Part 11- It's Begin

Start from the beginning
                                    

"PLAAAAKKK" sebuah tamparan mendarat di pipi kananku. Tak ada yang dapat kulakukan, saat ini aku bener-benar tak bisa berfikir dengan benar .

" maafkan aku...Lyna" gumamku tak memerhatikan Aiko yang kini manatapku penuh kekecewaan..

Tak lama kemudian, Aiko mengambil kasar tasnya dari sofa dan meninggalkanku, terdengar suara pintu dibanting kuat.

Saat ini aku benar-benar kacau , bagaimana tidak, Lyna dan Aiko keduanya meninggalkanku. Tak terasa sesuatu keluar dari sudut mata kananku, aku menangis?, aku segera menghapusnya.

Kukancingkan pakaianku dan segera mengambil kunci mobil, aku berencana untuk mengejar Lyna. Aku berlari menuju parkiran dan langsung menemukan mobilku.

**

"Dimana kau..........."gumamku memerhatikan kanan dan kiri jalan, sambil tetap berkonsentrasi mengemudi.

" maafkan aku.........." ucapku lirih.

Saat ini yang ada di pikiranku hanya Lyna, bagaimana bisa aku menyakiti perasaan wanita sebaik Lyna, bahkan setelah ia membantuku, aku benar-benar merasa sangat hina dan menyedihkan, memanfaatkan wanita yang selama ini mencintaiku dengan setulus hatinya.

" kau bodoh Kayden" ucapku pelan sambil memukul stir kemudi mobil ini dengan kuat.

************************************************************

Lyna POV

Kubanting keras pintu apartmen Kayden dan secepatnya menyeret koper ini. aku tak tahu harus pergi kemana. Yang ada dipikiranku sekarang adalah pergi sejauh mungkin. Dalam kesedihanku, aku berhenti disebuah halte bus, tak lama sebuah bus datang, aku menaikinya tanpa mengetahui kemana tujuan bus ini.

Kulangkahkan kakiku menaiki tangga pintu bus dan mengangkat koperku dengan susah payah, saat pintu tertutup otomatis, aku bahkan belum duduk, tiba tiba saja bus ini berjalan. Aku yang belum siap langsung terjerembab jatuh di samping sopir, karena tubuhku yang besar, membuatku sulit berdiri, kulihat koper disebelahku yang tampak terbuka mengeluarkan seisinya.

" ahh,,,," suaraku pelan , kedua tanganku berusaha sekuat tenaga memegang tiang yang dekat denganku, sementara bokongku sepertinya terjebak dan sulit untuk melepasnya.

" ahh....." aku terus berusaha untuk berdiri, namun sia sia.

Sementara itu, para penumpang lain tak ada satupun yang berniat utuk membantuku berdiri, bahkan mereka hanya memerhatikanku, dari pandangan mereka seperti tersirat kata-kata " menyedihkan", " gajah terjebak" atau " kasihan sekali gajah ini" keadaan ini membuatku semakin sedih, aku benar-benar terlihat sangat-sangat menyedihkan.

Bagaimana mungkin dari semua penumpang ini tak ada yang bersedia membantuku?, apakah karena fisiku yang membuat mereka enggan?, atau mereka malu jika harus menjadi pahlawan kesiangan yang menyelamatkan seekor induk gajah yang terjebak?. Entahlah begitu banyak pertanyaan negatip yang muncul dikepalaku. Mereka semua hanya menatapku tanpa melakukan apapun, sementara itu, diriku yang bersusah payah berdiri ini semakin merasakan sesuatu yang menyakitkan didalam dada kiri, sesuatu yang tak mampu dijelaskan, hanya wanita bernasip sial sepertiku yang mamapu merasakanya.

**

Setelah bersusah payah berdiri dan memasukan kembali barang-barangku yang tercecer, kusembunyikan sebisaku wajah menyedihkan ini, aku tak ingin warga Jepang yang sangat 'terhormat' menilaiku semakin menyedihkan. Aku memilih turun di pemberhentian selanjutnya. Dimana aku? aku sendiri tak mengetahuinya. Yang kutahu, aku harus segera keluar dari bus itu. Dalam kondisi yang benar-benar menyedihkan ini, dengan kepala yang tertunduk, dan dandanan yang tak karuan lagi, aku berjalan pelan menyusuri jalan sambil menyeret koperku malas, terdengar orang orang yang melewatiku berbisik dalam bahasa Jepang, namun dari lirikan mereka, aku yakin mereka sedang membicarakanku atau bahkan mengejeku lebih-lebih menghinaku.

BEAUTIFUL, JUST THE WAY YOU AREWhere stories live. Discover now