Part 32

35.9K 816 169
                                    

Reupload part ini!

Seperti biasa menebar kegalauan tengah malam, membayar hutang saya minggu lalu... yg mengupload part ini menggantung, menjadi jelas. Makasih banyak untuk vote dan komennya yang sudah diberikan part kmarin, mohona maaf sekali kalau mesti dihapus.

Enjoy my story deh klo gt, tetep... jangan lupa vote, saran, komen, kritik, cabe, bawangnya yg pedes... Lol

Part 32

"Positif," seru Andien.

Aku hanya memandang heran sahabatku yang duduk di depanku, kami memang sedang berada di coffee shop tempat biasa kami berkumpul disini.

Baru setengah jam kami disini, Andien sudah meberondongkan pertanyaan kepadaku, dan berujung dengan sabar aku menceritakan kehidupan yang kujalani dengan Arya. "Positif apa'an sih Andien?"

"Iya ... Positif kalau laki lo itu 100% normal."

"Lo tahu dari mana?" Lagi-lagi Andien menoyor kepalaku.

"Tuh 'kan, masih aja tetep bego. Gue tahu berdasarkan sama apa yang udah lo cerita'in ke gue lah. Eh, gue jadi curiga ... jangan-jangan selama ini dia bohong, kalau bilang dia ngga doyan sama cewek ke lo."

"Engga mungkin! Masalahnya gue lihat sendiri, ekspresi dia, tingkah dia, respon dia yang jijik, risih dan ngga nyaman ke semua cewek yang di jodohin sama mama, pas gue masih status pacar bohong-bohongannya dulu. Dan asal lo tahu, mereka itu cantik-cantik sekelas model gitu deh! Beda jauh sama gue."

Andien mengangkat bahunya acuh. "Buktinya dia bisa berubah karena lo." aku juga mengangkat bahu, binggung harus berkata apa. "Engga tahu lah." kataku frustasi.

"Lo pake pelet apa sih? Manjur banget bisa sampe ngerubah haluan orang yang sudah melenceng gitu, ckckck." kali ini dia berkata dengan kekehan.

"Sialan ... Enak aja pelet."sungutku kesal.

Dia menjawil daguku dengan telunjuknya. "Behhh, gitu aja ngambek."

"Terus gue mesti gimana lagi dong?"

"Lah, kok tanya gue? Ya lanjutinlah perjuangan lo ..." kemudian Andien menatapku, sampai dia merubah posisi kepalanya menjadi miringpun, dia masih menatapku.

"Hari ini lo aneh deh 'Ra, lo sakit ya? Muka lo pucet gitu, terus itu brownies favorite lo kenapa didiemin gitu aja?"

Aku melirik malas pada brownies di depanku, bahkan aku tak minat memakan brownies yang biasanya aku langsung lahap habis.

"Ngeliatnya aja enggak minat, apalagi makan." ucapku asal.

"Idih .... tuh kan, jangan-jangan lo lagi-," katanya menggantung.

"Memang, sudah 4 minggu 'Ndien. Inseminasinya berhasil." Andien menatapku heran sesaat, sebelum menyinggungkan senyum di bibirnya.

***

Aku pergi, berpamitan pada Andien, setelah mendapat telpon dari mama Widya, yang memintaku untuk datang ke rumahnya. Jadi ... Disinilah aku sekarang dirumah keluarga Fahriza.

"Hai sayang," sapanya langsung saat melihatku masuk ke ruang tengah. Mama mertuaku ini memang masih terlihat cantik diumur yang sebenarnya, ditambah wajahnya yang campuran keturunan Prancis dan Indonesia membuatnya terlihat ... Cantik.

"Kamu nginep disini ya ..." pintanya, "Rumah ini, terlalu sepi tanpa kalian dan Celly." Mama memelukku, "Mama kangen banget sama kamu dan Arya, kalian kok tidak pernah kemari sih?"

Aku melepaskan pelukannya, lalu tersenyum sambil memandang wajah cantik Ibu mertuaku. "Arya sibuk mah, ya udah kita nginep sini, tapi Dira ... Mau telpon Arya dulu ya." Mama mengangguk senang.

Gay Back To NormalWhere stories live. Discover now