Episode 6

1.2K 113 1
                                    

"Hah?? Masih ada di sekolah ini?? Maksud kamu dia satu sekolah sama kita??"

"Iya dan kamu pasti tau kok, atau mungkin aku yakin kamu kenal sama dia." jelas Shani.

"Kenal? Siapa? kok aku ga pernah merasa ada yang aneh ya??" tanya Shania yang mulai bingung akan penjelasan yang Shani ceritakan tadi.

"Udah ah aku ga mau bahas ini lagi ya Shan ya, aku cape kalau harus inget-inget kejadian yang dulu." kata Shani yang kembali harus menahan air matanya karna harus mengingat-ingat orang itu.

"Yaudah deh iya kalau gitu biar kamu seneng aku ganti topik bahasan kita deh."

"mau bahas apalagi emang?? Kamu ga mau pulang??"

"Nanti aja lagi seru. Jadi sekarang kita bahas,,,,,, kapan kamu jadian sama Vino??" kata Shania yang langsung merubah ekspresinya menjadi tersenyum penuh arti.

"Ihhh kamu apaan sih ahh, kamu ga denger aku jelasin tadi??" Jawab Shani mengelak tapi langsung berubah ekspresinya menjadi tersenyum malu.

"Shani Indiraaaaaaa...... aku tau kamu trauma, tapi aku yakin Vino itu cwo baik dan mungkin aja dia bisa ngilangin rasa trauma kamu itu. lagi pula ya, aku tau kamu suka sama dia kan?" tembak Shania to the point sambil menaik-turunkan alisnya.

Shani pun terdiam akan ucapan Shania tadi, karna ia mengingat bagaimana Vino yang belakangan sedikit menghindar darinya setelah kejadian Vino mengantar Shani pulang yang sebelumnya di awali dengan pertemuan mereka dengan Maul.

"Heh orang paling 'biasa aja' di sekolah! kok malah diem sih?? "

"Eh,,itu,,,anuu ,,,eummm,, gapapa kok Shan."

"Kalau gapapa pasti kamu ga akan diem aja, ayolah cerita. aku pasti akan bantu kamu kok."

"Aku ga tau Shan perasaan aku ini gimana sama dia, terus setelah kejadian dia nganter aku pulang dia seolah sedikit jaga jarak sama aku Shan." kata Shani yang kembali tertunduk.

"Njuuuuuuuu........"

"Astaga Bobyyyyyyy lu ngagetin banget sihhh!!! orang lagi serius gini malah di kagetin. awas ga bakal aku kasih jatah lagi kamu yaa!!" kaget Shania karna Boby tiba-tiba muncul dan berteriak cukup keras.

"Jatah apa?" tanya Shani polos.

"Jatah manja-manja kok, bukan jatah yang aneh-aneh hehehehe,,,,," jawab Shania cengar-cengir karna sadar ambigunya kata-kata dia tadi.

"Heh malah ngobrol lagi, ayo cepet pulang katanya mau pergi sama mamah kamu hari ini.." kata Boby yang langsung datang dan mengampiri Shanjunya itu.

"iya-iya"

"Oiya Shan, kalau masalahnya kaya gitu, kamu yang harus tunjukin kalau perasaan kamu sama dia itu spesial. Ga usah ragu buat tunjukin itu, dia peka atau engganya itu urusan belakangan. Yaudah aku duluan ya, ntar keburu si Boby teriak-teriak lagi bikin pengang ini kuping hehehe..."

Di pererjalanan pulang dan di dalam kamarnya pun Shani hanya melamun, memikirkan apa yang dia ceritakan pada Shania dan yang Shania bilang padanya tadi tentang menunjukan perasaannya. Untung saja kedua orang tua Shani sedang tidak di rumah, jadi Shani tak perlu khawatir orang tuanya akan bingung dengan keadaan diam anaknya itu.

Shani pov

Sebenarnya kenapa aku ini, aku sangat bingung kenapa aku harus memikirkan dua hal ini. Padahal aku sedang ada UTS, tapi kenapa pikiran ku tidak bisa fokus pada pelajaran tetapi malah memikirkan dua hal yang membuat ku sedikit sedih dan sedikit bimbang.

Hanya KamuWhere stories live. Discover now