4

13.6K 1K 34
                                    

Selamat membaca.....

Sabtu pagi ini, Dean sudah membuat janji dengan Astha untuk membuat tugas sejarah yang di berikan oleh gurunya kemarin. Mereka berencana untuk mengunjungi Galeri Nasional di kota. Tadinya Dean berencana untuk menjemput Astha, namun Astha menolak Dean mentah-mentah. Astha bilang mereka cukup bertemu di Galeri Nasional tidak perlu ada acara jemput-jemputan segala. Mau gimana lagi Dean hanya bisa menurut, yang penting hari ini Dean akan menghabiskan waktu bersama Astha. Ya, walaupun ini hanya tugas sekolah tapi bagi Dean ini pemanasan kencan dalam hubungan dirinya dan Astha.

Dean sudah siap, dengan segera dia melangkahkan kakinya menuju garasi. Dean mulai melajukan mobil Honda HRV merahnya menembus jalanan kota yang agak padat di sabtu pagi ini.
Jarak rumah Dean menuju Galeri Nasional cukup jauh, jadi dirinya memutuskan untuk pergi lebih awal.

Sementara di lain tempat, tepatnya rumah Astha.
Astha sudah siap dengan polo shirt biru muda yang ia padukan dengan celana denim pendek yang memperlihatkan kaki jenjangnya yang putih dan sepatu Nike berwarna biru navy dengan corak nike putih. Tak lupa slingbagnya  yang berisi alat tulis untuk mengerjakan tugas nanti.
Astha sudah bersiap untuk pergi, hari ini Astha akan berangkat di antar supir seperti biasa karena mamanya Astha tidak akan pernah mengijinkan Astha mengendarai mobil sendiri.
Butuh waktu 30 menit perjalanan untuk Astha sampai di Galeri Nasional.

Sampai di Galeri Nasional Astha langsung turun dari mobil dan segera membeli dua tiket untuk masuk. Astha dan Dean janjian di Lobby Galeri, supaya mereka mudah untuk saling menemukan.
Tak lama Astha menunggu, nampak Dean memasuki gedung Galeri Nasional.

Dean terpaku menatap Astha yang sedang berdiri, kenapa bisa ada cowok seimut Astha, kulitnya yang putih mulus bahkan wanita pun kalah. Kaki jenjangnya yang putih mulus membuat Dean menelan ludahnya. Dean heran apakah kali ini dirinya memang sudah benar-benar menjadi maho sejati? Tanya Dean pada dirinya sendiri.

Astha nampaknya sadar sedang di perhatikan oleh Dean.

"Radean, woi. Sini!" Panggil Astha sambil melambaikan tangannya.
Dean yang tersadar dari lamunannya segera menghampiri Astha yang memanggil dirinya.

"Ngapain lo bengong di situ? Kalo Kesurupan kan gue yang repot." Ujar Astha ketus.

"Cie.. yang khawatir sama calon pacarnya." Goda Dean.

"Bacot lo ya De, udah diem-diem. sekarang cepet masuk dan kita selesaikan tugas kita terus pulang.!" Perintah Astha pada Dean.

"Kok buru-buru banget sih, emang lo ada acara habis ini?" Tanya Dean sambil melangkah masuk.

"Banyak,! Udah buruan ah," jawab Astha.

Dean kemudian mulai melihat-lihat apa yang harus dia jadikan bahan tugasnya, tapi dia sama sekali tidak paham dengan apa yang ada di sini. Tempat ini membuat Dean ngantuk dan menguap berkali-kali. Berbeda dengan Dean, Astha asyik melihat satu persatu lukisan yang berjejer di dinding Galeri.

"Ini yang ke 15 kalinya elo nguap di sini ya De.!" Ucap Astha tiba-tiba.

Dean hanya meringis, kenapa Astha perhatian sekali pikir Dean.

"Jadi elo itungin beb, berapa kali gue nguap?" Tanya Dean.

"Gak !!! Mati aja lo sono." Ujar Astha.

Dean terkekeh mendengar jawaban Astha. Dean heran, kemarin Astha terlihat baik saat menangis  bahkan dia mau memeluk Dean dan menangis di bahu Dean, tapi sekarang lihatlah jiwa ketus dan juteknya keluar lagi, sungguh membuat Dean gemas sendiri.
Dean tersenyum sendiri menatap wajah Astha yang kesal.

Hoaaam, Dean menguap lagi, Astha benar-benar tidak tahan melihatnya. Kalau Dean bosan kenapa harus mengajak ke tempat  seperti ini, batin Astha. Astha bergegas mencatat keterangan yang ia butuhkan. Setelah selesai dia langsung menarik lengan Dean keluar dari Galeri. Di luar cuaca sedang panas sekali. Astha mencari bangku kosong untuk duduk. Setelah menemukannya Astha langsung menyeret Dean untuk duduk. Dean hanya menurut saja dan langsung mendaratkan pantatnya di bangku.

I won't Give Up(let me love You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang