"Sialan lo.. "

****

"Aku pulang.." ucap Hanna saat memasuki rumah.

"Baru pulang sayang?" tanya Bastian saat melihat Hanna membuka kulkas hendak mengambil air.

"iya Bas.." ucap Hanna sebelum meminum air dari botol nya langsung.

"Tadi aku melihat mu di restorant.." ucap Bastian.

Hanna langsung berhenti minum dan memasukan botol tadi ke kulkas. Apakah dia melihat nya dengan Raka?

"Oh ya? tadi aku ada client.."

"Ooh.."

"Oh iya, Nava mana?" tanya Hanna saat merasakan rumah begitu sepi.

"Dia lagi jalan sama mama.." ucap Bastian sambil berjalan menuju ruang keluarga dan menyalakan TV.

"Ooh.."

Mungkin mereka lagi belanja keperluan bayi, mengingat 1 setengah bulan lagi Nava melahirkan.

Tiba-tiba terdengar suara mobil di depan rumah.

"Kurasa mereka sudah pulang.." seru Hanna.

Bastian pun bergegas ke depan, Hanna meletakkan tas nya dulu kemudian menyusul Bastian. Hanna berhenti Sebelum sampai di tempat mereka. Dilihatnya mama mencium pipi Nava dan mengelus perut nya sebentar dan langsung pamitan pulang kepada Bastian.

Apakah mama tidak pamitan denganku atau pun menanyai kabar ku?

Hanna langsung mengusap pipi nya kasar saat tanpa sadar air matanya jatuh. Dia akhirnya menghampiri mereka di pintu depan dan melihat banyak belanjaan peralatan bayi berserakan.

"Habis memborong kayak nya mama.." ucap Hanna tertawa.

"Iya mba.. Semua di beli hahaha" balas Nava.

Beruntung kamu Nav...

"Dasar mama.. Ya sudah ayo bawa semua nya kedalam.." ucap Bastian.

Mereka pun langsung membawa belanjaan tadi masuk. Karna belum ada kamar buat bayi Nava nanti, jadi barang-barang tadi mereka letakkan di ruang keluarga.

"Aku keatas dulu ya.. Capek banget" pamit Nava

perutnya nya yang sudah sangat buncit itu membuat Nava cepat lelah dan harus Ekstra hati-hati.

"Sini aku temani sayang..hati-hati." ucap Bastian sambil bergegas menuju Nava yang kewalahan menaiki tangga dengan kandungan nya.

Hanna hanya bisa terdiam sambil meremat jemari tangan nya.

"Sayang, malam ini aku tidur di atas ya nemenin Nava.. Takut kalau dia perlu apa-apa.." ucap Bastian yang membuat Hanna makin meremat kuat jarinya hingga kini kulitnya memutih.

"Hmm.." ucap Hanna akhirnya sambil mengangguk pasrah. Malam ini sebenarnya adalah jadwal Bastian tidur di kamar nya. Hanna tau dia tidak boleh egois, dia mencoba berpikir positif mungkin Bastian lebih baik sekarang tidur dengan Nava mengingat kandungan nya yang sudah sangat besar. Lagi pula dia sekarang harus lebih ekstra menutupi efek samping penyakit nya yang mulai terlihat.

Dia pun segera masuk kamar dan mengirim pesan kepada Bastian.

To : my

Bas, kupikir sekarang sebaiknya kmu tidur d kmar Nava aja sampe Nava mlhirkan.. Aku takut dia kenapa-napa

Sent...

From :my

Iyaa sayang, kamu gak papa?

Hanna tersenyum sebentar saat membaca nya.

Aku keberatan Bas, tapi ini adalah salah satu alasan yang bagus untuk menghindari mu.

To : my

Yaa.. :)

Hanna pun segera meletakkan hp nya dan pergi ke kamar mandi untuk gosok gigi. Saat sampai depan pintu kamar mandi tiba-tiba kram menyerang perut nya.

Hanna terjatuh di lantai. Rasa sakit itu kini mulai menjalar ke pinggul nya.

"Akhh..ah "ringis Hanna kesakitan. Peluh mulai bertitikan di dahi dan leher nya. punggung nya pun mulai panas dingin.

Hanna mencoba merangkak menuju tas yang dia letakan di atas kasur untuk mengambil obat pereda sakitnya.

Hanna merasa tak sanggup lagi saat merangkak baru setengah jalan. Ia meringkuk di atas lantai mencoba menahan rasa sakit nya. Tubuh nya kini gemetaran dan mengigil hebat. Air mata nya pun turun, kini Hanna menangis ketakutan.

"Bass..." desah nya sebelum menutup mata.

Jangan lupa kunjungi cerita ku yang lainnya yaa.
You can see me in
IG : @ratnadilao


When Would It Be [TAMAT]Where stories live. Discover now