"Oh Sehun, lu mau kemana?" Tanya Chanyeol yg mengejar langkah Sehun.

"Gua mau bunuh, Jung Sena," Jawab Sehun dingin.

"Lu gila? Jangan selesain ini pake pikiran liar lu itu,"

"Eh ban*sat, dia lebih gila udah nyebarin aib (Your name) dan gua tau dia yg udah ngerencanain itu," Kata Sehun dengan amarahnya yg memuncak.

"Emang ada apa?" Tanya Chanyeol.

"Dia nyebarin foto (Your name) diperkosa,"

Chanyeol membulatkan matanya kaget. Ini bener-bener keterlaluan, Sehun terus berjalan dan diikuti juga sama Chanyeol dibelakangnya.

Suara speaker sekolah pun terdengar. Sambil berjalan, Sehun dan Chanyeol mendengarkan suara dari speaker itu.

'Panggilan untuk Oh Sehun kelas 12C dan (Your name) kelas 12A. Cepat menghadap Soyeon Seonsangniem diruang guru sekarang juga'

"Argh, kenapa harus sekarang," Kata Sehun mengepalkan tangannya kuat.

"Gua bakal urus Sena sama yg lain, lu temuin Soyeon Seonsangniem dulu. Cepet," Kata Chanyeol mengusap pelan bahu Sehun.

Sehun ngangguk dan berjalan ke ruang guru buat nemuin Soyeon Seonsangniem. Sampai diruang guru, Sehun udah ngeliat lu disana dengan kepala yang menunduk. Buru-buru Sehun langsung menghampiri lu.

"Permisi, Soyeon Seonsangniem," Kata Sehun menundukan kepalanya sekedar memberi hormat.

"Apa yang kalian lakukan malam itu?" Tanya Soyeon Seonsangniem to the point.

"Saya menunggu Sehun di halte, Seonsangniem," Kata lu pelan.

"Saya terlambat datang untuk menjemput (Your name), Seonsangniem,"

"Ini salahmu, Oh Sehun. Kenapa kamu membawa (Your name) pergi keluar saat malam hari?"

"Maafkan saya, Seonsangniem," Kata Sehun menunduk menyesal.

"Saya takut jika ini sampai terdengar ditelinga kepala sekolah dan (Your name) terancam tidak dapat mengikuti ujian akhir semester,"

Sehun sama lu kaget, belum lagi Sehun yang membulatkan matanya. Lu cuma bisa pasrah menerima semua ini.

"Seonsangniem, ku mohon jangan sampai (Your name) tidak bisa mengikuti ujiannya. Ku mohon Seonsangniem," Kata Sehun yg terkesan memohon.

"Saya akan mengusahakan itu, tapi itu semua kembali lagi dengan keputusan kepala sekolah dan saya akan menghubungi orang tua kalian, kalian bisa keluar," Kata Soyeon Seonsangniem membiarkan lu berdua keluar dari ruang guru
.
.
Kai, Chanyeol, Baekhyun dan Suho, sudah menggeret Jung Sena ke atas atap sekolah dan menyerang Sena dengan pertanyaan. Sena memasang wajah polosnya seperti tidak tau apa-apa.

"Apa yang udah lu lakuin sama (Your name)?" Tanya Kai dengan tatapan tajamnya.

"Semua itu lu yang ngatur kan?" Tanya Baekhyun.

"Rasanya aku ingin membunuhmu," Kata Chanyeol.

"Apa yang kalian omongin? Gua gak ngerti," Jawab Sena dengan wajahnya yang tidak berdosa itu.

"Lu kan yang udah nyebar foto-foto (Your name)," Kata Baekhyun yang menunjuk wajah Sena dengan penuh amarah.

Sena menepis tangan Baekhyun pelan, "Dia pantes ngedapetin itu,"

"Astaga, apa sih yang lu mau hah?" Teriak Baekhyun.

"Gua cuma mau Sehun tau perasaan gua, dia selalu ngeliat cewe sok polos itu dibanding gua," Teriak Sena juga gak mau kalah.

"Bukan gini caranya, lu udah ngancurin kebahagiaan mereka," Kata Baekhyun.

"Cewe sialan itu juga udah ngancurin kebahagiaan gua," Teriak Sena.

