bagian 1; roti bakar strawberry

440 72 18
                                    

"Ra, mau ikut ke roti bakar depan gak?" Ucap seorang gadis ke sahabatnya.

Yang ditanya hanya menggeleng, "gue banyak PR, Ca."

Gadis itu hanya mengangguk lalu keluar dari tempat les nya sambil membuka payung yang ia bawa dari rumah.

Hanya gerimis, tapi cukup lebat jika tidak membawa payung.

Gadis itu berjalan hati-hati ke arah tempat roti bakar favoritnya.

Dari kejauhan, tempat roti bakar itu dipenuhi orang yang membeli sekaligus berteduh dari hujan. Ia mengeluh, takut kehabisan roti bakar kesukaannya itu.

Ia akhirnya sampai di tempat itu dan mengantri dengan masih memakai payung.

Cukup lama ia mengantri sampai perutnya mulai berbunyi.

"Boleh duluan gak? Saya buru-buru," ucap seseorang di belakang gadis itu.

Ia menengok dan mendapati lelaki tinggi berambut hitam dengan rahang yang sangat keras.

Ia menatap lelaki itu kesal, "saya juga buru-buru, mas!".

Lelaki dibelakangnya mendecak kesal lalu diam.

Setelah 10 menit lebih, akhirnya ia berada di barisan paling depan.

"Roti bakar bandung strawberrynya satu, mas," ucap gadis itu.

Si penjual mengangguk lalu mulai membuat pesanannya.

Tidak sampai lima menit, pesanannya siap dan ia mencari tempat duduk. Hampir semuanya penuh, tersisa satu meja.

Ia membuka bungkus roti bakar itu dan segera melahapnya.

Baru mau roti ketiga yang ia makan ketika seorang lelaki menghampirinya.

"Saya boleh duduk di sini? Semua bangku penuh," ucap orang itu.

Gadis itu menengok dan mendapati lelaki tadi. Ia mengangguk dan lelaki itu segera duduk dengan senang.

"Maaf tadi saya lancang, saya laper banget, gak kuat," ucap lelaki itu.

"Saya juga laper," balas ia sambil masih melahap roti bakar miliknya.

Lelaki itu mulai memakan roti bakar miliknya.

"Namanya siapa?" Tanya lelaki itu.

Ia mendongak menatap lelaki yang jauh lebih tinggi darinya, walaupun saat duduk.

"Siapa? Saya?".

"Ya iya kamu, siapa lagi emang?" Balas lelaki itu sambil tertawa.

"Saya Bianca. Kamu?".

Lelaki itu tersenyum, "saya Calum."

Bianca mengangguk-angguk, "kok mau ujan-ujanan ngantri roti bakar?".

Calum tertawa pelan, "kamu juga kok mau ujan-ujanan ngantri roti bakar?".

"Kan saya laper banget. Lupa bawa bekal tadi," jawab Bianca.

"Bekal? Ooooh, kamu anak smakid ya?" Tanya Calum.

"Eh, iya," jawab Bianca.

"Kalo saya les di gens, yang seberangan sama tempat les kamu," ucap Calum.

"Oooh," ucap Bianca. "Disana kan mahal," celetuknya.

Calum lagi-lagi tertawa, "saya dapet diskon karena rangking."

"Pinter dong kamu," celetuk Bianca lagi.

Calum tertawa, "gak terlalu."

Bianca mengecek jam di handphonenya yang sudah menunjukkan pukul 18.45.

"Ya ampun! Udah masuk!" Teriak Bianca panik.

Bianca langsung membungkus kembali roti bakarnya dan memasukkan ke plastik.

"Saya duluan, ya!" Teriak Bianca buru-buru.

"Besok kamu ke sini lagi?" Tanya Calum cepat.

"Kalo uang saya cukup, ya!" Setelah itu Bianca berlari meninggalkan tempat roti bakar itu dan juga Calum yang diam-diam sedikit tertarik dengannya.

Calum mengecek handphonenya.

Punyanya Calum: calum sayaang
Punyanya Calum: blm plg les yaa?
Punyanya Calum: eeh lg istirahat ya?
Punyanya Calum: maaff ganggu
Punyanya Calum: jgn lupa makaan

Calum: iyaaa saaayaaang

Dan Calum sadar, ia tak seharusnya mengagumi gadis yang baru saja ia temui.



•••

Terinspirasi dari martabaknya freshkiwi aka amyra hehehe.

Cerita baru lg pdhl boy friend blm selesai hehehe.

Vomments yaa!!!

Roti BakarKde žijí příběhy. Začni objevovat