II

2.2K 190 2
                                    

Tiba-tiba seseorang dari arah belakang membekapku dengan sebuah saputangan, spontan aku melakukan perlawanan yang kubisa, menarik tangan itu, memukul-mukul tangan itu, dan berteriak, "MMMPPPHHHHH," tapi entah kenapa tenagaku hilang begitu saja, tubuhku melemas, mataku terasa sangat berat, dan pandanganku pun menggelap.

.
.
.
.

Chanyeol berlari menghampiri Baekhyun. "Baek lihat, aku sudah bawakan apa yang kau mau. Ini." Chanyeol menyerahkan es krimnya pada Baekhyun.

"Terima kasih." Baekhyun yang kini posisinya sudah digantikan oleh Taehyun menjawab secara ketus dan menerima es krim pemberian Chanyeol, ia mulai mengemut es krimnya.

"Baek?"

"Ne?"

"Kau masih marah padaku ya?" Chanyeol menjilati es krimnya dan menatap Taehyun.

"Ani."

Chanyeol menghela nafasnya, "Lalu kenapa kau seperti ini?"

"Memang biasanya aku seperti ap-"

"Ssssstttt diam." Perlahan Chanyeol mendekati wajah Taehyun, kini hampir tidak ada jarak diantara mereka.

"MWOYA HAH? JANGAN BERANI KAU MENCIUMKU!" Taehyun berteriak dan menjitak kepala Chanyeol.

"Yakkk Baek kau kenapa sih, aku hanya ingin membersihkan bibirmu yang belepotan itu." Chanyeol mengusap-usap kepalanya.

"MOODKU SEDANG TIDAK BAIK, AKU MAU PULANG SAJA!" Taehyun melemparkan es krim pemberian Chanyeol ke atas rumput, kemudian menggendong tas milik Baekhyun dan pulang.

Chanyeol memungut es krim yang dibuang tadi, "Baek, apa kau sedang kerasukan iblis?" Gumamnya.

.

Di tempat lain

Baekhyun terlelap dalam pingsannya, namun tak lama ia tersadar akibat rasa sesak yang dirasakannya.

Kini ia berada di sebuah gudang yang dipenuhi dengan barang bekas, sarang laba-laba, serta debu. Penerangan pun sangat minim.

"Euunggghhhh," Baekhyun mencoba menggerakkan tangannya, namun pergerakkannya terbatas. Dirinya didudukkan di sebuah kursi, tangan serta kakinya diikat.

"Kau sudah sadar?" Seorang pria mendekati Baekhyun.

"To-tolong, aaaakk-" Baekhyun dengan susah payah membuka suaranya, ia kesulitan mengatur nafasnya.

"Apa kau bilang?" Pria itu berlutut di depan Baekhyun.

"A-a-as...ma...kuh....kam...buh."

"A-APA?"

Pria itu pun langsung panik, ia menelepon seseorang.

"Hyun?"

"....."

"Penyakit Baekhyun kambuh, aku harus apa?"

"......"

"Ba-baik."

Klik. Sambungan telepon pun terputus.

"Tahan, tahan dirimu." Hoya, nama pria itu. Ia segera melepaskan ikatan tangan dan kaki Baekhyun.

Baekhyun yang kini terbebas pun langsung meremas dadanya dengan tangan kanannya. Matanya terpejam menahan rasa sesak yg menghantuinya. Tubuhnya pun terhuyung ke depan, beruntung Hoya sigap menangkapnya. Hoya pun menggendong Baekhyun keluar dari ruangan tersebut dan membawanya ke sebuah kamar, ia merebahkan tubuh Baekhyun di atas ranjang.

Tak lama seorang dokter pun datang memeriksa Baekhyun, keadaan pun kembali tenang.

"Uisa bagaimana?"

Are You Okay, My Twinnie?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang