Chapter 1

9.9K 431 2
                                    

Naruto bukan punya saya, tapi cerita ini milik saya

Pairing: FemNaruto x Sasuke

Rated: M

Ketika smuanya tak berarti lagi, semuanya terasa gelap dan tak berujung. Hanya ada setitik cahaya yang mampu menembus pembatas hatiku, kala semuanya tak perduli akan apa yang ku rasakan, saat semuanya berpaling dalam keheningan. Cahaya itu datang menghampiri semua sisi gelapku. Seakan cahaya itu tercipta hanya untukku seorang.

Entah apa yang seharusnya aku lakukan, kala cahaya itu mulai menyilaukan pandangan mataku. hanya bermimpi agar semuanya segera berakhir tanpa ada tangisan dan penyesalan lagi...

Naruto Pov..

Langit begitu mendung, menahan isak tangis sang awan yang mulai menghitam, menahan beban air yang seharusnya telah membasahi bumi pagibitu. Tapi semuanya ibarat menangisi apa ku alami akhir-akhir ini.

Tuhan...

Jika kau berkenan akan hidupku, maka akhirilah karna sungguh aku tak sanggup. Beban ini terlalu berat. Aku ingin mengakhiri semuanya dengan mudah meskipun aku harus menentang-Mu.

Seharusnya tak ada lagi tangis untukku hari ini. Tapi apakah aku boleh meminta satu permintaan Tuhan? Berikanlah cahaya terang dalam hidupku...

Naruto Pov End

Ya dia adalah Uzumaki Naruto, siswi kelas XI di Konoha Internacional High School. Gadis manis yang selalu menunjukan keceriaannya meskipun sebenarnya tak ada yang tahu bagaimana gadis itu menjalani hidup. Di tengah kemelut yang ia hadapi, tak seorang pun yang menyadari, jika naruto tengah menangis dalam lamunannya.

Keluarga yang berantakan karna kedua orang tuanya berpisah sejak sebulan yang lalu, ditambah dengan beban hidup yang dia tanggung sendirian.

Flashback on...

Malam itu begitu dingin, 'kenapa semuanya terasa sangat gelap?', Naruto bergumam. Matanya mengerjap beberapa kali hingga semuanya terlihat jelas dipandangannya. "Dimana ini, kemana bajuku?", tanya nya entah pda siapa karna hanya Naruto seorang diri diruangan itu. Perlahan dia bangkit dari ranjang tempatnya berbaring saat itu. "Kenapa begitu sakit?!", menyadari bagian badannya yang sangat fital terasa sakit, Naruto menyentuhnya dan merasakan ada cairan lengket yang melekat di daerah kewanitaannya. Sadar akan ketidak tahuannya apa yang terjadi, Narutopun menangis.

'Apa yang sebenarnya terjadi padaku?', Naruto tak sadr jika ia telah menangis dalam diam. Pintu ruangan itupun terbuka, nampaklah sosok yang sangat Naruto kenal. Kekasihnya Gaara.

"Pagi honey, bagaimana tidurmu? Mimpi indahkah?", tanya Gaara dengan senyuman yang terlihat seperti menyeringai. "Apa yang kau lakukan padaku Gaara?", tanya Naruto dengan pandangan yang sulit diartikan. Gaara mendekati Naruto dengan berjalan perlahan, hanya seringaiannya yang terlihat. Membelai pucuk kepala Naruto penuh arti.

"Sayang sekali kau melewatkan malam indah kita sayang.", ucap Gaara tanpa beban. Naruto hanya termangu, memikirkan apa maksud dari ucapan itu. "Kau hebat Naru bisa memuaskanku, maaf kau tak sempat menikmati malam kita". Naruto tak membalas, hanya air mata yang tanpa sadar jatuh dari wajahnya yang pucat. "Kau milikku Naru, milikku!", ucap Gaara seakan tiada beban mengatakannya.

"Apa maksudmu Gaara?", Naruto tanpa sadar meremas selimut yang ia kenakan untuk menutupi bagian tubuhnya yang polos. "Naru kau bercinta denganku semalam, apa kau lupa?", tanya Gaara dengan seringainya.

Naruto pun tertegun mendengar semuanya. Sadar akan apa yang telah terjadi padanya, akhirnya Naruto menampar wajah Gaara yang begitu dekat dengannya mencoba untuk menyesap atoma sitrus yang bagaikan candu untuknya.

Plaaaaak...

"Apa yang sebenarnya ada di otakmu Gaara?", Naruto teriak sekuat yang ia bisa. Gaara mematung, sadar apa yang telah ia lakukan adalah kesalahan fatal yang mana telah menodai gadis yang ia cintai dengan merengut kehormatan gadisnya secara paksa. Gaara hanya terdiam.

Naruto mencoba untuk bangkit dan mencari pakaiannya yang ia lihat berserakan dilantai. Tak peduli Gaara ada di dekatnya, Naruto memakai pakaiannya kembali. Naruto merasa jijik dengan dirinya sendiri. Setelah hatinya hancur akan kenyataan yang menimpa keluarganya. Sekarang kenyataan pahit telah ada di hadapannya. Kenyataan bahwa lelaki yang selama ini ia cintai, malah menodainya.

Tanpa menatap Gaara, sang kekasih yang telah menghianatinya Naruto berkata seolah berbisik "Aku tak mau lagi bertemu denganmu Gaara. Hubungan kita selesai!".

Bagai tamparan yang menyakitkan, Gaara terbelalak dengan apa yang didengar telinganya. "Naru, ku kira apa yang ku lakukan semalam bisa membuatmu bahagia, bukakah itu yang kau inginkan?". Naruto tersenyum miris, "Mana mungkin aku bahagia dengan keadaanku sekarang Gaara, aku bahkan merasa seperti sampah yang kau buang ke dasar dunia yang paling nista. Dimana akal sehatmu?!". Naruto berteriak menahan isak tangis.

"Naru, kumohon jangan kau akhiri hubungan kita. Aku akan bertanggung jawab.", Gaara mencoba untuk mempertahankan hubungannya. "Kau, bahkan aku tak sudi lagi bertemu denganmu Gaara. Jangan temui aku lagi!", teriak Naruto sambil berlari keluar dari kamar yang telah jadi saksi bisu kejadian yang akan membawa trauma pada Naruto.

Flashback off...

Naruto terua mencoba menjalani kehidupannya seperti biasanya, berusaha agar bayangan menjijikan yang telah terjadi seminggu yang lalu tak terlintas lagi di fikirannya. Sadar akan kenyataan pahit yang harus ia hadapi sendiri, Naruto berusaha setegar mungkin.

"Naru, apa kau jadi mencari kerjaan part time hari ini?", gadis merah muda a.k.a Sakura sahabat baiknya menegur, Naruto tersadar dari lamunannya. "Iya sakura-chan, apa kamu jadi juga?", Naruto mencoba sebiasa mungkin menjawab pertanyaan sahabatnya itu. Mencoba menahan nada getar dari suaranya yang terucap.

Sakura tahu, Naruti menyembunyikan sesuatu tapi tak dihiraukannya. Karena setiap kali Sakura bertanya pasti jawabnya 'Aku tidak apa-apa Sakura!'. Sakura menghela nafasnya perlahan. "Baiklah Naru, aku tunggu kau sepulang sekolah di kelasku ya? Jaa ne...!", Sakura meninggalkan Naruti dikelasnya. Karna Naruto dan Sakura berbeda kelas. Naruto tersenyum menandakan dia setuju dengan seruan sahabatnya itu. "Jaa ne..!", Naruto membalas lambaian tangan Sakura.

Skip time...

Teng... teng... teng...

Jam terakhir mata pelajaranpun berakhir. Naruto bersiap untuk menemui Sakura. Membereskan buku catatannya ke dalam tas, dan setelah itu Naruto meninggalkan kelasnya yang sudah mulai sepi ditinggalkan pebghuninya.

"Sakura-chan, ayo nanti kita telat!", seru Naruto pada sahabatnya. Karna waktu sudah semakin sore dan janji yang telah di buat dengan calon majikannya ditempat kerjanya, Naruto kesal karna sahabatnya a.k.a Sakura tidak bisa di ajak sedikit lebih cepat. Karena kebiasaannya yang terlalu santai.

"Iya Naru-chan, gak sabaran amat sih!", protes Sakura. "Udah telat nih Saku-chan, nanti kontrak kerjanya dibatalin lagi!", rengek Naruto berharap sahabatnya itu mau segera bergegas. "Ok Naru-chan, ini udah beres kok. Ayo berangkat!".

Naruto dan Sakura menyusuri jalan menuju ke sebuah mansion disebuah komplek mewah konoha. Naruto tak tahu jika takdir telah memulai permainannya. Langkahnya yang pasti akan mengantarkan Naruto pada sebuah takdir yang takkan bisa ia hindari.

Tbc...

hallo minna-san...

saya bwa fic yg udc pernah d publish d ffn.. Tapi republish di sini..

Mohon tingglkan jejak kalo berkenan ya minna..
Arigathou...

Aku, Kamu, SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang