BA8. Jealousy

5.8K 771 120
                                    

Sooji tersenyum menikmati pandangan di dalam ruangan itu, hari ini sudah seminggu sejak pertama kali Jisoo bertemu dengan ayahnya dan sejak hari itu pula mereka selalu datang ke tempat ini untuk mengunjungi Myungsoo, ah tidak lebih tepatnya ia dipaksa untuk setiap hari berkunjung kemari oleh Jisoo yang selalu merengek ingin bertemu dengan ayahnya. Mereka tidak selalu bersama Wonho, pria itu memang sudah memiliki jadwal sendiri untuk mengunjungi Myungsoo, jadi satu minggu penuh hanya dirinya dan Jisoo yang selalu kemari.

Awalnya Sooji berpikir mungkin hanya akan membutuhkan waktu 3-4 hari sampai proses pengeluaran Myungsoo dari pusat rehabilitasi ini rampung, tapi nyatanya sampai hari ini masih belum ada kejelasan juga dari pihak yang berwenang. Kemarin Sooji sempat menanyakan tentang kelangsungan proses pengeluaran Myungsoo dan kepala pusat rehabilitasi itu mengatakan cukup sulit untuk melakukannya terlebih kesehatan Myungsoo tidak begitu memenuhi persyaratan untuk melakukan rawat jalan.

"Mrs. Bae." Sooji menoleh dan menemukan kepala perawat beserta dua orang perawat pria berada di belakangnya.

"Mr.Shin sudah tiba, kita bisa mendiskusikan masalah pengeluaran Mr.Kim," ucapnya menjelaskan membuat Sooji mengangguk mengerti, tapi kemudian ia teringat dengan Jisoo yang masih berada dalam ruangan Myungsoo.

"Mereka yang akan mengawasi dari sini, kami bisa pastikan kalau mereka akan bisa menjaga anak anda."

"Baiklah, tapi saya harus memberitahu Jisoo dulu." Kepala perawat itu mengangguk lalu membiarkan Sooji memasuki ruangan Myungsoo, wanita itu mendekat dan memanggil Jisoo dengan suara pelan takut mengganggu kesenangan Jisoo dan Myungsoo.

"Jisoo, kemari sebentar," Jisoo menoleh melihat ibunya yang memanggilnya, baru saja akan turun dari ranjang tiba-tiba tangan Myungsoo menahan lengannya sembari menatap wajahnya.

Sooji yang melihat itu sedikit khawatir dengan apa yang akan dilakukan oleh Myungsoo, tapi kemudian ia langsung bernafas lega setelah melihat Jisoo bisa lepas dari cekalan Myungsoo setelah membisikan sesuatu ke telinga pria itu. Sooji sebenarnya sangat takjub dengan Jisoo, gadis itu bisa meluluhkan Myungsoo yang mungkin saat ini masih belum menyadari siapa dirinya, tapi melihat interaksi keduanya selama seminggu ini Sooji yakin jika keberadaan Jisoo bisa membantunya untuk menyembuhkan Myungsoo kembali.

"Ada apa mom?" Jisoo sudah cukup lancar berbahasa korea, karena sejak bertemu Myungsoo ia selalu minta diajarkan bahasa itu agar bisa berkomunikasi lancar dengan ayahnya, entah dirinya, Sam atau Wonho yang selalu dipaksanya.

"Mom akan pergi sebentar untuk mengurus sesuatu, di depan ada dua kakak perawat yang akan menjagamu. Kalau ada apa-apa kau bisa memanggil mereka, oke?"

Jisoo mengangguk mengerti mendengar ucapan ibunya, "aku mengerti, mom bisa menyelesaikan urusan mom lebih dulu. Aku akan menunggu bersama dad," ucap Jisoo tersenyum lebar. Sooji melirik Myungsoo yang sedang menatap mereka tanpa berkedip, ia menghela nafas. Setakut itukah Myungsoo jika Jisoo pergi darinya? Lalu bagaimana denganku?

Sooji menggeleng, sekarang bukan waktunya untuk memikirkan hal itu. Ia harus mengeluarkan Myungsoo dari tempat ini dulu agar proses penyembuhannya bisa lancar. Dia hanya mengusap kepala Jisoo sebelum keluar dari ruangan itu.

*

Sooji dan Wonho saling menatap ketika Mrs.Jangyun--kepala pusat rehabilitas mengatakan bahwa keinginan mereka tidak bisa dikabulkan, Sooji mengerutkan keningnya.

"Kami pihak keluarga pasien dan kami berhak memutuskan apakah akan tetap melanjutkan pengobatan di tempat ini atau tidak," ucap Sooji menyela.

"Kami mengerti, tapi melihat kondisi pasien kami belum bisa sepenuhnya lepas tangan. Bagaimanapun juga lima tahun yang lalu Mr.Shin sudah memberikan kami tanggung jawab untuk penyembuhan tuan Kim."

Begin Again | MS #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang