Aku sudah tiduran di sofa ruang tamu sebelum dia datang.

"Han lo gak papa?" tanya Raka sambil memegang kepala ku untuk memeriksa suhu badan ku.

Ini perasaan aku sakit kanker rahim bukan demam berdarah deh!? Pake di pegang kening nya segala, batinku.

"Gak papa cuman kanker rahim.. " ucapku asal.

Raka hanya geleng-geleng mendengar ucapan ku.

"Anterin aku pulang yaa.. Aku mau ambil baju sekalian ke rumah sakit. " ucapku sambil berusaha duduk dan berdiri.

Dia segera memapahku menuju mobil nya. Selama perjalanan aku hanya diam. Raka juga enggan mengajak ku ngomong karna melihat ku yang terus menghadap ke luar jendela kaca mobil.

"Rak.. Makasih ya.." ucapku pelan membuka percakapan.

"Iya Han.. Aku juga makasih sama kamu.." jawab nya.

Kami pun kembali diam dan sibuk dengan pikiran kami masing-masing lagi.

Sesampainya di depan rumah, kulihat Bastian keluar. Aku langsung deg-deg an. Mobil Raka pun berhenti. Aku langsung turun dan menyuruh nya untuk langsung pergi. Untung saja Raka tidak membantah.

"Kamu dari mana?" tanya Bastian saat aku sampai di teras rumah.

"Maaf kemaren aku ada lembur.." jawab ku sambil terus jalan meninggalkan Bastian di belakang ku.

"Kenapa gak ngasi kabar? Aku kemaren hubungin kamu tapi gak kamu angkat.." ucapnya tegas.

"Hp ku kemaren ketinggalan di dalam loker, pas aku ambil udah mati habis baterai.." ucapku sambil memandang nya sebentar kemudian lanjut menuju kamar ku.

"Han aku lagi ngomong sama kamu.." ucapnya mulai geram sambil menarik tangan ku.

"Iya aku denger kok.." ucapku mulai ketus. Kulepas tangan ku dari cekalan nya.

"Apasih Bas.. Aku tuh capek, aku pingin istirahat.." ucapku kesal saat tangan ku kembali di cekal nya.

"Kamu berubah.." desis nya.

Aku langsung terdiam, berhenti melangkah...

"Hah? Berubah gimana?" tanyaku bingung.

"Kamu berubah Han... "

"Hah? Kayak nya aku gini-gini aja tuh dari dulu.." ucapku.

"Kamu tuh berubah tau gak??" ucap nya keras.

Nava yang di lantai atas pun turun saat mendengar suara Bastian. Dia langsung menghampiri kami dengan perut buncitnya.

"Kalian kenapa?" tanya Nava.

"Gak tau nih Bastian, PMS kali.." ucapku.

"Mbaa.." tegur Nava karna ucapan ku yang kurang sopan.

"Kamu kenapa Bas?" tanya Nava sambil mengelus lengan Bastian.

"Kamu gak usah ikut campur Nav.." ucap Bastian datar.

Nava langsung tetdiam dan melepas tangan nya dari lengan Bastian. Kulihat raut wajah Nava yang kaget dengan ucapan Bastian.

"Kamu kenapa sih Bas, aku udah jelasin masalah tadi kan? Aku juga udah minta maaf.. Udah ah aku mau mandi, capek.." ucapku hendak berlalu meninggalkan mereka.

"HAN..!! AKU BELOM SELESAI NGOMONG!" ucapnya kesal.

"Ya udah ngomong!! Aku berubah gimana hahh??!" balas ku.

Kulihat wajah Bastian kaget dengan ucapan ku yang keras.

"Kamu bukan Hanna yang aku kenal.. " desis nya.

"Emang aku gimana?" balas ku santai.

"Kamu sekarang gak mau aku sentuh lagi, sering keluar kota, jarang di rumah. Kamu juga aku perhatikan sering pergi sama cowok itu, cowok yang kamu bilang hanya klien mu itu. BULSHIT! Jangan-jangan kamu selingkuh.." ucapnya sinis.

Deg.. Aku terdiam. Begitu kah pikiran Bastian tentang ku? Tidak percaya kah dia dengan cinta ku?

Plaakk!!!
Aku terkejut saat melihat tangan Nava lebih dahulu menampar Bastian...suami nya, untuk membelaku.

"Jaga ucapan mu Bas... Dia istrimu" ucap Nava.

Aku memandang wajah Bastian yang kini kaget dengan tindakan Nava, sekaligus kaget melihat air mata ku yang sudah menumpuk di kelopak mataku.

"Aa..aaku.. Maaf a..ku" ucapnya terbata-bata dengan raut wajah menyesal.

"Begitu kah pikiran mu tentang ku Bas...?? Sehina itu kah aku sampe kamu bilang aku selingkuh?" desis ku.

Aku langsung pergi menuju kamarku untuk mengambil baju-baju ku yang memang sudah ku siapkan di koper sebelumnya.

Kulihat Bastian masih mematung di tempat tadi. Semua terjadi begitu saja, aku dengan cepat melewati Nava yang di depan pintu kamar dengan koper ku. Walaupun Nava sudah memanggil-manggil, aku tetap terus berjalan hingga di samping Bastian aku berhenti sesaat.

"Asal kamu tau Bas... Kemaren hari Anniv kita, dan kamu?? " kulirik sekilas wajah Nava, aku sudah tak peduli.

"kamu lupa sama aku! Kamu kemana aja? Kamu yang sebenarnya berubah Bas, kamu selalu gak ada buat aku..prioritas mu sekarang bukan aku lagi" ucapku menumpahkan segala nya.

Aku langsung pergi meninggalkan nya yang meluruh di lantai. Kulihat dia terduduk dan terdiam, kaget dengan ucapan ku barusan.

Maaf kan aku Bas..

When Would It Be [TAMAT]Where stories live. Discover now