Part 33 - Case closed

35.9K 1.3K 501
                                    

Part ini blm di edit, part ini hanya di repost

Hai kamu! 

Ya kamu, ya.. Kalian para sider... 

Mulai skrg, aktif ya mengapresiasikan perasaan kalian, serius deh, kritikan itu spirit bgt buat yg punya crta.

Part 33 - Case Closed

Aku melirik arlojiku sekilas, lalu kembali fokus menyetir. Sudah hampir jam sebelas, Dira pasti kesal denganku, karena aku yang menyuruhnya menunggu dijemput, tapi malah aku yang terlambat menjemputnya.

Dan saat lampu merah, aku mengaktifkan kembali handphoneku yang sejak beberapa jam lalu aku nonaktifkan.

Aku tertawa kecil, pasti Dira sudah mengirim pesan aneh-aneh atau kesalnya padaku. Akhir-akhir ini aku jadi terbiasa mendapat pesannya yang tak jelas, aneh dan terkesan manja.

Seperti kemarin malam, bayangkan saja ... dia kirim pesan padaku hanya karena beralasan tidak bisa tidur. Anehnya isinya sangat terkesan manja, jauh dari Dira yang kukenal diawal. Bahkan dia memintaku agar mengirimkan voice note padanya agar dia bisa tidur, konyol bukan?

Bisa dibayangkan saat itu aku sedang berada dipolsek, mendampingi klienku yang sedang diinterogasi oleh petugas kepolisian, dan saat itu aku harus berputar otak, mencari alasan agar aku bisa keluar sementara hanya untuk merekam suaraku yang sudah ditunggu oleh istriku tercinta. Dira ... Dia itu apa terlalu merindukan aku ya?

Aku binggung, kenapa sifat Dira jadi berubah menjadi sedikit manja, tapi disatu sisi aku senang. Seperti merasa diperlukan, dibutuhkan, dan dianggap penting dan berarti olehnya.

Menyebalkan, tapi menyenangkan.

Memikirkannya saja sudah membuat bibirku tak lepas dari senyum. Apa begini rasanya jatuh cinta kembali? yang aku ingat aku tidak pernah merasa bahagia seperti ini dari semua mantan-mantanku.

L'amour n'est pas parce que mais melgre ...

Itu adalah pepatah Perancis favorit mamaku, yang juga aku sukai sekarang. 'Cinta itu bukan karena, tetapi walaupun.' Kamu akan mengerti apabila sudah jatuh cinta dengan orang yang tepat Arya ... Mencintai orang itu bukan karena dia cantik, kaya atau memiliki sesuatu, tapi cinta itu menerima orang itu apa adanya walaupun dia tak cantik, menyebalkan, dan semua bagian buruk yang ada pada dirinya kau tetap menerimanya. Itu adalah kata-kata mamaku yang selalu aku ingat, saat beliau menceritakan pertemuannya dengan papa.

Sepertinya ... Aku sudah mengerti kata-kata itu sekarang.

Dering telpon membuatku melirik pada i-phone yang ada didashboard, dan otomatis membuatku tersenyum.

See, itu pasti Dira.

Aku mengurangi laju mobilku, kemudian mengambil i-phoneku, namun yang kulihat adalah panggilan dari private number, siapa?

Ragu aku menjawab telpon itu, namun kujawab juga. "Halo." ucapku akhirnya.

"Hai Arya, apa kau merindukanku?"

Suara ini? Bima, pria gila ini lagi. Kenapa dia masih terobsesi denganku.

"Apa lagi?" Tanyaku kesal.

"Hei, kau tak perlu seketus itu padaku, aku 'kan hanya mencoba untuk menjaga pertemanan diantara kita."

Itu tidak perlu! "Kalau kau hanya bicara hal yang tak penting padaku, maaf ... Aku sibuk!"

Aku baru saja akan menutup telpon, tapi tertunda saat mendengar dia berbicara kembali. "Sibuk? Baiklah, aku harap kau sibuk menjaga istri tercintamu."

Keningku menghenyit mendengarkan kata-kata anehnya, "Apa maksudmu?"

Klik.

Sambungan terputus sebelum aku mendengar penjelasan jawaban darinya. Kenapa firasatku jadi tidak enak, apa dia akan mencelakakan Dira?

Gay Back To NormalWhere stories live. Discover now