Chapter 1

3.2K 267 5
                                    

[ © Sebuah remake dari novel milik Kim Rang dengan judul yang sama(2006), cerita sepenuhnya milik Kim Rang hanya beberapa yang saya ubah termasuk casts dan latar untuk keperluan cerita. ]

.

.

.

.

Bagian Pertama.

.

.

.

Jaejoong masih belum bisa melupakan perbuatan Siwon padanya, tapi hari dimana ia harus pergi ke Hotel Arizona semakin dekat. Satu hari Sesudah Jaejoong melihat Siwon bersama perempuan lain itu, Siwon mencoba menghubunginya tapi diabaikan oleh Jaejoong.

Bahkan, ia langsung mengubah nama Siwon menjadi 'Si brengsek Siwon'.

Jaejoong selalu menggertakkan giginya setiap melihat nama itu muncul di layar ponselnya. Sebenarnya ia ingin menerima telepon itu dan memaki Siwon dengan kata-kata kasar, tapi Changmin bilang mengeluarkan kata-kata kasar untuk orang seperti Siwon hanya akan membuang-buang waktu dan energi.

Jadi, sebaiknya ia menghindar. Ia juga sempat berpikir untuk mengganti nomor teleponnya, tapi tentu saja itu lebih merepotkan. Karena, artinya Jaejoong harus mengumumkan nomor barunya pada lebih dari delapan puluh orang hanya karena satu bajingan itu.

Yang mengganti nama Siwon di ponsel Jaejoong pun sebenarnya Changmin, ia bilang julukan itu sangat cocok untuknya.

"Seharusnya aku meninjunya. Aku menyesal membiarkannya pergi begitu saja."

Changmin pun menjadi 'tempat sampah' Jaejoong selama kurang lebih empat hari. Tentu Jaejoong tidak bercerita bahwa ia mengajak Siwon bermalam di hotel bersamanya. Kalau Changmin tahu, dia pasti akan langsung melaporkannya ke Rumah Beras.

"Sebenarnya memang sayang karena kau tidak berhasil memukulnya, tapi good job.. Kau berhasil menahan diri untuk tidak melakukan hal itu." puji Changmin.

"Maksudmu?"

"Karena kalau kau memukulnya, yang akan menanggung malu bukan hanya dia, kau juga."

'Benar juga.'

"Lalu... Perasaanmu padanya sudah semakin jelas kan?" Changmin bertanya lagi.

"Tentu saja, apa kau khawatir kalau aku masih menyukainya?"

"Bukan begitu, terkadang aku tidak mengerti wanita. Aku sering bertanya-tanya, kenapa mereka suka pria yang jelas-jelas bajingan. Apalagi, kadang rasa suka mereka terlihat sangat berlebihan."

"Hei! Aku tidak seperti itu!"

"Apa? Menurutmu kau tidak berlebihan? Dasar bodoh..."

"Sudahlah, aku tidak sampai sebodoh itu kan?"

"Iya.. iya .. Hei, kau mau ramyeon?" Changmin mengambil dua bungkus ramyeon dari lemari.

"Kau tidak punya nasi? Sejak empat hari yang lalu aku belum makan nasi sedikitpun. Kalau aku makan ramyeon lagi, sepertinya pencernaanku akan terganggu."

"Ya sudah, kita makan nasi saja... Lagipula untuk apa kau mengurangi makan nasi hanya karena si brengsek itu?"

Changmin mengembalikan ramyeon yang diambilnya tadi ke tempat semula, lalu mengambil beras untuk dimasak.

"Aku memang tidak berselera. Untuk apa aku melakukan itu demi dia?'

"Omong-omong, kau tidak pernah memberinya apa-apa kan? Uang, mungkin.."

The Last 2% Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang