Pergi dari Rumah

5K 369 21
                                    

Sinar matahari mulai masuk mengusik dan menyilaukan pandangan Hanna yang akhirnya terbangun dan mendapati diri nya meringkuk di atas lantai yang dingin ini. Setelah tadi malam penyakit nya kambuh dia kini berpikir harus bergegas di rawat inap.

Setelah akhirnya dia berhasil bangkit dan segera membersihkan badan nya, Hanna segera bersiap - siap untuk menemui Joan. Dia harus menjalakan rencana nya secepat nya. Rencana membuat kejutan untuk besok hari jadi nya dan Bastian yang ke 4 tahun.

*****

Saat menuju ruang makan ku lihat Bastian dan Nava sudah duduk dengan makanan yang sudah siap dan tersusun rapi. Nava sedang mengambilkan nasi ke piring Bastian. Melihat Bastian yang sudah rapi, ku yakin dia bangun pagi sekali. Tapi... Kenapa dia tidak ke kamar untuk membangunkan ku?. Apakah mereka ingin menikmati kebersamaan mereka berdua terlebih dahulu?Aku pun tersenyum miris saat mengingat diriku yang tertidur di lantai tadi.

"Eh mba.. Ayo makan.." panggil Nava menyadarkan ku.

"Mmm.. Sorry aku kayak nya makan di kantor ada acara mendadak.." dusta ku.

Acara apaan.. Aku saja sudah berhenti dari kantor.

Ku lihat dia tersenyum sebentar ke arah Bastian. Kemudian Bastian membalas senyum nya dan mengangguk.

"Mba ntar siang ada acara?" tanya nya antusias.

"Kenapa?" tanyaku bingung.

"Nanti siang rencana nya kita makan bersama sama mama juga buat ngerayain... Sukses nya proyek mas Bas.." ucap nya tersenyum lebar sambil menggenggam tangan Bastian.

"Oh yaa?? Proyek yang kamu kerjain selama 3 tahun itu Bas??" tanyaku kaget.

"Iya sayang.. Akhirnya proyek itu berhasil !" ucap Bastian gembira.

Aku ingat dulu Bastian selalu cerita tentang proyek yang di kerjakan nya saat awal kami menikah. Aku selalu mendukung dan membantu nya dengan pemikiran ku. Aku tidak menyangka akhir nya proyek itu berhasil dan... Aku tidak tahu?

Aku yang awal nya tersenyum lebar kini terdiam. Dulu dia selalu cerita tentang semua yang dia lakukan atau pun yang terjadi dengan nya pada ku. Tapi sekarang? Aku mendengar nya dari Nava.

"Wahh akhirnya.. Selamat ya Babas " ucapku berusaha seceria mungkin.

"Gimana mba? Nanti siang bisa kan?" tanya Nava.

"Mmm.. Maaf ya aku gak bisa ada urusan penting.."

Ku lihat wajah Nava dan Bastian kini seperti kecewa dan sedih mendengar nya. Disini seharusnya aku yang lebih kecewa.

"Oh ya udah gak papa sayang.. Salah aku juga mendadak ngajak nya tanpa konfirmasi jadwal mu dulu.." ucap Bastian.

Tinn tinnn..

Terdengar suara klakson mobil dari luar. Ku rasa Raka sudah datang. Rencana nya hari ini aku dan Raka akan menyiapkan acara kejutan buat pacarnya. Dan aku juga akan mempersiapkan acara kejutan buat Bastian.

"Siapa tuh?" ucap Bastian seraya ingin bangkit dan melihat ke halaman depan.

"Itu teman kerja ku Bas.. " ucap ku menahan nya.

"Aku pamit dulu yaa.. Assalamualaikum.." ucapku sambil mencium tangan Bastian dan melambai ke arah Nava.

Kulihat Bastian berdiri dan mengantar ku sampai pintu depan.

"Hati-hati.." ucapnya.

Aku pun mengangguk dan bergegas masuk ke mobil Raka. Entah dia melihat wajah Raka atau tidak.

When Would It Be [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang