#13 Kim Mingyu

4.8K 257 13
                                    

Left-handed
Kim Mingyu – Min Ahra (OC)
Seventeen Love Story
LeeHyunra
Caramel Macchiato

Ahra menyukai Mingyu. Mungkin, itu bukan rahasia umum lagi. Mengingat Ahra dan Mingyu memang telah menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih selama satu tahun lamanya. Tidakkah kalian penasaran bagaimana bisa seorang Min Ahra yang terkesan tertutup akan orang diluar sana dapat tertarik dengan Mingyu – seorang pria yang sangat sangat terkenal di kampus?

Beginilah ceritanya..

Pagi itu. Ahra dan sahabatnya Hyunra – seperti biasa menghabiskan waktu mereka di kantin – untuk sekedar mengisi perut mereka, sebelum berkutat dengan mata kuliah yang akan mereka lalui.

Tentu, mereka tidak makan berdua. Mereka selalu makan bertiga bersama kekasih Hyunra yang kelewat kutu buku namun sialnya tetap terlihat keren, Wonwoo. Tapi, ada yang berbeda hari ini. mereka tidak makan bertiga – melainkan makan berempat bersama sahabat Wonwoo yang dengan tiba-tiba bergabung tanpa undangan. Mingyu – Kim Mingyu.

Jujur, Ahra tak mengetahui dengan jelas asal-usul pria berkulit rada redup ini. Hanya satu hal yang pasti, dia terkenal sebagai Playboy tingkat akut di kampus ini.

Acara sarapan mereka kini diwarnai dengan keheningan. Tak ada yang berbicara diantara mereka berempat, kecuali sepasang kekasih yang kini tengah bersuap-suapan ria.

Ahra kesal, tidak lebih tepatnya Ahra cemburu dengan sahabatnya itu. Terhitung, sejak Ahra lahir hingga detik ini – Ahra tak pernah sekalipun merasakan apa itu yang namanya kencan. Ahra tak tertarik. Bagi gadis Min ini, semua pria sama dan tak ada yang spesial.

Hingga –
Pemilik mata sayu itu menangkap sesuatu yang baginya sangat sangat mengagumkan.

“Kau terlihat keren..” celetuk Ahra pada Mingyu – yang sontak saja membaut pria tinggi itu menghentikan acara makannya. Bukan hanya Mingyu, pasangan Wonwoo dan Hyunra pun kini menghentikan acara suap-suapan mereka dan menatap Ahra tak percaya.

‘Sejak kapan gadis Min itu tertarik dengan Mingyu’ kurang lebih itulah yang dipikirkan oleh Wonwoo dan Hyunra.

“Keren? Biasanya mereka memanggilku tampan bukan keren” percaya diri Mingyu yang sontak saja membuat Wonwoo dan Hyunra mual tanpa alasan.

“Tampan? Kau tak tampan – menurutku lebih tampan Wonwoo, kekasih sahabatku itu” jawab Ahra santai dengan matanya mulai melirik kearah Wonwoo.

Mendengar jawaban Ahra yang kelewat ajaib, sontak saja membuat Hyunra dan Wonwoo menahan tawa gelinya. Astaga, Wonwoo dan Hyunra benar-benar tak mengerti dengan jalan pikiran Ahra.

Mingyu tertohok. Ini adalah pertama kalinya bagi Mingyu dikatakan tak tampan oleh seorang gadis. Biasanya, Mingyu selalu dijejali banyak pujian akan ketampanannya. Tapi, apa ini? bagaimana bisa gadis dihadapannya ini mengatakan bahwa Mingyu tak tampan?

“Mak-sud-mu?” tanya Mingyu penuh penekanan pada sang gadis.

Tak lupa, kedua mata Mingyu kini tengah menatap Ahra tajam – sangat tajam.

Namun, Ahra tetaplah Ahra. Gadis Min itu tak gentar dengan tatapan tajam Mingyu yang seakan menusuk relung sanubari. “Kau keren Kim Mingyu, sangat!” ujar Ahra berbinar. “Tangan kirimu sungguh keren”.

Bukan hanya Mingyu yang mengernyitkan dahinya tak mengerti, Wonwoo dan pasangannya pun – kini melakukan hal yang sama.

“Tangan kiriku?”

Ahra mengangguk. “Ya, Kau kidal dan aku menyukainya”

“Aku menyukaimu, Kim Mingyu” aku Ahra – yang kali ini tak hanya membuat Wonwoo, Mingyu dan Hyunra shock, namun seluruh penghuni kantin pun berhasil dibuat Shock dengan pengakuan tiba-tibanya itu.

“Aku juga menyukaimu, Min Ahra. Ayo kita berkencan”

Dan sejak saat itu – mereka resmi berkencan.

--

Mungkin kalian merasa aneh, dengan proses jadian Mingyu dan Ahra yang kelewat singkat itu. Sebenarnya tidak sesingkat itu. Mingyu telah lama memperhatikan sahabat dari pacar sahabatnya itu. Ahra itu unik. Ia gadis yang selalu fokus dengan Notebook dan tablet-nya kemanapun ia pergi.

Awalnya Mingyu merasa aneh, mengapa ada gadis seaneh Ahra? Ahra itu cantik – tapi, kelakuannya yang tertutup itu entah mengapa menutupi semua kecantikan Ahra.

Tapi itu dulu, setelah menghabiskan sarapan bersama Ahra, Wonwoo dan Hyunra – Mingyu sadar, Ahra tidak semembosankan itu.

Gadis itu unik. Unik dengan segala hal yang ia punya dan dengan segala yang ia rasa. Bagaimana bisa gadis seperti Ahra tertarik pada Mingyu hanya karena tangan kirinya dan bukan karena ketampanan wajahnya? Gadis itu sungguh unik bukan.

Karena keunikan Ahra itulah – akhirnya Mingyu memilih Ahra untuk menjadi pacar satu-satunya dan menanggalkan gelar Playboy yang selama setahun belakangan ia sandang.

Dan ternyata, pilihan Mingyu memanglah benar.

Pria itu tak salah memilih gadis.

Min Ahra memang cocok untuk seorang Kim Mingyu.

--

“Sayang, ayo kita pulang” ajak Mingyu pada Ahra – setelah Mingyu melihat sang gadis yang kini duduk sendiri di meja kantin.

“Gyu, kau pulang duluan saja. Aku masih ada urusan”

“Urusan?” ulang Mingyu memastikan bahwa pendengarannya memang tidak salah.

Ahra mengangguk. “Iya, aku masih harus kerja kelompok dengan Winwin setelah ini”

Mendengar nama pria lain terucap dari mulut gadisnya sendiri. Entah mengapa membuat Mingyu tak suka. Ahra hanya boleh menghabiskan waktunya dengan Mingyu – tak boleh yang lain. Dan apa itu? sejak kapan gadisnya ini dekat dengan bule cina.

“Kalian hanya berdua?”

Sekali lagi Ahra mengangguk.

“Tidak boleh” putus Mingyu yang sontak saja membuat Ahra membulatkan matanya tak percaya.

“Waeyo? Ini tugas kuliah Gyu” jelas Ahra berharap kekasihnya ini bisa mengerti dan mengizinkan ia untuk belajar bersama Winwin – pria putih yang tak kalah tampan dari kekasihnya.

“Pokoknya. Sekali tak boleh – tetap tak boleh”

“Kalian bisa kerja kelompok via email bukan? Aku akan membantu mu mengerjakan tugas” lanjut Mingyu yang langsung saja satu tangannya menarik Ahra untuk segera pergi dari area kantin.

“Gyu – please, bagaimana bisa aku bek-“

Ucapan Ahra seketika tercekat saat Mingyu dengan sengaja menghentikan langkahnya dan memutar tubuhnya hingga tubuh mereka bertubrukan.

“Ku bilang tak boleh – tentu tak boleh. Cup~”

Satu kecupan tepat mendarat di bibir mungil Ahra.

“Aku akan memberitahu bule cina itu dan aku akan menginap di rumahmu” sambung Mingyu. Setelah itu Mingyu pun mulai melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

“Mwo? Menginap? Untuk?”

Langkah mereka lagi dan lagi terhenti.

“Aku akan membantumu mengerjakan tugas sayang” bisik Mingyu yang sontak membuat Ahra membatu ditempatnya. Geli – itulah sensasi yang dirasakan oleh Ahra saat ini.

Nafas Mingyu yang menerpa telinga dan lehernya – sungguh memberikan efek geli yang sangat kentara.

“Kajja!!”

.
.
.
.
.
.

Ahra menyerah.
Sekuat apapun, Ahra menolak Mingyu – tapi tetap, pria tiang listrik itu tentu akan menang.
Mau tak mau, Ahra pun setuju dengan semua permintaan Mingyu.
Termasuk membatalkan acara kerja kelompoknya.




‘Maafkan aku, Winwin’ – Ahra

‘Ahra hanya milikku – tak boleh ada yang mendekatinya, kecuali Kim Mingyu’ – Mingyu

‘Ahra kemana? Bukankah hari ini jadwalnya belajar bersama?’ – Winwin




160927

SVT' Love Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang