Selamat Datang Di Hutan Kematian

673 36 2
                                    

Rama, Rey dan Farhan mengikuti Aluna dan Rara dari belakang. Aluna dan Rara tidak menyadari bahwa mereka diikuti sampai akhirnya mereka sampai disebuah hutan menyeramkan.

Aluna POV

Akhirnya aku dan Rara sampai juga dihutan ini. Ya memang hutan ini berkesan menyeramkan, tapi ini yang buat aku tambah semangat. Di sekolahku dulu orang-orang menyebutku cewek aneh karena aku masih percaya dengan hal-hal yang berbau mistis. Aku tidak perduli dengan apa yang mereka katakan. Bukankah sang pencipta menciptakan dua dunia yang berbeda.

Disisi lain aku merasa bersalah karena harus mengajak Rara yang penakut. Tapi aku juga manusia biasa yang punya rasa takut. Ya kuakui aku sedikit takut memasuki hutan lebat sendirian. Itu alasan mengapa aku mengajak Rara ikut denganku. Egois emang, tapi bukankah sahabat selalu ada untuk sahabatnya.

Aku dan Rara disambut oleh seorang nenek yang kemarin kami temui. Tapi penampilan nenek itu sangat beda. Kemarin memakai baju compang-camping dan sekarang memakai baju serba hitam yang menunjukan seperti penyihir. Kulihat wajah Rara semakin ketakutan lalu kuusap punggungnya supaya Rara tenang.

"Kalian sudah datang." kata nenek itu dengan suara seraknya.

Lalu aku bertanya. "Apa nenek yang mengundang kami untuk mengikuti game ini?"

"Iya, tapi sepertinya ada orang lain yang ingin ikut game ini."

"Siapa maksud nenek? Kami hanya datang berdua."

"Keluar kalian. Kalian tidak bisa kabur karena sudah masuk kedalam hutan ini." teriak si nenek.

Tak lama setelah itu keluar tiga anak laki-laki menghampiri kami. Mereka teman sekelasku dulu, Rama, Rey dan Farhan. Sungguh menyebalkan, kenapa harus ada Rey si belagu itu sih. Memang aku terpesona dengan ketampanannya tapi tidak dengan sikapnya yang suka buat orang sakit hati. Kuarahkan pandanganku pada si nenek yang sepertinya akan memulai pembicaraan.

"Kalian sudah masuk hutan ini jadi kalian tidak bisa keluar lagi. Jika kalian keluar maka kematian akan mengahantui setiap langkah kalian." ucap si nenek dengan serius.

"Alah mana ada yang kayak gitu, gue ga percaya. Yaudah gue pulang deh." balas Rey angkuh.

"Silahkan jika kamu ingin mati." kata si nenek.

"Dasar pengecut lo." sindirku pada Rey.

Mendengar itu Rey langsung mengubah keputusannya untuk pulang. "Oke gue ikut."

Author POV

Aluna, Rara, Rama, Rey dan Farhan menyusuri hutan untuk menemukan jalan masuknya memulai game ini. Mereka melewati dua pohon besar yang berhadapan. Pohon itu adalah gerbang dimensi lain. Tapi mereka belum menyadari bahwa mereka sudah memulai permainannya.

Rara melihat sekitar hutan yang seram. Nampaknya Rara sudah menyadari ada perbedaan dihutan ini. Matanya tertuju pada sebuah tulisan yang terpampang jelas didepannya. Tubuh Rara gemetar saat dirinya membaca tulisan itu. Sederet tulisan yang membuat jantungnya berdegub kencang.

"Lo kenapa Ra, pucet gitu?" tanya Rama.

"Kebelet ya." sambung Farhan.

"Liat tulisan itu." tangannya menunjukan tulisan yang terpampang besar.

"SELAMAT DATANG DI HUTAN KEMATIAN."

"Gue takut, apa maksud tulisan itu. Apa kita bakal mati di hutan ini." tanya Rara dengan keringat yang sudah bercucuran.

"Ini kan cuma game, mungkin itu hanya gertakan doang." jawab Aluna santai.

"Gila lo, liat namanya aja hutan kematian dan lo masih yakin klo ini cuma game. Lo pikir deh tiba-tiba nenek itu dateng dan ngasih kertas yang tulisannya ajakan. Apa lo ga sadar klo kita dijebak buat ikut game ini." emosi Rara menggebu sampai dia tidak sadar dengan siapa dia bicara.

"Gue juga aneh sih. Tapi buat apa nenek itu menjebak kita." jawab Aluna santai.

"Lo bener. Game ini baru dimulai, ayo kita lanjutkan." kata Rama meyakinkan.

Baru satu langkah mereka berjalan tiba-tiba awan menjadi gelap. Suasana yang tenang tetapi mencengkam membuat bulu kuduk berdiri. Mereka bertanya-tanya keanehan apa yang sedang terjadi. Rey mengambil ponsel disaku celananya untuk melihat jam. Tetapi ponselnya mati padahal tadi batrainya penuh.

"Kok ponsel gue mati ya. Coba cek punya kalian." suruh Rey.

"Sama gue juga." jawab yang lainnya.

"Atau jangan-jangan kita udah di dunia lain." tebak Rara.

"Bisa jadi, kita harus selasain game ini kalau ingin selamat." jawab Rama.

"Mana ada dunia lain." gumam Rey.

Melangkah tanpa arah dan petunjuk yang jelas. Entah kemana tujuan mereka, nenek tadi tidak memberikan petunjuk sedikitpun. Apa mungkin mereka harus menemukan petunjuk itu sendiri.

Rey yang memimpin perjalanan sedangkan Rama dan Farhan menjaga dibelakang, Aluna dan Rara ditengah. Tidak ada kehidupan selain mereka berlima. Tidak ada satu hewan yang mereka lihat. Hanya ada kegelapan dan pohon-pohon besar yang menakutkan. Sebuah kertas jatuh tepat dikepala Farhan. Farhan sontak terkejut ketakutan dan berteriak.

"Hey siapa yang ngelempar batu ke kepala gue?" tanyanya sarkastik.

"Ga ada yang lemparin batu. Kurang kerjaan banget lempar-lempar batu." jawab Aluna lempeng.

"Eh bentar deh, kayaknya bukan batu tapi kertas. Liat dikaki lo." tunjuk Rama.

Mereka membaca yang tertulis dikertas tersebut. Tulisan itu adalah kata kunci dan peta petunjuk. Lantas semua bersorak ria berhasil menemukan petunjuk yang entah darimana datangnya.

-Kata Kunci-

Hanya kasih sayang yang tulus dapat menghentikan penderitaan.

"Kalian ngerti kata kunci ini." tanya Farhan dijawab dengan anggukan dari semuanya.

"Tapi gue ga ngerti kenapa kata kuncinya harus kayak gini. Ga nyambung banget sama misi kita ikut game ini." kata Rey.


-TBC-

Hutan KematianWhere stories live. Discover now