***

Sepertinya tim menolak Sivia bahagia yang mulai eksis itu senang menciptakan kegemparan setiap harinya, kini lagi-lagi semuanya terulang. Para siswa menganga lebar saat melihat Sivia dan Alvin datang dengan bergandeng tangan. Tak hanya itu, Sivia bahkan menyandarkan kepalanya di bahu Alvin. Yang lebih mengejutkan, Alvin yang terkenal paling jutek tidak merasa risih sama sekali.

"Asik gue jadi pusat perhatian," kekeh Sivia.

Alvin mengelus puncak kepala Sivia kemudian menjitaknya pelan.

"Brisik."

Ah, pemuda ini meskipun sudah resmi menjadi kekasihnya tetap saja sikapnya tak berubah. Untung sayang, begitu kata Sivia.

"Nganterin gue ke kelas?" tanya Sivia.

"Kalo mau ke kelas gue kan harus ngelewatin kelas lo bego," jawab Alvin.

Sivia nyengir. Ternyata dia yang terlalu pede. Dia pikir Alvin akan mengantarnya ke kelas kemudian membuat orang-orang berteriak histeris.

"Kenapa gue jadi menjijikkan gini sih?" batin Sivia.

Sesampainya di kelas, dia dan Alvin kembali menjadi pusat perhatian.

"Gue ke kelas dulu," kata Alvin sambil mengacak-acak puncak kepala Sivia.

"Iyeee! Sono ke kelas!" usir Sivia sebelum dia jadi bahan ledekan. Ia yakin pipinya sudah merona karena ulah pemuda ini.

Alvin tertawa kecil lalu tanpa disangka-sangka pemuda itu mengecup ringan kening Sivia dan meninggalkannya tanpa sepatah kata. Teman-teman yang menyaksikan sudah berteriak histeris sementara dia masih terpaku.

"SIVIAAAA! MESUM ANJIRRR!!!"

"SUBHANALLAH SIVIA AKHIRNYA DICIUM COWOK JUGA!!"

Gadis itu tak terpengaruh dengan teriakan-teriakan tersebut. Ia justru memegangi keningnya seraya berjalan masuk ke dalam kelas.

"Lo jadian sama Alvin, Siv?" tanya Debo.

Sivia tersenyum lebar, "IYA!"

"Waahhh selamat!" seru Debo kemudian menyalami.

Detik selanjutnya teman-teman sekelas lainnya ikut menyelamati. Sumpah, Sivia berjanji seharian ini ia akan tersenyum tiada henti. Terserah mau dikata gila atau apa! Sivia terlanjur bahagia.

Di sampingnya, Ify sudah lebih dulu sampai. Ia juga menyaksikan 'kemesraan' Alvin-Sivia di depan pintu kelas barusan. Ify ikut senang.

***

"WAHHH INI NIH SAHABAT KITA YANG JADIAN TAPI NGGAK BILANG-BILANG!" teriak Cakka begitu sosok Alvin tiba di kelas.

Shilla mengernyit, "Alvin jadian sama siapa?"

"Sivia. Parah ya lu, Vin! Masa nggak bilang-bilang! Tapi selamat deh!" seloroh Cakka lalu merangkul bahu Alvin. Laki-laki itu tersenyum tipis.

Gabriel membuang pandangannya ke arah lain, sementara Rio mulai paham mengapa Gabriel sedikit aneh hari ini. Semalam Gabriel tidak mengabarkan apa-apa padanya. Ify pun ikut menghilang. Paginya saat Rio menjemput Ify, gadis itu hanya mengatakan bahwa nanti dia akan tahu sendiri.

"Kan ini lo juga udah tahu," sahut Alvin.

"Serius lo jadian sama Sivia, Vin?" tanya Shilla.

Alvin berpaling pada gadis itu lalu mengangguk disertai helaan nafas.

"Selamat ya, Vin!"

"Thanks, Shilla."

Selesai. Hanya itu. Alvin yang sekarang memang bukan Alvin yang dulu. Bahkan, Shilla sudah lama tak mendengar panggilan 'Tuan Puteri' dari bibir pemuda itu.

When You Hold Me [Completed]Where stories live. Discover now