Permainan, Baru Dimulai

555 35 0
                                    

Aluna, Rara, Rama, Rey dan Farhan sudah jauh berada di hutan. Tanpa lelah mereka terus menyusuri hutan dengan was-was. Sejauh ini tidak ada yang mengganggu perjalan mereka. Mereka tidak tau bahwa ada yang sudah menunggu didepan sana. Langit semakin gelap, sinar bulan dan lampu senter yang membantu untuk penerangan. Sosok bayangan hitam memata-matai Aluna dkk (dan kawan-kawan) dari kejauhan. Sosok itu berpindah dengan cepat seperti punya kemampuan untuk menghilang.

Husssss

Angin bertiup sangat kencang tepat dihadapan mereka. Aluna dan Rara merapatkan diri dengan Rey disusul oleh Rama dan Farhan dari belakang. Aluna merasa bahwa ada yang sedang mengintai mereka.

"PERMAINAN BARU DIMULAI." bisik seseorang yang tidak tampak wujudnya membuat bulu kuduk semakin berdiri.

Aluna dkk terdiam ditempat memperhatikan sekitar dan mencari keberadaan sosok hitam tersebut.

"Kalian liat sesuatu?" tanya Aluna.

"Gue liat bayangan hitam didepan kita." jawab Rama.

Aluna, Rara, Rey dan Farhan langsung melihat kearah pandangan Rama. Benar saja, sosok bayangan hitam itu semakin mendekat, mendekat dan mendekat. Mereka semakin terpaku tidak bisa berbuat apa-apa.

Tidak terlihat jelas bagaimana wajah si sosok hitam itu karena menundukan kepalanya. Kini tangan yang disimpan dibelakang punggungnya ia perlihatkan. Sosok itu mengangkat tangannya dengan pisau tajam yang dibawanya.

Sontak semuanya teriak sekencang-kencangnya dan berlari tanpa tujuan yang jelas. Sosok hitam itu masih mengikuti mereka.

"Guys liat disana ada goa, ayo kita sembunyi." teriak Rara. Tanpa pikir panjang semuanya setuju dan berlari menuju goa tersebut. Aluna dkk memasuki goa yang sangat gelap karena tidak ada pencahayaan sedikitpun.

"Bentar, kayaknya gue nemu sesuatu deh." kata Rey sambil berjalan mengambil sesuatu itu. "Ini ada obor, lumayankan buat penerangan." lanjutnya.

Aluna dkk terdiam dengan pikirannya masing-masing. Mereka berharap sosok hitam itu tidak menemukan tempat persembunyiannya. Mereka memutuskan untuk bermalam di goa sampai keadaan aman kembali. Sampai akhirnya mereka terlepa dalam tidurnya.

Waktu berjalan begitu cepat, Farhan membangunkan teman-temannya. Aluna, Rara, Rama dan Rey mengucek matanya. Setelah ingatan mereka sadar sepenuhnya, terdengar seperti suara burung. Burung? Mana mungkin ada burung dan suaranya sangat jelas.

Mata mereka tertuju tepat kearah suara, benar saja puluhan burung gagak menatap kelima orang tersebut. Tanpa aba-aba mereka berlari keluar goa.

Akhirnya mereka berhasil keluar dan sepertinya burung gagak itu tidak mengejar lagi. Apa mungkin gagak itu adalah penjaga goa? Tapi kalau iya, kenapa burung-burung itu baru muncul?

Langit tidak begitu gelap seperti saat mereka tiba dihutan kematian. Mereka berpikir ini adalah pergantian hari. Jadi ini adalah hari kedua mereka berada didunia lain. Entah berapa hari lagi mereka bisa menyelesaikan permainan ini.

Suasana yang tenang tapi menyeramkan. Tidak seperti kemarin, hari ini ada sedikit kehidupan. Burung merpati hinggap diatas pohon besar, matanya menatap kelima orang yang juga menatap burung merpati itu. Seperti memberi kabar baik burung itu terus mengeluarkan suara. Lalu terbang, Aluna mengejar burung merpati didepannya. Disusul oleh keempat temanya yang masih bingung kenapa Aluna mengejar merpati itu.

Merpati putih itu hinggap disebuah rumah yang terbuat dari kayu. Rumah yang sangat megah tetapi tidak berpenghuni. Anehnya mengapa ada rumah ditengah hutan angker seperti ini.

"Coba liat peta nya." intruksi Rama. Aluna mengelaurkan peta yang ia simpan didalam tas ranselnya.

"Bentar gue liat dulu." Aluna membaca peta tersebut. "Kayak nya kita udah sampai ditempat kedua deh." lanjutnya.

"Maksud lo?" tanya Rey.

"Kita harus masuk ke rumah itu."



-TBC-

Hutan KematianWhere stories live. Discover now