A day with Jacob Welington

Start from the beginning
                                    

10 menit kemudian

Gabby selesai mandi, dia keluar menggunakan sweater dan sweatpantsnya dia menghampiri Jacob yang menunggunya diranjangnya. Setelah Gabby sampai diranjang. Jacon tengah tertidur. Dia melepas kaca matanya. Gabby terpikir satu hal.
'Bukannya ini curut?'
Gabby mengambil tas dan mengenakan kembali kacamata nya, lalu dia membangunkan Jacob yang mirip curut ini

"Jac, Wake up"
"Hmm." gumam Jacob menggeliat dan membuka matanya
"Oh. You ready?"
"Yeah. Ayo" ajak Gabby menuju pintu
"Kau bawa kendaraan?" tanya Gabby saat berjalan beriringan menuju parkiran
"Ya. Aku bawa mobil"
"Apa kau tidak sekolah?" tanya Gabby
"Aku bolos hari ini"
"Why?"
"Menemanimu tentunya"
"But-"
"Tidak ada tapi-tapian. Kau harus pulang ayo masuk" ucap jacob membukakan pintu mobilnya untuk Gabby.
Gabby masuk dengan pasrah terserahlah.
"Dimana rumahmu?"
"Street st. Louis no 15"
"Kau mau makan dulu?"
"Drive trhu saja"
"Mcd or pizza?"
"Pizza wohoo" teriak Gabby
Jacob memandangnya dengan senyum puas. Tidak sia siap penyamarannya.
Jadi Jacob yang bersama Gabby sekarang adalah Jacob yang pernah nginep dirumah Gabby waktu itu.

Dengan segera Jacob mengegas mobilnya menuju Pizza shop terdekat dan memebli satu box dengan 6 potongan Pizza.
"Kau ingin sesuatu lagi?"tanya Jacob setelah dari Pizza shop.
"Kalau kau tidak keberatan, aku akan belanja bulanan hari ini. Kau mau ikut?"
"Boleh. Aku akan menemanimu"
"Thankies Jac" ucap Gabby memeluk tubuh Jacob dari samping.
"Jadi kita kemana?"
"Lebih baik pulang dulu. Kita bisa kesana menggunakan Skateboard. Kau bawa?"
"Selalu ada dalam mobil"
"Good. Ayo pulang!!!"

Jacob POV

Aku bolos sekolah hari ini. Aku juga tak menyangka mom dengan Jillian -mama gabby- berteman. Jadi aku disuruh Jillian untuk menjaga Gabby dengan penyamaran (mulmed sebelah kiri) Dan sekarang aku dan Gabby sudah berada di rumahnya. Dia terlihat bahagia tanpa beban apapun dalam hidupnya.

"Masuklah tunggu sebentar ya?!" ucapnya meninggalkanku disofa
Aku berkutik dengan ponselku. Dan tidak ada pesan masuk ataupun Grup chat dari Magcon. Mereka tidak menyadari bahwa aku bolos sekolah untuk menemani Gabby.

"Ayo"
"Sebentar" ucapku menuju mobil dan mengambil Skateboard miliku. Dia berada didepan pintu dengan Skateboard yang diapitnya.
"Sudah?" tanyanya menghampiriku
"Sudah. Ayo"

Kita menuju supermarket terdekat.
"Bagaimana jika balapan?"
"Kau menantangku Ms.Anderson?""
"Kurasa" dia langung pergi melesat jauh dihadapanku
"Kau curang" ucapku mengejarnya.
Akhirnya aku mendahuluinya.
"Wlee :p"
Sialan dia mendahului ku -lagi-
Terserah lah yang penting sampe. Tar kalo jatoh gimana?

"Gabbb awasss!!!" teriakku
Nah kan kena batunya kan elo.

Gabby POV

"Gabb awasss!!!" teriak Jacob. Apaan?

Bruuukk

"Ouch. Awww"
Aku menabrak orang. Sialan. Baru saja keluar dari rumah sakit. Malah kena masalah
"Maaf" gumamku menunduk
"Tak apa. Aku juga minta maaf" ucapnya menyodorkan tangan.
Aku menerima tangannya tapi masih menunduk.
"Gab. Kamu gapapa?" jacob mirip curut dateng.
"Eh? Um gapapa kok"
"Gabb?"
Aku mendongak menemukan laki-laki berambut putih wajahnya mirip sekali dengan Sammy. Apa iya itu dia?

Sammy POV
Waa gue balik lagi.. Gimana keren gak mulmednya muehehehe
Udah back to the story

Aku ditabrak anak kecil. Kurasa bukan anak kecil. Dia seumuran denganku. Kemudian temannya datang. (Nah ini baru anak kecil).
"Gabb, kamu gapapa?"
"Eh? Um gapapa kok"
Gabb?
"Gabb?" tanyaku
Dia mendongak melihatku dengan mata memicing lalu membulat.
"Kau tak apa?"
"Tidak. Ayo Jac" ucapnya menarik tangannya dari tanganku dan menarik tangan temannya.
"Wait" ucapku menghampiri dan memegang bahunya
"Kau siapa?"
"Kau tak ingat aku?. It's me Sammy" ucapku girang. Jujur aku kangen makhluk satu ini.
Dia menatapku tak percaya sekaligus bingung, apa karena gayaku dan warna rambutku?. Entahlah.
"Gabb. You okay?" tanya temannya
"Yeah. Ayo pergi"
Kurasa dia masih tersakiti dengan kejadian beberapa bulan yang lalu. Tau seperti ini aku tidak akan mengikuti Kendall dan tetap bersama Gabby.

