5. Penjelasan yang Tak Berarti

Mulai dari awal
                                    

"Aku masih menua seperti manusia hanya saja, penuaanku terjadi ... sangat lambat, sementara sebagian besar kaumku tidak lagi menua. Selain itu mereka juga bisa pindah sesuka hati, jadi mati sepertinya bukan masalah utama kaum kami," jelasnya "Aku bisa mendengar, melihat, bergerak, dan memiliki tenaga jauh di atas manusia. Kamu pasti juga sudah bisa menyimpulkan, sumber kehidupan kaumku adalah darah. Karena itulah kamu diserang semalam, untuk diambil darahnya sampai kering. Tentu saja dengan cara digigit di bagian leher dengan taring kami, tepat ke bagian yang akan langsung membunuh satu manusia dalam sekali serangan. Pemuda yang menyerangmu semalam, tidak pernah membiarkan satu manusia pun hidup setelah bertemu dengannya."

Aku menelan ludah dengan gugup. Jika Zen tidak menolongku semalam, namaku akan menjadi nama baru di daftar korban pembunuhan misterius yang terjadi belakangan ini.

"Soal kenapa kami meminum darah, aku tidak tahu kenapa, dan belum pernah mencari tahu penyebabnya. Inilah keadaannya jadi kubiarkan saja demikian." Zen menghela napas. "Kemudian aku melihat berbagai perang."

Aku bergidik mendengar kata perang. Banyak perang sudah terjadi di negeri ini. Perang mengusir orang-orang Belanda yang jadi seenaknya setelah secara bodoh diberi kuasa oleh para penguasa kami, dan semuanya berakhir kegagalan. Banyak orang-orang tidak bersalah, pemimpin yang adil, dan pemuka masyarakat yang dituduh, diasingkan, dan dieksekusi mati di depan publik karena pemberontakan yang berakhir kegagalan. Banyak nyawa sudah trbuang tapi tak selangkah pun Belanda pergi dari tanah ini.

"Banyak perang kulihat, mulai dari perang antar manusia yang tercatat dalam sejarah dan perang antar manusia dengan kaum kami yang tercatat dalam legenda." Apa? Manusia pernah berperang dengan makhluk ini? "Dalam setiap perang dengan kami, kaum kalian... selalu kalah."

"Jika...." Tahu-tahu saja aku bertanya, "jika kami selalu kalah... bagaimana kami bisa... terus ada hingga sekarang dan kalian malah tidak ada?"

"Bukankah sudah kubilang? Kisah kami hanya tercatat sebagai legenda. Mimpi buruk. Pada waktu itu, kalian belum menemukan alat yang bisa digunakan untuk mencatat. Mengukir di batu pun baru terjadi beberapa puluh tahun setelahnya.

Alasan kenapa kaum kalian masih terus ada karena kalian terus berkembang biak. Pada masa lalu, wilayah yang kaumku taklukkan masih sempit. Kami masih terpecah belah," jelas Zen. "Lalu kemudian kami mulai menyatu dan membentuk kelompok besar. Dari kelompok besar itulah, ada banyak hal yang kami ketahui. Ada yang tertua ada pula yang berbahaya. Yang terkuat di antara kami, yang tertua, dan konon adaah mereka yang pertama kali dilahirkan, disebut—dalam bahasa yang paling banyak dipakai di antara kami—elder. Di antara para elder pun, ada yang paling kuat, yang berurusan denganmu adalah salah satu elder terkuat."

Mataku membelalak selebar-lebarnya. "Apa... ada lagi selain kalian berdua?" tanyaku takut-takut. "Kudengar... dia menyebut nama..." Aku mencoba mengingat-ingat, "... Klaus..."

Zen tertawa pelan. "Ah ya, aku lupa kalau kamu mengerti bahasa Belanda." Lalu ia menghela napas. "Klaus juga kaumku. Dia juga salah satu yang terkuat. Tadinya kupikir hanya aku yang tersisa."

Hah? "Tersisa?"

"Ada saatnya kami memutuskan untuk bersatu, mengumpulkan seluruh makhluk seperti kai yag menyebar di seluruh dunia." Ia kembali bercerita. "Kami berusaha menaklukkan dan memperbudak manusia. Dan kami berhasil dengan mudah. Kekuatan kami jadi meningkat pesat karena banyaknya elder dari seluruh dunia yang bersatu. Namun satu hari... ada seseorang, entah darimana, entah siapa namanya. Ia, sendirian, mengomandani pasukan yang membantai semuanya. Kami maupun sesama manusia" Jantungku cepat-cepat bersembunyi di dalam dada, menolak untuk berdetak lebih cepat. "Semuanya lenyap. Hanya aku yang selamat ... atau kukira begitu sampai aku bertemu dia dan menyadari ternyata bukan hanya aku yang tersisa."

Blood and RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang