Awal

1.2K 52 4
                                    

Pagi sekali Aluna sudah bangun untuk mempersiapkan barang-barang yang akan dibawanya. Aluna tidak sabar mengikuti sebuah game yang di buat oleh seorang peramal.

Suara gaduh membangunkan seorang gadis cantik yang sedang tertidur pulas. Rara -sahabat Aluna- mengucek matanya agar bisa melihat dengan jelas apa yang Aluna lakukan.

"Lo ngapain sih Lun berisik banget." tanya Rara dengan suara seraknya.

"Gue lagi siap-siap buat perjalanan kita." jawab Aluna lempeng.

"Emangnya kita mau kemana?" tanya Rara yang dijawab dengan senyum kecil dari Aluna.

Flasback

Aluna dan Rara bersorak ria saat tau mereka lulus dengan nilai yang memuaskan. Tepat di ulang tahun Aluna dan hari kelulusannya. Aluna dan Rara merayakannya dengan makan-makan disebuah restoran sederhana.

Selsai makan Aluna dan Rara keluar dari restoran itu. Seorang nenek dengan baju compang-camping mengahampiri keduanya. Nenek itu memberikan secarik kertas yang langsung diterima oleh Aluna. Lalu nenek tersebut pergi tanpa sepatah katapun.

Aluna membaca tulisan yang tertulis dalam kertas tersebut. Bibirnya tersenyum lebar setelah membaca kertas itu. Rara bingung pada sahabatnya, hanya karna sebuah kertas Aluna bisa tersenyum. Padahal Rara tau Aluna jarang tersenyum dan cuek.

"Lo kenapa?" tanya Rara.

"Gapapa. Ra, gue boleh minta kado gak? Hari ini kan ultah gue." pinta Aluna sambil memohon.

"Hmmm, boleh deh. Lo mau apa?"

"Tapi janji ya lo bakal ngasih."

"Iya gue janji."

"Gue mau ikutan ini dan lo harus ikut gue. Ga boleh nolak lo udah janji." katanya lempeng sambil memberikan secarik kertas yang sudah dibacanya.

Dalam kertas tersebut tertulis ajakan untuk bermain dan memecahkan teka-teki disebuah hutan. Jelas Rara menyesalinya karena Rara penakut mana mungkin bermain ditengah hutan gimana kalau ada hantu atau binatang buas.

Yang benar saja seorang Rara yang cantik masuk kedalam hutan, gumamnya dalam hati.

Tapi Rara tidak bisa menolak karena sudah berjanji pada Aluna. Rara tidak mau membuat Aluna kecewa. Aluna sudah baik padanya dan selalu ada untuk Rara. Mungkin ini cara untuk berterima kasih pada Aluna. Ya meskipun Rara harus menguatkan mentalnya untuk ikut game itu.

Flashback Off

"Lo yakin mau ikutan game itu? Gimana klo itu cuma bohongan?" tanya Rara ragu.

"Ya gue yakin."

"Tapi ini berbahaya, apalagi mainnya dihutan "

"Lo ga usah takut kan ada gue. Yaudah sekarang lo mandi dan siap-siap."

Aluna dan Rara mengunci rumah sebelum pergi untuk beberapa hari. Wajah Aluna terlihat sangat bahagia berbeda dengan Rara yang terlihat was-was dan berpikir. Perasaan Rara bercampur aduk dengan pikirannya. Apa yang akan terjadi pada dirinya dan Aluna. Apakah mereka akan kembali kerumah. Apakah mereka akan selamat. Pertanya itu terus bergelayut dalam otaknya.

Disisi lain, tiga anak laki-laki melihat kepergian Aluna dan Rara. Rama, Reynaldi dan Farhan tiga sekawan yang memiliki sifat berbeda.

Rama yang baik hati, Reynaldi yang sombong dan Farhan yang konyol. Berbeda dengan kedua sahabatnya Reynaldi sangat membenci Aluna. Alasannya karena sikap Aluna yang cuek dan aneh. Padahal kalau dipikir-pikir sifat Reynaldi lebih menyebalkan.

"Eh bro liat tuh si cewe aneh." tunjuk Rey pada dua cewek yang sedang terburu-buru.

"Siapa? Aluna sama Rara?"

"Mereka mau kemana ya? Ikutin yuk"

"Idih males banget deh, eh tapi gue penasaran juga siih."

Rama, Rey dan Farhan mengikuti Aluna dan Rara dari belakang. Aluna dan Rara tidak menyadari bahwa mereka diikuti sampai akhirnya mereka sampai disebuah hutan menyeramkan.




-TBC-

Ikuti terus ya cerita Aluna, jangan lupa voment nya. Oh ya minta sarannya juga ya.

Hutan KematianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang