"Hooooo yaudah gw duluan Vin."

Setibanya di perpus pun Vino langsung berkeliling ke rak-rak buku yang cukup banyak, hal itu membuatnya bingung karna harus memilih satu di antara banyak buku yang ada di sana. Rak demi rak di selusuri Vino, tapi belum ada buku yang membuatnya tertarik sedikit pun hingga ia berhenti sebelum ia mencapai gang rak buku yang berada di paling ujung ruangan perpustakaan. Ia berhenti karna ia melihat ada dua orang yang sepertinya sedang mengobrol sangat serius di sana. Sebenarnya Vino tidak ingin ikut campur dan memilih pergi saja, tapi Insting keponya yang tertular dari Shani pun mengatakan untuk mencari tahu apa yang sedang dua orang lelaki dan perempuan itu lakukan di ujung perpustakaan. Saat awal tak ada yang berbicara, dari celah kecil di rak sebelah Vino pun hanya bisa menguping dan mengintip sedikit dan tidak bisa tahu siapa dua orang yang ada di sana sampai seseorang dari mereka memulai pembicaraan.

"Kamu ada apa tiba-tiba ngajak aku kesini??" kata perempuan yang suaranya sangat di kenali oleh Vino.

"Kamu harus putus sama Vino demi kebaikan kamu dan dia juga." kata si laki-laki yang juga sangat ia kenali,,,,sepertinya.

"Aku ga mau kejadian masa lalu kamu bakal keulang lagi Shani." kata laki-laki itu kepada perempuan yang itu adalah Shani.

"Dia ga akan berani ngelakuin itu lagi sama aku"

"Ya emang dia ga akan ngelakuin itu lagi sama kamu, tapi aku yakin kamu jatuh dari tangga itu pasti karna dia." kata laki-laki itu yang langsung membuat Vino sedikit kaget dengan perkataan lelaki itu.

"Dia akan ngelakuin cara lain buat sekedar balas dendam sama kamu, dia ga mau kamu bahagia Shan." lanjut lelaki itu yang sampai sekarang belum Vino ketahui siapa dia.

"Balas dendam? untuk apa? dia udah berubah aku liat. Udahlah kamu ga usah begitu khawatir sama aku,kamu juga harus inget kejadian dulu ga akan terjadi kalau ga karna kamu juga."ketus Shani pada laki-laki itu.

"Tapi aku dulu kaya gitu karna berusaha ngelindungin kamu, bukan untuk... ah pokoknya plis dengerin kata aku sekali ini aja. Demi kamu, demi Vino juga Shan..."

"Aku tau dia ga berubah sama sekali, dia cuma pura-pura baik dan pura-pura menyesal di depan kamu karna kejadian dulu. Tapi sebenarnya dia sama sekali ga berubah." lanjut kata laki-laki tadi pada Shani yang masih terdiam.

"Dari tadi cwo itu terus-terus bilang kejadian masa lalu, emang ada apa dengan masa lalu Shani??" batin Vino.

"Dia dulu cinta sama kamu aku pun begitu, tapi entah apa yang bisa bikin dia kaya gitu. Awalnya aku nolak ajakan dia saat dulu, tapi aku mikir Shan. Kalau dia menang sama aja dia udah ngerusak kamu, maka dari itu aku terima ajakan dia demi ngelindungin kamu Shan."

"Udah cukup kamu ngelindungin aku, aku juga udah ga mau berfikiran yang aneh-aneh. Sekarang aku cuma mau bahagia sama Vino." jawab Shani terisak dan mulai meneteskan air mata.

"Dengan begini kamu yakin bisa bahagia sama Vino? setelah kejadian kamu jatuh aku ragu Shan. Tapi oke kalau itu mau kamu aku akan coba lindungin kamu sebisa aku, selebihnya kamu hati-hati ya." ucap laki-laki itu dengan lembut pada Shani dan mengusap lembut kepalanya, kemudian bersiap untuk pergi.

Vino yang menyadari lelaki itu akan melewati tempat ia mengintip pun langsung buru-buru bersembunyi di ujung rak agar tidak ketahuan. Benar saja lelaki itu lewat begitu saja dengan cepat, sangking cepatnya Vino sampai tetap tidak bisa mengetahui siapa orang itu. Vino kembali lagi ke tempat ia mengintip untuk memastikan Shani baik-baik saja. Ternyata Shani tidak baik-baik saja, air matanya masih tetap mengalir. Hatinya pun kini berdebat, ia akan berpura-pura saja tidak tahu atau akan menanyakan yang sebenarnya di saat kondisi Shani yang seperti ini. Setelah perdebatan dalam hatinya, ia pun memilih untuk menghampiri Shani dan berusaha untuk tidak bertanya mengenai hal tadi pada Shani sekarang.

Hanya KamuWhere stories live. Discover now