Diary Usang

345 39 3
                                    

Setelah mengobati luka ditangan Rey, Aluna mengeluarkan buku usang yang dibawanya. Aluna mulai membuka dan membaca halaman demi halaman.

Buku yang ditulis oleh Viona

'Aku harap ibu menyayangiku'

'Aku harap ibu menyayangiku'

'Aku harap ibu menyayangiku'

'Ternyata ibu tidak sayang aku, ibu akan membunuhku'

'Aku kabur dari rumah dan pergi kehutan'

Aluna menutup buku usang itu, ia mulai berpikir bagaimana bisa naik keatas. Jurangnya memang tidak dalam tapi tetap saja sulit menaikinya, apalagi tangan Rey terluka.

Akhirnya mereka bosan menunggu bantuan dari temannya yang lain. Aluna berpikir mungkin teman-temannya juga ada dalam masalah. Tidak ada jalan lagi selain naik keatas dengan memegang akar-akar pohon. Tapi bagaimana dengan Rey, pasti dia kesulitan.

Aluna mengeluarkan tali dari dalam ranselnya, dan mengaitkan pada tubuhnya dan tubuh Rey.

"Eh lo mau ngapain, jangan pegang-pegang ya." tukasnya keras.

"Udah diem aja." Aluna tidak mendengarkan perintah Rey dan terus mengaitkan talinya.

"Lo dibelakang gue ya, pegang terus talinya jangan dilepas. Kalau lo pegang akar-akar ini pasti tangan lo makin sakit. Biar gue yang pegang akarnya dan narik lo." kata Aluna menjelaskan. Rey hanya mengangguk tidak bicara.

Dari wajah Rey terlihat rasa bersalah pada Aluna, cewek yang ia benci malah menolongnya. Dalam kesulitannya Aluna terus berusaha untuk naik. Tekadnya sudah kuat menghadapi penunggu hutan yang akan ia temui lagi.

Beberapa waktu berlalu, akhirnya Aluna dan Rey berhasil naik. Keringat sudah bercucuran membasahi wajahnya yang lelah. Dalam dirinya tersembunyi rasa takut yang begitu dalam. Memang Aluna menyukai hal-hal mistis tapi baru kali ini ia mengalami hal yang tidak pernah ia bayangkan.

Tangannya merah dan lecet karena akar-akar yang ia pegang sedikit tajam. Tapi ini bukan saatnya untuk mengeluh. Apalagi dirinya sedang bersama Rey, cowok yang membencinya. Kalau saja Aluna mengeluh pasti Rey sudah mengejeknya habis-habisan.

Aluna dan Rey duduk dibawah pohon besar, sekedar mengelap keringat dan menunggu siapa lagi yang akan mereka hadapi.

"Lun." Rey memecah keheningan.

"Hmm." jawab Aluna singkat.

"Makasih ya, lo udah nolongin gue. Maafin gue juga karena gue benci sama lo tanpa sebab. Sekarang gue percaya disamping dunia kita memang ada dunia lain." katanya minta maaf.

"Udahlah gak usah dipikirin. Gue udah maafin lo kok, ya meskipun kadang suka kesel juga sama omongan lo yang bikin sakit hati orang." jawabnya.

"Eh itu tangan lo kenapa? Lecet ya, sini gue obatin." Rey memegang tangan Aluna dan mulai mengobatinya. Seperti yang Aluna lakukan pada Rey dibawah jurang.

____

Rara, Rama dan Farhan beristirahat sejenak karena tidak menemukan jalan keluar dari kuburan ini. Farhan melihat kesamping dan ternyata ada sosok anak kecil yang tersenyum kearah mereka.

"Mending kita pergi sekarang yuk." ajak Farhan.

"Kaki gue pegel." jawab Rara.

"Liat ada anak kecil. Tapi.. Ga ada matanya." kata Farhan.

Rara dan Rama berdiri dan langsung lari meninggalkan Farhan.

"Eh kampret malah ninggalin gue." teriaknya dan langsung lari.

Sosok anak kecil itu mengikuti Rara, Rama dan Farhan dengan melayang cepat.

"Kak temenin aku main dong. Hihihi." kata si sosok itu dengan suara seramnya.

Rara, Rama dan Farhan terus berlari tanpa melihat kebelakang. Namun tiba-tiba Rama berhenti, Rara dan Farhan menambrak punggung Rama. Lalu semua terdiam.

Sosok anak kecil itu kini berada didepan mereka. Melihat ketiganya dengan senyuman menakutkan. Keringat mulai berjatuhan.

"Kak temenin aku main." kata si sosok anak kecil itu. Sosok itu melemparkan sebuah batu bulat pada Rama. Rama bingung apa maksudnya.

"Ambil batunya Ram." perintah Farhan, Rama langsung mengambilnya.

"Terus diapain nih?" tanyanya gemetar.

"Lempar aja yang jauh, siapa tau anak kecil itu ngejar batunya dan kita bisa kabur." kata Rara. Rama melempar batu itu jauh-jauh.

Benar saja, sosok anak kecil itu mengejar batu yang dilempar Rama. Mereka langsung berlari sekencang mungkin.

Ternyata nasib baik belum menghampiri mereka, sosok itu mengejar Rara, Rama dan Farhan dengan raut wajah yang marah. Belum bebas dari sosok anak kecil itu, dihadapan mereka sudah ada jerangkong. Jerangkong adalah hantu berwujud tulang belulang manusia.

"Eh jangan lari kedepan, kesamping aja yuk." teriak Rama.

"Oke."

Alhasil mereka dikejar dua hantu sekaligus. Dengan tenaga yang terkuras banyak, mereka terus berlari. Saat ini keselamatan diri sendiri yang mereka pikirkan.

Entah bagaimana kedua sosok itu sudah berada didepan mereka. Rara, Rama dan Farhan berhenti berlari. Sosok anak kecil dan jerangkong mendekat secara perlahan. Rama lari kearah kanan, Rara kearah kiri dan Farhan entah kemana dia berlari. Semuanya terpencar.

Rara bersembunyi dibalik pohon besar yang menyeramkan. Air matanya jatuh perlahan.

"Gue takut." gumamnya.

"Rama.. Farhan... Kalian dimana?" teriaknya dan tidak ada yang menjawab.

Rama terus berlari karena sosok anak kecil itu masih mengejarnya, disamping itu Rama mendapat ide. Rama berjalan dibawah ranting-ranting yang membentuk seperti terowongan. Sosok anak kecil itu tidak mengejarnya lagi. Rama berhenti dan beristirahat dengan waktu yang terhitung singkat. Dia harus mencari jalan keluarnya dan menemukan teman-temannya.

Jerangkong itu masih mengejar Farhan, Farhan berhenti sebentar mengambil nafas.

"Eh tunggu gue capai." ucapnya kepada jerangkong itu. Dalam keadaan terdesakpun Farhan masih bisa bercanda. Dan anehnya jerangkong itu juga ikut diam.

"Eh lo kok bisa ada dihutan sih? Harusnya lo itu dibawah tanah, hmm atau di lab biologi atau di museum. Lo ga ada kerjaan ya ngejar-ngejar gue terus. Emang sih ketampanan gue itu bisa buat cewek tergila-gila sama gue. Tapi kali ini gue lagi sial karena lo ngejar gue terus." katanya panjang lebar. Karena jerangkong itu diam, Farhan mencuri kesempatan untuk kabur lagi dan menemukan teman-temannya.

-TBC-

Sebelumnya aku mau bilang makasih buat,

firanrln
ratna12135
usshussh
baekhyuneel
ShaSha632
alifiaayus30
Delima9
DiahAyuEkSita
Vinnyra19
ApiraSantoso
SEVIA_SAPUTRI
wirunice
anahubby
putusintia

Makasih ya udah nge vote+follow+comment cerita aku dan nambahin kereading list.

Makasih juga buat readers yang lainnya udah mau sempetin waktu buat baca cerita aku.

Masih ditunggu loh komen+sarannya :)

Hutan Kematianحيث تعيش القصص. اكتشف الآن