Well aku belum cerita tentang kendall kan? Sudahlah aku tak ingin mebahasnya.
Mungkin ini setimpal dengan perbuatanku pada Gabby waktu itu.

Gabby POV

Aku tidak percaya ini. Benar-benar tidak percaya. Sammy? Benarkah dia itu? Dia terlihat tua dengan warna rambut putihnya, tapi bukannya dia- ah sudahlah!

"Hey. Kau melamun"
"Hm. Engga"
"Siapa dia tadi?"
"Teman" senyumku yang terlihat Fake
"Really? Biasanya bila teman kau akan berlari dan memeluknya. Sedangkan tadi kau bahkan hanya menatapnya dengan tatapan bingung"
"Apa berlari dan memeluknya termasuk jangkauan teman?"
"Entahlah tapi murid sekolahku bersikap seperti itu saat dia bertemu sahabatnya"
"Siapa namanya?"
"Entahlah aku tidak mengenalnya"
"Ayo bayar ini dikasir" ajaku

Kita berdua menyudahi percakapan tidak jelas tadi dan menuju kasir membayar ini semua. Setelah selesai kita kembali menaiki Skateboard buat pulang kerumah kali ini aku juga bingung. Setelah sekian lama Sammy meninggalkanku dan ini yang kulihat?

"Kau tak apa?"
"Y-yeah" ucapku
"Ayo masuk" aku sudah dirumah sekarang. Aku meletakan barang-barang yang kubeli disofa dan duduk disebelahnya.
"Duduklah. Gak usah sungkan lagian cuman ada kita dirumah"
"Thanks" ucapnya

Jacob POV

Aku masuk dan duduk diruang tamu Gabby. Aku ingin bertanya soal daniel. aku menyalakan perekam suara
"Gab?"
"Yeah?"
"Bolah aku bertanya?"
"Tentu. Tanyalah"
"Kau punya teman dekat? I mean sahabat?" tanyaku ragu
"Ya, aku punya satu. Tapi entahlah aku tidak tau dia mengangapku apa" kulihat Gabby tersenyum miris. Aku tau apa yang terjadi Gabb.
"Apa kau punya masalah dengannya?"
"Kurasa" jawabnya ragu
"Kau bisa ceritakan apa yang terjadi?"
"Aku ingin. Tapi gak buat sekarang okey?"
"Okey. Ceritakan setelah kau siap"
"Ya"

Lalu terbesit diingatanku orang yang menabrak Gabby tadi. Siapa dia? Aku akan bertanya

"Gab?."
"Apa?"
"Siapa yang tadi menabrakmu?"
"Siapa? Oh dia Sammy"
"Sammy? Kau pernah kenal sebelumnya?"
"Ya. Dia mantan pacarku"
"Kau punya mantan ? Yang benar saja"
"Yeah i know it's imposible. Nerd sepertiku dengan dirinya sangat tidak mungkin ya kan?"
"Uh. Bukannya aku menjelekanmu. Tapi benar. Aku ingin tau siapa dia"
"Sudah kubilang dia mantanku"
"Bukankah kau tadi bilang dia itu temanmu?"
"Aku bohong"
"Why?"
"Sudahlah ada saatnya kau tau yang sebebarnya."
"Dan aku akan menunggu itu Rein" aku mematikan rekaman suara tadi dan menyimpannya
"Ayo makan. Aku lapar" ajaknya beranjak dari sofa. Aku mengikuti dia dan sampai didapur. Membuka pizza yang tadi dan memanaskan sebentar di mikrowife dan membuat jus atau sebagainya untuk menunggu.

"Gabb?"
"Hmm"
"Apa kau tidak kesepian berada disini?" tanyaku
"Tidak. Mulai sekarang aku betah berada dimanapun sendirian. Sekalipun dalam keramaian."
"Kau gadis kuat" ucapku tidak sadar
"Makasih"
"Benar. Kau sungguh kuat menghadapi sikap sahabatmu dan kau kuat menjalani hidup dengan sel kanker mu"
"Jacob itu semua cobaan"
"Terserah. Ayo makan" ucapku

Kita makan sampe sore dateng gue harus pulang.
"Gab, lo gapapa kan gue tinggal sendiri?"
"Iya gapapa. Thanks ya Jac"
"Oke. See ya"
"See ya" akupun masuk mobil dan melrpas kacamata ku mengusap wajahku kasar lalu menjalankan mobil pulang kerumah.

Regret✔Where stories live. Discover now