"Bukan dia yang ngancurin kebahagiaan lu. Tapi lu sendiri! Sehun gak akan pernah mau ngeliat lu karena apa? Lu bukan tipenya," Kata Baekhyun.

"Apa maksud lu? Apa cewe sok polos itu tipenya?" Tanya Sena sinis.

"Dia bukan sok polos kaya lu, dia itu suci dimata Sehun. Beda sama lu, Stop ngancurin kebahagiaan mereka berdua. Lu bakal punya kebahagiaan lu sendiri bukan sama Sehun!"

Sena terdiam sambil mengepalkan tangannya kuat menahan emosinya.

"Gua gak akan berhenti sampe Sehun jadi milik gua," Batin Sena.
.
.
"Sehun," Panggil lu lemes di luar ruang guru.

"Tenang, gua bakal bunuh jalang itu," Kata Sehun lalu pergi ninggalin lu sendirian disana.

Lu cuma bisa ngegigitin kuku lu takut. Bukan takut gabisa ikut ujian, lu takut apa yang bakal terjadi abis ini. Apa Sehun bakalan tetep disamping lu?.

Beberapa jam kemudian, Sehun gak muncul juga dihadapan lu. Yang ada malah kehadiran Appa lu dan Appa Sehun. Lu berdiri dan menyambut kedatangan Appa lu dan Appa Sehun.

"Ada apa gurumu memanggil Appa?" Tanya Appa lu.

"Appa bisa mendengarkan semuanya dari Soyeon Seonsangniem, Silahkan masuk Appa," Kata lu dan menuntun Appa lu buat masuk ke dalem kantor guru, Ayah Sehun juga ngikutin lu dari belakang dan menatap lu.

"Soyeon Seonsangniem," Panggil lu.

Soyeon Seonsangniem yang lagi sibuk sama pekerjaannya langsung memberhentikan aktifitasnya saat melihat Ayah lu sama Ayah Sehun udah dateng.

"Selamat pagi, Silahkan duduk disini," Kata Soyeon Seonsangniem.

"Sebelumnya ada apa anda memanggil saya kesini?" Tanya Appa lu.

"Saya jelaskan saja langsung ya pak. Anak anda dan Oh Sehun terlibat atas kasus pelecehan seksual,"

Appa lu kaget dan tatapannya langsung tertuju ke lu yang menunduk. Belum lagi dengan Appa Sehun.

"Apa maksud anda, Seonsangniem?" Tanya Appa lu gak ngerti.

"Dari pengakuan kedua belah pihak. Pada malam itu, Oh Sehun berjanji ingin menjemput (Your name) di halte dekat rumahnya. Tapi, karena kehadiran Sehun yang terlambat. Anak anda (Your name) mendapatkan pelecehan seksual dari orang yg belum diketahui identitasnya," Jelas Soyeon Seonsangniem.

"Bukan Sehun yang melakukannya?" Tanya Oh Sunghoo ayah dari Sehun.

"Bukan, anda bisa melihat foto-foto ini dan bisa dipastikan ini bukan Oh Sehun,"

Soyeon Seonsangniem memperlihatkan foto-foto itu sama Appa lu dan Appa Sehun. Betapa terkejutnya Appa lu saat ngeliat foto itu kalo itu beneran lu.

"Maafkan kesalahan anak saya, Pak," Kata Oh Sunghoo.

"Akan ku pikirkan,"

"Dan saya khawatir jika kepala sekolah mengetahui ini, (Your name) tidak bisa mengikuti ujian akhir," Kata Soyeon Seonsangniem.

"Usahakan kasus ini tidak diketahui oleh kepala sekolah, saya akan membayar berapapun asal anak saya bisa mengikuti ujian akhir," Kata Appa lu yang terkesan menuntut.

"Akan saya usahakan,"

Beberapa menit setelah perbincangan antara Appa lu dan Soyeon Seonsangniem. Appa lu keluar dari ruang guru dan diikuti juga sama lu dari belakang.

"Sudah Appa bilang, jangan bermain dengan pria itu. Mengapa kamu tidak mau mendengarkan Appa?"

"Maafkan aku, Appa," Kata lu menunduk menahan tangis.

"Jangan bertemu lagi dengannya, Appa tidak sudi melihat wajahnya lagi."
.
.
TBC

MONSTERWhere stories live. Discover now