"Nggh"
"Gabby? Syukurlah" ucapku bernafas lega
"Dimana aku?"
"Hospital"
"Aku.. Ugh Kau kelelahan dan ada sel kanker didarahmu. Aku turut sedih akan hal itu"
"Tak apa aku baik. Maaf sudah merepotkanmu"
"Tak apa. Apa kau pernah hujan-hujan?"

Ceklek

Orang tua Gabby masuk dan memeluk Gabby, mereka berdiri disisi kasur satunya.
"Ya. Kemarin tepatnya"
"Kau bisa ceritakan?"
"Sure. Setelah kau keluar kelas, aku juga ikut keluar dan nungguin daniel menghampiri ku seperti biasanya. Aku tidak melihat tanda-tanda daniel lalu aku melangkah keluar gedung dan bertujuan mengunggunya di depan gerbang. Kira-kira 20 menit aku mengunggu tidak menemukan daniel juga. Nah pas itu kan mendung gelap banget terus aku jalan cepet-cepet takutnya keburu malem. Nah pas aku udah setengah jalan hujan turun, aku gak nemuin tempat buat berteduh jadi aku tetep jalan aja soalnya udah malem juga. Pas itu aku gak bawa Hp jadi aku gak bisa hubungin Daniel, aku khawatir sama daniel nanti pulangnya gimana jugakan?. Pas aku nyampe didepan rumah mobil melintas cepat dan air kotor mengguyurku, lalu segera aku masuk rumah, mandi terus tidur" gabby mengakhiri ceritanya.
"Apa daniel tidak bersamamu saat itu?"
"Enggak mom. Aku sama dia beda kelas tapi kelasnya sebelahan. Pas itu aku gak tau daniel ada diamana. Nah pas salah satu temenya dateng aku tanyain ternyata dia udah pulang bareng Chole anak baru dikelasnya"
"Kenapa dia meninggalkan mu begitu saja?"bentak Dadnya
"Dad, Gabby tau dad marah, tapi dad ini bukan salah Daniel, ini salahku aku yang yang nekat pulang kerumah jalan kaki udah gitu hujan turun" suaranya parau. Aku hanya bisa menenangkannya dengan menggosokkan ibu jariku dipunggung tangannya
"Sudahlah lebih baik kau istirahat" ucapku menengahi
Aku menidurkan Gabby dan pergi keluar bersama orang tuanya.
"Nash?"
"Ya?"
"Terimakasih"
"Sama-sama Mrs. Saya permisi"

Akupun pergi dan menuju kantin membeli beberapa makanan dan menuju taman. Aku tak habis pikir, bagaimana daniel bisa menelantarkan gadis sebaik Gabby? Bahkan Gabby membela daniel dihadapan orang tuanya. Hanya orang bidoh yang menyia-nyiakan emas sebatang demi emas lainnya yang lebih banyak. Untung aku sudah mendapatkan rekaman cerita Gabby.
Aku mengecek ponsel dan menemukan banyak sekali notifikasi bertengger. Banyak sekali yang mendukung gabby agar sembuh dari kankernya
At Group Chat Magcon
Cam: Gimana keadaan Gabby Nash?
Lox: Yang bener Gabby kena kanker?
Matt: Yatuhan. Kok bisa sih? :"(
Aaron: shh Matt udah gausah nangis bebeb disini cup cup :*
Hunter: gumoh gue
Brandon: gue udah mutah bang
Jacob: Woi kalo mao homo-homoan jan disini
Matt: iya nih mending dirumah gue aja
Aaron: otw
Hayes: gawaras nih berdua
Jacob Sar: gimana keadaannya?
Gue: dia baikan kok
JJ: dirawat di rumah sakit mana?
Gue: st.Monica
Jack: guyss... Nanti pulang sekolah ngumpul dikantin yaa?!
Taylor: ngapain?
Carter: kita bareng-bareng jengukin gabby
Grayson: Iyatuh gue setuju
Ethan: bener tuh. Gue seharian tadi gak ngeliat dia.
Blake: gue gabisa ada kerja kelompok
Gue: bener kata carter, gue juga punya sesuatu yang harus gue tunjukin kekalian
Cam: oke deh. Cabut!!!
JacobSar: eh eh.. Daniel udah tau belom?
Gue: gatau tuh. Emang kalian gak pelajaran apa?
Carter: kitakan...... Bolos
Gue: serahlu lah togel
Lox: dalem Nash dalem. :v
Matt: hahaha. Yaudah buruan cabut!
Cam: kemana?
Hunter: Neraka Cam. Ya rumah sakit lah!
Aaron: mana alamat nya?
Gue: gatau cari aja rumah sakitnya namanya St. Monica

Setelah itu aku tidak mendengar suara bising dari hpku, aku jalan balik lagi ke ugd, aku buka pintunya, lah kosong? Aku balik dan menemukan suster yang tengah melintas
"Sus, yang tadi dirawat disini, dibawa kemana?"
"Tadi udah dibawa kekamar inap nomor 325"
"Makasih ya sus"
"Ya"
Aku menuju lift& menekan lantai 3 dimana kamar 325 berada.
Ting
Liftnya berbunyi dan terbuka
"What the fuck!" umpatku
"Masuklah cepat" ucap lox
Dia benar, sebelum lift tertutup aku masuk dan menekan tombol lantai 3. Aku dan yang lain berdesakan disini. Bayangkan saja kalian bersama 16 orang sahabat kalian dalam lift yang sempit. Berdoa saja semoga tidak ada yang buang angin.
Ting
Akhirnya aku bisa bernafas bebas
"Dimana kamarnya?" tanya Jacob Sartorius
"Nomor 325. Pelan-pelan saja" ucapku
Aku sampai didepan kamar nomor 325, jendelanya sedikit terbuka. Aku bisa melihat gabby yang sedang meringkuk dikasur dan menangis?
"Shh. Dia menangis" ucapku
"But. Why?" tanya Cam
"I dunno. Let me see" ucapku menyalakan perekam suara dan merekam apa yang terjadi didalam.
"Dan lo dimana saat gue butuhin lo?, gue kangen elo yang dulu dan, elo yang dulunya perhatian sama gue, elo yang ngertiin perasaan gue, sekarang mana dan? Bahkan lo gak peduli gue sakit kayak gini. Gue ngerti kehadiran Chole dihidup lo cuman 1 tujuan. Dia pengen elo seutuhnya dan dia juga mau lo jauhin gue. Gue ngerti dan lo gak mungkin suka sama gue dan lo cuman ganggep gue sahabat lo. Tapi gue terima itu dan. Gue terima segala keputusan lo. Dan ini yang gue dapet?. Gue emang ngerepotin lo dan. Sekali lagi maaf kalo gue punya salah sama lo"
Kasian banget ni anak.
"Ketok pintunya" ucapku mematikan rekaman dan menyimpannya. Jacob mengetuk pintu dan terdengar suara parau gadis dari dalam berteriak
"Masuk

Jacob Sartorius POV

Aku mengetuk pintu dan terdengar suara gadis yang kusukai sejak lusa kemarin
" Masuk "
Kita semua masuk, gue gak tahan liat gabby terbaring lemah sebenernya dia duduk sih. Aku langsung berhambur kepelukannya. Pelukan yang sama hangatnya saat aku menginap dirumahnya kemarin minggu. Jujur gue kasian sama Gabby, dan Daniel malah gak peduliin keadaan sahabatnya. Kalo gue jadi Daniel gue gak apan pernah maafin gue sendiri.
"Udah baikan?" tanyaku
"Udah kok" senyumnya terasa tulus meskipun ditutupi wajahnya yang pucat
"Lo barusan nangis ya?" tanya Cam
"Ha.. Eng enggak kok. Siapa yang bilang?" tanya Gabby takut dan menunduk
"Gausah ngelak Gab, kita denger" ucap Lox
"Gue gapapa kok" ucapnya menatap lurus
"Lo bisa hubungin kita kok kalo lo ada masalah atau lo butuh babtuan" ucap Nash
"Thanks guys" senyumnya
"Sama-sama, makan dulu yukk" ajak Hunter
"Yookk." jawab semua gak kalah rame.
Akududuk dikursi sebelah ranjang Gabby, sambil makan dia juga ijut makan. Gak jarang Magcon ngeluarin jokes jayus receh dan gak bermutu.
Saat semua diam konsentrasi makan
"Guys jangan ada yang bilang ke daniel kalo gue sakit kanker" ucap Gabby lirih

Regret✔Where stories live. Discover now