Aku mendongak menatapnya sinis. "Menurut lo gue bakal luluh gitu? Ngomong 'iya sayang kita gak jadi putus' itu cuma dalam mimpi lo!" kataku sinis
"Jadi kamu beneran mau kita putus?" tanyanya
"Iya!" jawabku "sekarang minggir gue mau lewat" ujarku
"Fine! Kita putus!" katanya kesal
Aku menyeringai. "Dengan senang hati" jawabku sambil mendorongnya minggir.
Dia diam aja, tidak mengejarku. Aku mengendus dan membanting pintu apartemen nya.
"Dasar laki-laki sialan! Brengsek!" umpatku di depan pintunya
Setelah puas mengumpat aku tendang pintu nya dan berkata "Bye asshole" lalu berjalan pulang.
*****
Aku tidak jadi pulang kerumah karna aku membutuhkan teman sekarang. Dan akhirnya aku memutuskan untuk ke rumah Irsyad.
Aku membuka pintu kamarnya, kulihat dia sedang mengerjakan pekerjaannya di depan meja kerjanya. Isyad seorang produser. Aku memutuskan tiduran di kasurnya.
"Kenapa lo? Kusut banget" tanya irsyat
"Putus cinta" jawabku asal
Irsyad memutar kursinya kearahku "Serius?" tanyanya
"Hm" jawabku sambil menelengkupan muka ke bantal
Kudengar dia berjalan ke arahku, dan duduk di sampingku.
"Kalau mau nangis nangis aja" katanya sambil mengelus rambutku
Aku berbaring miring menghadapnya dan berkata "Gue gak nangis"
"Tapi lo butuh itu" ujarnya tersenyum
Aku duduk dan memeluknya. Menangis. "Dia brengsek"
"Iya dia emang brengsek" ujar irsyad sambil mengelus punggung dan rambutku.
*****
Setelah satu jam menangis, akhirnya airmataku berhenti juga.
Irsyad menghapus sisa airmataku "Udah puas?" tanyanya
Aku mengangguk.
Irsyad menghela napas. "Makan yuk, laper gue" ajaknya
Aku menggeleng
"Ga mau makan?" tanyanya heran
"Gak" kataku pelan
"Yaudah temenin gue makan aja" kata Irsyad sambil berdiri "yuk"
Irsyad keluar kamar dan aku mengikuti nya.
*****
Author's POV
Irsyad terlihat menahan senyum. "Katanya ga mau makan?" Goda Irsyad
"Diam" jawab Vica sambil menyuap makanannya.
Irsyad terkekeh "Tadi aja nangis kejer banget, eh sekarang udah bisa marah" ujar Irsyad
Vica tersipu. "Emang tadi gue nangis kejer banget ya?" tanya Vica
"Iya, sampai baju gue basah kena airmata sama ingus lo" kata Irsyad menahan senyum
"Ish!" Vica melempar tissu ke Irsyad
Irsyad menjawab dengan cengiran.
"Udah ya jangan nangis lagi. Laki-laki kayak dia tuh gak pantes di tangisin" ujar Irsyad
"Iya" jawab Vica
"Masih banyak laki-laki lain kok." kata Irsyad menenangkan
"Maksud lo Kim?" pancing Vica
"Iya! Ehh.." Irsyad menatap Vica kaget "lo tau?" tanya irsyad
Vica mengangkat bahu. "Sebulan yang lalu setelah gue bilang, kalo gue gak jadi putus. Dia kesel. Dan seminggu yang lalu nunjukin ke gue kalau dia ada rasa sama gue" ujar Vica
Irsyad menghela napas "akhirnya lo sadar juga. Dia udah tujuh tahun nyimpan rasa sama lo" jelas Irsyad
"Tujuh tahun?" tanya Vica kaget
"Iya. Pas kita masih SMA dia udah cinta sama lo" ujar Irsyad
"Kenapa dia gak pernah ngomong sama gue?" tanya Vica
Irsyad mendengus "Dia selalu nunjukin ke lo kalau dia cinta sama dia. Cuma lo nya yang gak sadar-sadar"
Vica meringis "Gue gak peka ya?"
"Emang iya!" jawab Irsyad
"Jadi perempuan gak peka yang dia bilang itu gue" gumam Vica
Vica akhirnya tersadar akan perasaan Kim kepadanya. Dan Vica bertekad akan berusaha belajar mencintai Kim juga mulai dari sekarang.
Maksud author part selanjutnya :DTBC
*****
Thankyou for reading. Please vote and comment😁
YOU ARE READING
Falling Love With Best Friend
RomanceAku tidak pernah menyadari perasaan nya kepadaku. - Vica Trinaya Collins Aku mencintai nya sejak dulu. - Jensen Kim Davis **** Written by Vii
Part V
Start from the beginning