Biarkan Aku Pergi

266K 14.1K 622
                                    

Zahra menangis tergugu didalam pelukan Mamanya. Hatinya benar-benar terasa sakit, saking sakitnya ia merasa kalau seluruh anggota tubuhnya mati rasa. Kenapa ia begitu bodoh? Kenapa ia tidak sadar kalau selama ini ia tengah mengandung?

"Aku telah melenyapkannya Ma, Allah marah padaku hingga Allah mengambilnya dariku." ia memeluk erat tubuh Mamanya.

Ali berdiri diambang pintu, tubuhnya diam terpaku menatap Zahra yang kini tengah menangis tergugu didalam pelukan mamanya. Zahra telah mengetahui apa yang telah terjadi kemarin. Darimana Zahra mengetahui semuanya? Bukankah sebelumnya ia telah memohon kepada orang-orang terdekatnya untuk tidak memberitahu Zahra bahkan ia pun telah memohon hal itu pada ibu mertuanya.

"Aku ingin berpisah dengan Mas Ali Ma."

Seluruh persendian tubuh Ali seketika terasa lemas saat kata pisah terucap dari bibir Zahra. Ia tidak ingin ada perpisahan. Ia berjanji akan memperbaiki semuanya. Zahra harus tetap berada disampingnya dan Zahra pula yang kelak akan menjadi ibu bagi anak-anaknya.

Dengan langkah pelan Ali menghampiri Zahra, lengannya terulur memegang bahu Zahra.

Seakan ada pedang yang membelah hatinya saat ia melihat Zahra yang kini menatapnya dengan tatapan benci bercampur sakit.

"Maafkan aku....."Ali berucap begitu pelan "Aku mohon maafkan aku." Ali meraih tangan Zahra memeggenggamnya dengan sangat erat namun dengan kasar Zahra melepaskannya.

"Andai saja kata maafmu dapat mengembalikan dia yang hilang, mungkin aku akan memaafkanmu." ucap Zahra lirih disela isak tangisnya. "Apa kau bisa mengembalikannya Mas?"

Diam... Tidak ada yang mampu Ali ucapkan. Ia bukanlah Tuhan yang dapat mengembalikan apa yang telah pergi.

"Aku mohon Mas ceraikan aku!" Zahra menundukkan wajahnya saat mengucapkan kalimat itu. Ia mencintai Ali namun ia sadar kalau ia tidak akan mampu lagi hidup bersama Ali. Sakit yang kini ia rasakan tidak mampu lagi ia obati.

Ali menggelengkan kepalanya, wajahnya menyiratkan ketakutan yang mendalam. Ia tidak ingin kehilangan Zahra. Sampai kapanpun ia tidak akan pernah menceraikan Zahra.

"Aku tidak akan pernah menceraikanmu!" ucap Ali tegas "Sampai kapanpun aku tidak akan pernah menceraikanmu!" ulang Ali tegas.

"Kenapa? Bukankah ini yang Mas inginkan. Berakhirnya pernikahan ini akan membuat Mas bisa bersama dengan wanita yang Mas cintai!" Zahra berteriak kalap. Usapan yang mamanya berikan dibahunya tidak mampu meredam emosinya. "Sebenarnya apa yang Mas inginkan? Janinku pergi karenamu! Kau telah membuat aku kehilang janinku. Demi Allah aku membencimu!" Zahra benar-benar tidak mampu menahan emosinya. Apa yang telah ia pendam selama ini telah pecah kepermukaan.

Demi Allah aku membencimu... Kata-kata itu membuat Ali terdiam tidak berdaya.

"Walaupun kau membenciku... aku tidak akan pernah menceraikanmu!" ucap Ali sebelum pergi meninggalkan ruangan itu begitu saja.

~ • ~

Ali menghempaskan tubuhnya di sofa yang berada diruangan pribadinya, dengan kasar ia mengacak rambutnya frustasi.

Kata-kata yang barusan Zahra ucapkan padanya terus berputar dikepalanya.

Ali memandang Ayana yang kini berdiri diambang pintu dengan tatapan marah.

"Apa kau yang memberitahu ini semua pada Zahra?"

Dengan langkah pelan Ayana menghampiri Ali "Iya aku yang mengatakannya. Dia perlu tahu, jadi tidak salahkan kalau aku memberitahunya?" Ayana mendudukkan tubuhnya tepat disamping Ali.

Ali menepis tangan Ayana yang hendak menyentuh tangannya "Kenapa kau melakukannya?"

"Karena kau, aku melakukannya karena kau!" ucap Ayana tegas "Kau bilang kau mencintaiku tapi hanya gara-gara Zahra keguguran kau melupakanku dan berniat meninggalkanku. Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi Mas!"

Cinta Dalam Diam | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang