Find it : when it start? part 1

Start from the beginning
                                        

"Entahlah, aku hanya merasa ada sesuatu yang besar sedang menanti kita Deus"

Perkataan singkat Luhan mampu membuat ruangan itu menjadi sunyi. Tak ada yang berbicara atau mencoba untuk bertanya tentang hal besar apa yang dimaksud Luhan. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Mengingat kemampuan Luhan merasakan apa yang terjadi dimasa depan tidak diragukan lagi, meraka tahu memang benar akan ada sesuatu yang terjadi, hanya saja tidak ada yang tahu apa, bagaimana dan siapa yang akan menjadi tokoh utama dalam hal ini. Hanya waktu sendiri yang akan menjawab.

*****

Luhan POV

Setelah menemui Kyuhyun aku memutuskan untuk kembali kekediamanku. Perasaanku semakin tak enak setelah pembicaraanku bersama Kris dan Kyuhyun beberapa jam yang lalu. Kejadian besar apa yang sebenarnya akan terjadi kali ini? Setelah penghianatan kedua orangtua Changmin beberapa tahun silam bisa dibilang Exo Planet cukup damai, tak pernah ada perang besar setelahnya. Kekuatanku hanya sampai batas merasakan bahaya yang mengancam dimasa depan tapi aku sama sekali tak bisa melihat masa depan. Kadang aku merasa sangat frustasi dengan kekuatan konyol yang hanya setengah-setengah ini. Aku heran kenapa sang pencipta tak sekalian saja memberiku kekuatan melihat masa depan? Ingatkan aku untuk menanyakan pada-Nya nanti kalau aku sudah mati dan menghadap sang pencipta.

"Luhan..."

Aku tak sadar sudah berapa lama aku berdiri diberanda sampai sebuah suara lembut itu membuyarkan semua pikiran yang ada dikepalaku. Aku berbalik dan kudapati gadis cantik, kulit putih dan tinggi dengan rambut diikat keatas dan hanya sedikit anak-anak rambut yang tidak ikut terikat. Hanya orang bodoh yang mengatakan dia tidak cantik.

"Haera... sejak kapan kau disana?" tanyaku pada haera. Banyak orang yang mengatakan dia adalah aku versi perempuan karena kami begitu mirip. Ya mau tak mau harus ku akui kalau dia adalah adik kandungku, Xi Haera. Dia masuk di tiga jajaran pimpinan perang tertinggi di planet ini setelah sang Alastor Kai dan juga Sehun, Jangan heran kalau dialah satu-satunya perempuan yang menjadi pimpinan perang. Walaupun dia perempuan tapi kekuatanya hanya satu level dibawah Kai dan Sehun bahkan sekarang hampir menyamai mereka. Memang tak diragukan lagi mengingat darah seorang panglima perang tertinggi beberapa tahun silam mengalir ditubuhnya, darah yang sama yang juga mengalir ditubuhku.

"Sejak kau mempertontonkan tampang bodohmu saat melamun itu. Sebenarnya apa yang sedang kau pikirkan? Apa kau merasakan sesuatu yang buruk lagi?" tanya Haera sambil duduk di pinggiran tempat tidurku. Dan satu hal lagi yang menyebalkan  dari Haera, aku tak bisa menyembunyikan apapun darinya, dia selalu bisa menebakku tanpa celah walaupun dia tidak mempunyai kekuatan membaca pikiran.

"Ya dan tidak. Entahlah aku sendiri tidak tahu." Kataku kembali menatap hamparan rumput diluar kediamanku.

"sebenarnya ada yang ingin kusampaikan padamu Luhan, mungkin ini bisa sedikit menjawab perasaan tak enakmu itu"

"Katakanlah"

"Hari ini saat aku pergi memeriksa keadaan di sekitar Ionia bersama klanku, aku melihat Cacus"

"Tunggu. Apa kau tadi sedang membicarakan Cacus penghuni gua itu berkeliaran di Ionia yang cukup jauh dari sarangnya??" tanyaku cepat sambil berbalik menghadap haera, memastikan pendengaranku sendiri tentang apa yang dibicarakanya. Karena setahuku Cacus adalah raksasa penghuni gua yang hampir tidak pernah sama sekali meninggalkan sarangnya.

"Ya. Sebenarnya bukan hanya hari ini aku melihat mereka disana"

"Apa maksudmu?

"Bukan aku sebenarnya yang melihat tapi salah satu klanku Taemin juga sempat melihatnya di...."

"Dan apa yang mereka lakukan disana?" tanyaku mulai tertarik

"Entahlah aku juga tidak tahu Luhan. Kau tahu sendiri peraturan disini, selama tak ada sesuatu yang mengganggu ketentraman penduduk, semua makhluk yang mendiami planet ini mempunyai hak untuk melakukan apapun kecuali ada perintah khusus dari sang penguasa tertinggi untuk menyelidiki ataupun melarangnya"

"Aku sudah terlalu sering mendengar itu dari appa dan eomma. Mereka membicarakannya seolah itu adalah dongeng pengantar tidurku, dan kau tak perlu menambah daftar satu orang lagi yang akan  membacakan semua peraturan menyebalkan itu dihadapanku nona Xi Haera" kataku sedikit kesal mendengar semua peraturan itu yang terus diulang-ulang sepanjang hidupku

"Aku hanya mengingatkanmu, kadang aku heran bagaimana mungkin orang sepertimu bisa menjadi kepercayaan kris bahkan deus"

"Hei.. aku ini cerdas Haera, jadi tak salah mereka percaya padaku. Jadi apa sebenarnya yang di lakukan cacus disana. Apa mungkin mereka mencari makan??"

"Mencari makan katamu? Di Ionia ??yang benar saja Luhan.. apa tanpa sepengetahuanku mereka mengganti makanan favorit mereka menjadi roti alih-alih daging??"

"Ah.. kau benar. Setahuku mereka memang msh menyukai daging" jelasku, karena memang tak mungkin cacus mencari makan ditempat yang banyak menjual berbagai macam kue itu. "Sepertinya aku harus membicarakan ini pada Kris sebelum menemui deus"

"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu, aku hanya ingin menyampaikan itu. Sampai bertemu di medan perang kakakku tersayang"

Aku hanya tersenyum kecut mendengar ucapan spontan adikku itu. Medan perang? Apa benar akan terjadi perang? Sepertinya hari esok akan menjadi hari-hari yang cukup melelahkan.

TBC

_____________________________________

hhhhh... akhirnya slese juga ni first part.

this is my first story ib wattpad.

jgan lupa coment n vote ^^

Find it : when it start?Where stories live. Discover now