Ending

413 33 3
                                    

Aluna dkk terbangun dari mimpinya. Mereka terkejut melihat tempat dimana mereka berada. Ini rumah Aluna, iya benar rumah Aluna. Mimpi yang mereka alami seperti kenyataan bukan hanya sekedar mimpi biasa.

"Gue mimpi aneh." ucap Farhan

"Gue juga." jawab Rey.

"Ini bukan mimpi. Tapi ini kenyataan." jawab Rama.

"Maksud lo?" tanya Rey.

"Yang kita alami bukan mimpi tapi kenyataan. Buktinya sekarang kita tidur dilantai tepat dirumah Aluna." jelas Rama.

"Lo bener Ram, ini bukan mimpi." jawab Aluna.

"Sepertinya begitu." jawab Rara.

"Rara, lo gapapakan?" tanya Aluna cemas.

"Gue gapapa." jawab Rara.

Cahaya yang menghampiri mereka adalah gerbang keluar menuju dunia nyata, dimana tempat mereka tinggal.

Akhirnya Aluna dkk bisa menyelesaikan permainan pengantar maut itu. Meskipun mereka sudah mengetahui kalau itu bukan sekedar permainan biasa.

Dengan semua yang telah mereka alami ada hikmahnya juga. Mereka menjadi lebih akrab dan tidak ada kebencian lagi. Mereka juga sadar bahwa tidak ada yang sempurna didunia ini.

___

Rey POV

Gue bersyukur banget bisa mengenal Aluna dan Rara lebih dekat. Karena mereka berdua gue bisa jadi orang yang lebih baik tapi tetap menjadi diri sendiri.

Sekarang gue sadar kalau penampilan itu tidak bisa menilai seseorang luar dalamnya. Kadang penampilan itu bisa menipu mata.

Gue juga bersyukur punya sahabat seperti Rama dan Farhan. Mereka adalah orang yang bisa mengerti gue. Yang bisa terima kelebihan dan kekurangan gue. Yang selalu sabar ngadepin sikap egois gue.

Mulai sekarang gue berjanji akan merubah sikap gue menjadi lebih baik lagi.

Love you guys.

Aluna POV

Aku senang Rara bisa kembali lagi bersamaku. Kejadian di hutan itu hampir buat aku putus asa. Kalau saja tidak ada Rama, Rey dan Farhan mungkin aku menyerahkan diriku begitu saja.

Rara juga sudah melupakan semuanya, dia sudah memaafkan aku yang mengajaknya ke hutan itu.

Rara POV

Aku sayang Aluna, dia satu-satunya sahabatku yang mengerti aku. Mana mungkin aku bisa marah padanya. Mungkin iya aku kesal padanya karena dia mengajakku ke hutan itu. Tapi kuakui, aku juga senang bisa pergi ke hutan itu. Alasannya karena sekarang aku bisa dekat dengan Farhan.

Mungkin ini bisa menjadi pengalaman yang tidak bisa kulupakan. Aku akan menyimpannya dalam memoriku.

Rama POV

Aku senang bisa menyelesaikan game pengantar maut itu. Sebenarnya aku tidak menyangka akan mengikuti hal semacam itu. Hal yang bahkan tidak pernah aku bayangkan.

Dengan kejadian itu, aku bisa lebih akrab lagi dengan Aluan, perempuan yang kuat. Dan Rara sahabat Aluna yang sangat cantik.

Farhan POV

Akhirnya gue bisa pulang dengan selamat. Gue kira gue bakal pulang tinggal nama ternyata tidak. Dari petualangan gue kali ini, gue mendapat pelajaran yang bergarga. Persahabatan yang tulus itu sangat berharga dari apapun.

Selain itu juga gue bisa lebih deket sama Rara, cewek yang udah buat hati gue dag dig dug. Dia cantik banget, lucu apalagi kalau marah. Tapi dia penakut banget.

Akhir petualangan mereka di hutan kematian juga membawa mereka pada sebuah persahabatan. Meskipun rintangan sesulit apapun pasti akan kalah dengan kebersamaan.

Kasih yang tulus bisa menyelamatkan hidup mereka dari kematian yang jaraknya hanya sejengkal. Takdir memang tak bisa dihindari. Tapi kali ini takdir membiarkan mereka tetap hidup dalam dunia fana ini.

Sebait kata syukur mereka ucapkan, bukan hanya keberhasilan tetapi kebahagian juga menghampiri mereka.

______

Ending

Akhirnya cerita ini sudah selesai. Terimakasih buat readers yang setia nunggu update cerita ini. Tanpa kalian aku bukan siapa-siapa.

Maaf ya kalau endingnya gaje :D
Nanti mampir lagi ya diceritaku yang kedua, judulnya 'Misteri Gudang Sekolah'.

Love you, muach muach :)
(alay ya)

Salam kenal
Audria ;)

Hutan KematianWhere stories live. Discover now