelus dan mengecup pelan kesejatianku.

Memainkan dua daging kenyal bak bola milikku. Geramanku tercekat saat ia mulai mengulum dan memblow job milik ku dibawah sana.

.

Y-yeah. . Good baby. . .

.

.

Aku tak ingin kalah. Lubang merah muda itu berkerut menggoda di depanku. Jemariku gatal dan mulai membelainya sensual. Jari telunjukku masuk tertelan lubang menggoda yang menjepit kuat.

Tubuh mulus itu menegang saat jari tengahku ikut masuk menginvasi lubang hangatnya. Lubang itu menjepitku kuat. Membuatku membayang senikmat apa bila milikku yang ada di dalam sana.

Hangat rongga mulutnya masih memanja milikku. Bunyi kecipak mulutnya atas batangku terdengar jelas olehku. Jariku pun tak hanya diam.

Bergerak keluar masuk bahkan merenggang bak gunting mengoyak nikmat lubang yang berkerut menggoda itu.

Ia melepas kulumannya dan berganti mendesah tak beraturan saat ujung jemari ku menyentuh daging kecil di dalam lubangnya.

.

Ngghhh. . Y-yeah. . Aaah. . T-there. .

.

.

Semuanya terasa nikmat. Lubang ketat nan hangat itu memang senikmat yang terlihat dan terasa di jariku.

Mengampit erat seakan menelan seluruh batangku yang sudah tertanam di dalam sana. Kesejatianku di remat kuat saat mulai keluar masuk mengoyak kenikmatan liang hangat itu.

Sosok indah itu masih mendesah. Wajahnya memerah, keringatnya mengalir membanjiri wajah indahnya.

Ia seakan lupa bagaimana cara menelan ludah hingga air liur itu menetes di ujung bibir sensualnya yang sedikit membengkak.

Sebesar itukah kenikmatan yang ku berikan padanya?

.

Ngghh. . H-hae. . Aaah. . Aannhh. . H-hae. .

.

.

Namaku terucap bagai mantra. Desahan erotisnya membakar gairahku yang semakin tak terbendung. Pinggulku masih bergerak seirama. Kaki jenjang nan mulusnya memeluk erat pinggangku.

Membuat paha dalamnya semakin bertabrakan denga pergerakanku. Mulut ku masih sibuk memanja dua titik di dada putihnya.

Sementara tangan kanan ku memanja kesejatiannya dan tangan kiriku menjambak kasar surai lembutnya.

Aku suka bermain kasar. Pergerakan pinggulku semakin brutal. Membuatnya semakin mendesah bahkan berteriak keras saat ujung kesejatianku menghantam prostatnya. Mengoyak lubang berkedut yang begitu menggoda.

Ini nikmat.

Sangat nikmat.

Lubang hangat itu memanjaku. Membuatku semakin menusukkan kesejatiaanku semakin dalam dan keras. Hingga tubuh indah berbalut peluh itu terhentak-hentak dengan desah yang mengalun bagai nyanyian surga.

.

Aaahh. . Aakkhh. . C-can't. .

Ennghh. . Aakkhh. . C-cumm. .

.

.

Tubuh kami bergerak seirama. Hentakan kuat membuat kami semakin tergulung arus kelam birahi manusia. Lubang itu semakin menjepit kuat kesejatian ku saat ia sudah hampir mencapai titik klimaksnya.

Aku semakin menyentak kuat, memainkan batang kesejatiannya dan dua titik nikmat di dadanya secara bergantian.

Desah itu semakin mengundang klimaksku. Tubuh indah berbalut peluh itu menengang.

Mengejang kuat hingga melengkung bak busur indah bersamaan tersemburnya benih putih kental dari ujung kesejatiannya di tanganku.

Lubang itupun seakan menghisap batangku kuat, efek klimaks menakjubkannya. Akupun ikut tergulung ombak klimaks.

Dan secepat kilat ku tarik keluar batang kesejatianku dan menyemburkan benih putih pekat itu diatas tubuh mulusnya.

Tubuh indah itu tersirati spermaku melebur di atas perut, dada, wajah bahkan sekitar rambutnya.

Tubuhku pun limbung dan terhempas ke ruang di sebelah sosok indah itu. Nafas kami masih berderu-deru hingga perlahan gelap membawa pergi kesadaran kami.

.

.

Kami tak pernah terikat. Hubungan kami hanya sebatas lamanya malam. Saat tiba waktu sang fajar datang, semuanya berakhir.

Tubuh indah itu sudah tak lagi tampak oleh ku. Sudah tertutup lembaran kain yang membungkusnya rapi.

Ia melangkah pergi dengan seutas senyum menawan. Dan satu gerlingan nakal. Aku biasa menyebut ini semua,

.

One night stand.

.

.

-FIN-

Haehyuk AU CollectionKde žijí příběhy. Začni objevovat