#0.1 Internet, suatu kebutuhan namun mampu mengejutkan

52 2 0
                                    

Sebuah kamar berukuran 5 m x 4 m, dihiasi jendela dan hanya ada dua fentilasi kecil di dinding yang menghadap langsung ke luar. Cahaya senja menusuk masuk melalui celah fentilasi serta jendela, menambah kesan bagai cahaya surga yang turun dari langit. Kamar ini tampak tak berdebu. Di sudut-sudut juga tak ada satu pun laba-laba yang membentangkan sarangnya. Kamar keempat dari timur ini tak memiliki apapun yang terlihat spesial atau mencolok.


Tepat di tengah, terdapat satu buah meja bundar dengan cangkir diatasnya, tanpa kursi yang mengelilingi, juga tak ada lampu yang terpasang di langit-langit, hanya ada meja-kursi serta seperangkat komputer dan alat tulis yang terpatri di pojok ruangan. Dindingnya pun cuma berhias cat putih nan polos, tanpa ada lukisan ataupun pigura yang menempel.


Berbeda sekali dengan kamarmu yang berada di sebelah kamar ini, dicat merah lalu di tindih dengan berbagai poster idol grup jepang dan poster anime. Atau pun kamar adik perempuanmu di kamar nomor dua dari timur, yang penuh dengan wallpaper berjuta warna. Kamar lainnya di ujung sana, yaitu kamar orang tuamu, dicat warna hijau kesukaan ayah. Di bagian rumah yang lain pun dicat dengan berbagai gradasi warna. Sekali lagi, kau memastikan ruangan ini tak ada yang aneh, selain tak berdebu dan tak ada sarang laba-laba. Kamar ini hanya sarana bagimu untuk menjelajah dunia lain atau orang-orang sering menyebutnya dunia maya.


Yah, dunia maya yang membuat semua terasa menyenangkan walaupun tidak kasat mata namun entah mengapa orang-orang selalu tenggelam di dalamnya, termasuk dirimu. Di dalamnya terdapat Doodle, sang search engine, si dewa serba tahu. Apapun yang kau cari dapat kau temukan. Pernyataan itu tampaknya terlalu berlebihan, tapi kenyataan terkadang ada benarnya. Dimulai dari hanya sekedar mencari materi pembelajaran, berita, pertemanan sampai membeli barang ilegal pun dapat dilakukan.


Perlahan kau melangkah menjejak kamar kecil ini. Tapi tunggu, langkahmu pun terhenti tepat di hadapan meja itu. Disana, seperangkat komputer tergeletak rapi. Tumpukan buku, serta beberapa alat tulis tertata dengan cukup baik, walaupun pada kenyataannya kurang rapi.


Perlahan kau duduk. Menekuk kaki. Bersandar. Memegang dan menyalakan komputer tersebut. Akibatnya, monitor di depanmu pun mulai hidup dan menampilkan sistem operasi yang sedang naik daun saat ini, doors. Setelah starting selesai, berbagai ikon sertabackground pun akhirnya tampak pada layar dekstop. Fan art dari sebuah anime, terpampang jelas pada layar dekstop. Sebuah gambar dari anime Attack on Mutant.


Kau pun memulai kegiatan dengan menyanbungkan mouse. Menyambungkan koneksi internet.


*Klik


*Klik


Tak lama berselang, kau membuka sebuah browser bersimbol dunia dengan rantai yang mengelilinginya. Sebuah browser bernama Chain. Konsekuensinya, sebuah window pun muncul, kau perlahan mengarahkan kursor ke kolom alamat dan mulai mengetik sebuah situs. sebuah alamat dari media sosial yang sedang popular di era ini. Di sana kau bisa mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan orang lain. Enter. Browser tersebut mulai mengakses menuju ke sebuah halaman yang dituju.


Beberapa elemen pun muncul, membentuk sebuah website atau lebih tepatnya social media. Namun apa yang kau lihat di tab World benar-benar pertanyaan atau lebih tepatnya sebuah jawaban yang tidak masuk akal.

Maaf ini mau di rombak besar-besaran!Where stories live. Discover now