Chapter 1

1.9K 249 39
                                    

Dinginnya angin malam yang menusuk tulang sama sekali tidak dirasakan oleh seorang gadis berperawakan mungil saat ini.

gadis itu berlari dengan hanya mengenakan blouse tipis putih selututnya ditengah rintiknya hujan yang membasahi kota seoul.

Walaupun kakinya tak beralaskan apapun, ia terus berlari tanpa henti.  mengesampingkan rasa sakit karena gesekan kaki kecilnya dengan aspal kasar disepanjang jalan.

Karena yang dipikirkannya saat ini hanyalah satu...

Ia tidak boleh tertangkap, ia harus pergi berlari sejauh mungkin.

Airmata sudah bergerombol keluar membasahi paras cantiknya yang dipenuhi luka dan lebam. Langkahnya sempat terhenti saat ia merasa tidak sanggup untuk berlari.

Namun..

"IRENEE!! DIMANA KAU?"

gadis bernama irene tersebut terlonjak kaget saat mendengar teriakan suara bass seseorang yang memanggilnya.

Ia seketika langsung berlari kembali. melupakan rasa sakit dikakinya yang sudah memar dan terluka.

Irene terisak pedih, ia sudah tidak sanggup lagi, kepalanya mulai pening dan matanya mulai berkunang. tapi ia harus tetap bertahan..

ia tidak boleh sampai menyerah dan tertangkap kembali.

====

Suasana terasa sangat mencekam disebuah markas usang yang dihuni oleh empat pria disana.

keempat pria tersebut terdiam dengan tubuh dan wajah mereka dihiasi penuh luka.

tak ada yang bersuara, mereka terhanyut dalam pikiran masing-masing.

Disana hanya terdengar suara gemercik hujan dari luar dan kepulan asap rokok yang menyelimuti ruangan.

kondisi seperti ini membuat pria berwajah manis yang terduduk bersandar di dinding gusar.

ia mengigit bibir bawahnya yang sudah berdarah, gugup.

pria itu berdiri. menghampiri seorang pria berperawakan tinggi yang sedang merokok dengan tenang, disofa usang disana.

pria berbadan tegap itu adalah yang paling banyak mendapat luka diantara mereka semua. namun begitu ia seperti tak merasakan apapun, masih tetap merokok meski bibirnya telah robek dan berdarah.

"M-mino... aku minta maaf harusnya aku berhati-hati tadi, jika saja a-ak-"

"Sudahlah jaewon..."ujarnya dingin pada pria berwajah manis tersebut.

"Tapi.. "

"Hentikan.." pria bernama Mino itu beranjak dari duduknya di sofa usang yang tadi ia duduki.

ia menghisap erat rokoknya. sebelum akhirnya membuangnya asal kelantai

Mino melenggang pergi keluar ruangan tanpa mengucapkan sepatah katapun, meninggalkan rekan-rekan kerjanya yang sudah seperti sahabatnya menatap khawatir padanya.

"Sudahlah jangan terus menyalahkan dirimu" sahut salah satu temannya disudut ruangan.

Jaewon berbalik, ia menatap kecewa temannya."Tapi bob.. kalau saja aku tidak ceroboh mino tidak akan dipukuli oleh sajangnim dan kita bisa mendapat banyak uang malam ini"

"Kau masih memikirkan uang disaat seperti ini apa kau gila. Keselamatanmu yang paling penting"

"Hanbin benar jaewon"sela pria berbadan tinggi menjulang menepuk bahunya.

"Tapi Seunghoon, karena akulah mino harus mendapat hukuman dari sajangnim". Seunghoon menggeleng tidak menyetujui apa yang dikatakan oleh jaewon"dia tidak akan pernah marah karena dipukuli ataupun kehilangan uang , tapi lain halnya lagi jika ia kehilangan seorang teman".

Jaewon menghela napas, ia terduduk lemas disofa. Mengacak rambutnya frustasi, Merutuki kebodahannya yang membuat misi mereka gagal kali ini.

-


Mino berjalan sendirian menelusuri kota seoul, ditemani sepuntung rokok ditangannya dan udara malam yang semakin dingin sehabis hujan. ia ingin Menenangkan pikirannya yang penat akhir-akhir ini.

ia merasa lelah hidup seperti ini.

Ia ingin memulai kehidupan baru dan menjalani kehidupan yang normal seperti orang lain pada umumnya.

Tapi sepertinya itu tidak mungkin terjadi.

Ditengah pikirannya yang berkecambuk, Mino memicingkan matanya saat ia melihat seseorang berlari kearahnya.

Matanya membulat saat ia mendapati seorang wanita tiba-tiba menubrukkan dirinya pada mino, gadis itu mencengkram jacket mino begitu kuat.

"Ahjussi.. t-tolong...ak-u.. hiks... t-tolong..aku.. t-takut" pintanya terbata dengan terisak kencang.

Mino tidak dapat melihat dengan jelas wajahnya, karena rambutnya yang berantakkan menutupi sebagian wajahnya.

Mino terdiam. Ia tidak tau harus bagaimana menghadapi situasi seperti ini.

dalam hidupnya ia tidak pernah menolong orang lain sebelumnya.

jika bukan karena misi yang ia jalani.

"Tolong aku.. kumohon to-long a-"

Cengkraman dijaket mino semakin melonggar, mino tersentak kaget saat wanita yang ada didepannya perlahan menutup matanya.

dengan sigap mino segera menahan tubuh wanita tersebut agar tak terjatuh dijalanan aspal yang kotor dan dingin.

"Hey.. kau kenapa?" Guncang mino pada tubuh gadis tersebut yang tidak bergerak sedikitpun. mino berdecak kesal, ia sangat benci harus terlibat dalam masalah orang lain.

Mino bisa saja meninggalkan gadis dipelukannya ini ditengah hujan jika ia mau, karena ia bukanlah tipe orang baik yang akan peduli dengan orang lain.

tapi entah kenapa ia merasa tidak bisa kali ini. hatinya merasa terenyuh.

Dengan ragu tangan mino mencoba menyingkap helaian rambut yang menutupi wajah gadis ini. Ia tersentak kaget dengan apa yang ia lihat, antara terkejut dan juga terpesona diwaktu yang sama.

Walaupun wajahnya lebam dan dipenuhi luka, namun tetap saja hal tersebut tidak menutupi kecantikannya.

ia benar-benar cantik, wajahnya begitu polos dan ia terlihat seperti gadis baik yang lugu.

Mino tidak habis pikir siapa yang tega melakukan hal seperti ini padanya. Hati mino terdorong walaupun ia tidak mengenal gadis ini sama sekali tapi entah kenapa ia ingin sekali menolongnya

Melindunginya..

Tanpa berpikir panjang lagi mino membawa gadis dipelukannya. Ia tidak peduli apapun resiko yang akan ia tanggung nanti jika ia menyelamatkan gadis ini.



Tbc

Gimana nih chapter 1 nya? Membosankan ya? Aku jarang soalnya bikin ff action, tp gara2 nntn drama k2 jdi pengen deh wkwkw.
Oh ya jangan lupa tinggalkan vomentnya.... ^o^

Once Again(Minrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang