perjanjian cinta part 36

5.3K 189 5
                                    

**
Udara kota Bandung memang selalu terasa dingin dan menyejukkan. Ditambah dengan guyuran hujan pagi hingga siang yang baru reda hingga sore ini. 

Angin berhembus terasa menusuk kedalam tulang. Namun bayi tampan ini tampak begitu nyaman berada dalam dekapan sang bunda. Kedua matanya terpejam dengan tangan yang menggenggam kuat jemari sang bunda yang baru bisa dirasakannya lagi. 

"Haus ya sayang? 
Maafin bunda yaah.. Bunda gak bermaksud tinggalin El ko. Bunda gak ada maksud sama sekali sayang.." terdengar suara mila begitu pelan dan lembut. Ie mengelus wajah jagoan mungilnya yang tengah ia berikah Asi. Bibirnya tak henti tersenyum saat melihat wajah bayi tampan yang menenangkan dipangkuannya. 

"Tuh kan, gue bilang juga apa. Dia tuh kangen sama lo tau mil. Lihat tuh tangannya sampe genggam tangan lo gitu. Dia gak mau jauh dari bundanya. Dia gak bisa jauh dari elo mil.." mila menoleh kaget mendengar suara kevin dan mendapati sosok suaminya itu sudah berdiri dihadapannya. 

Mila langsung memalingkan wajahnya. Rasanya muak sekali melihat wajah kevin yang menurutnya sangat menjengkelkan dan menyebalkan itu. 

"Masih marah?" kevin mendongakan wajahnya polos. 

"Menurut lo?" ketus mila sewot. 

Bibir kevin tersenyum kecil. Sifat ketus istrinya ini memang sudah mulai terbiasa untuknya. Ia mulai hafal bagaimana sikap mila yang selalu emosi jika didepannya. Apalagi hari ini ia sudah melakukan kebohongan pada istri tercintanya itu. 

"Bobonya lelap banget sayang? Seneng yah bunda udah ada disini lagi? Muach, El pasti seneng udah bisa dipangku bunda lagi. 
Ayah juga seneng lihatnya." kevin menyentuh puncak kepala El lalu mengecupnya lembut. Bibirnya tak henti tersenyum melihat wajah jagoan kecilnya yang terlihat sangat nyaman berada dalam pangkuan sang bunda. 

"Lo tuh tega tau gak sama gue. 
Lo tuh jahat vin! 
Mau lo tuh sebenernya apa sih? 
Lo mau bikin hidup gue tambah hancur IYA.." mila menatap kevin dengan mata berkaca. Suara isakan sampai terdengar keluar dari mulutnya. 

"Gue cuma mau El deket terus sama lo mil. Gue cuma mau dia gak jauh dari bundanya. Apa gue salah?" ujar kevin membalas tatapan mila dengan teduhnya. 

"PLAAKK!!!" 

Bukannya ucapan lembut yang mila keluarkan, melainkan sebuah tamparan melayang tepat diatas pipi kiri kevin. 

"Gue tuh pingin kejar cita-cita gue vin. Kalo gue disini terus, kapan semua impian gue bisa terwujud? 
Kapan gue bisa jadi pengusaha sukses seperti bokap? 
Kapan gue bisa jadi apa yang gue inginkan dari kecil? Kapan vin?" dua sungai kecil mulai keluar dari sudut mata mila dengan sendirinya. 

Kevin hanya diam. Ia memegang pipi kirinya yang terasa cukup sakit akibat tamparan mila. 

"Satu tahun udah gue lewatin disini. 
Dirumah ini, dan itu sama elo. 
Bahkan gue udah kasih lo satu orang anak. Kasih kedua orang tua gue dan orang tua lo cucu. 
Tapi apa gak ada sedikit pun celah buat gue kejar impian gue? 
Apa gak ada vin..? Hiks.." Dada mila terasa semakin sesak. Air matanya terus keluar tanpa bisa ditahannya lagi. 

"Selama ini gue udah mengalah. Gue udah coba buat nurutin keinginan orang tua gue. 
Gue relain pendidikan gue terabaikan selama satu tahun. Gue coba relain vin.. Tapi apa balasannya? Lo malah buat gue semakin sulit! Lo buat gue sulit kevin.. Hiks.." 

"Lo bohongin gue. Lo bilang El rewel disini, lo bilang kalau dia nangis terus, gak mau dikasih susu formula. Tapi apa? 
Kenyataannya justru dia gak kenapa-napa. Dia anteng vin, dia gak rewel. Lo cuma ngerjain gue aja. Gue BENCI tau gak sama lo. Gue bencci..." mila menunduk lirih penuh kesedihan. Air matanya tak henti mengalir dengan segala kesesakkan didada dan kenyataan yang membuatnya semakin membenci kevin sang suami. 

Perjanjian Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang