BA3. I Do Really Love Him

5.4K 746 98
                                    

Incheon - South Korea

Bibirnya terkatup rapat semenjak kakinya melangkah untuk meninggalkan kabin pesawat, Sooji merasakan genggaman kecil di tangan kanannya tapi tidak ada niat sedikitpun untuk ia membuka suara. Menghirup udara malam itu dengan dalam dan memperhatikan keadaan sekitarnya, akhirnya setelah tujuh tahun berlari ia kembali ke tempat ini. Ke negara dimana semua kekacauan dalam hidupnya terjadi.

"Mom."

Sooji menoleh pada Jessie, itu adalah kata pertama anaknya semenjak kejadian di dalam pesawat tadi. Jessie yang seakan mengerti kegundahannya ikut diam dan tidak menanyakan apapun sepanjang delapan jam perjalanan mereka menuju Korea.

"What's wrong darl?" Sooji berjongkok dan menatap wajah sendu Jessie, gadis kecil itu meringis lalu mengusap perutnya.

"Hungry," rengeknya dengan suara pelan, mendengar itu Sooji tersenyum lalu kembali berjalan menggiring Jessie agar segera masuk ke dalam gedung bandara. Mereka akan mencari makan saat ini.

"Beruntung kau mengingatkanku, aku juga sangat lapar sayang," gumam Sooji, Jessie mendongak mendengar ibunya berbahasa asing. Alisnya merengut tidak mengerti, meskipun ibunya sering menggunakan bahasa itu ketika berkomunikasi dengan paman Samnya tapi ia sama sekali tidak dapat mengerti. Hanya beberapa kata saja yang ia tau.

"I don't understand," gerutu Jessie untuk dirinya sendiri, tapi ternyata Sooji mendengarnya kemudian terkekeh kecil.

"Grandpa will teach you, how to speak in our language honey," ujar Sooji yakin membuat Jessie mengangguk patuh, "come on, we must eat."

Akhirnya setelah mengambil koper di bagian bagasi Sooji membawa Jessie untuk masuk ke dalam salah satu cafe yang ada di dalam bandara. Jessie tersenyum girang ketika melihat semangkuk spageti di hadapannya.

"Eat, we still have a long ride." Sooji mulai menyantap makanannya, sesekali melirik Jessie yang terlihat lahap membuatnya tersenyum dengan lebar.

*

"So, are we go to grandpa's home?" tanya Jessie sembari berjalan dengan menggandeng tangan kiri Sooji.

"No honey, it's too late. I think we should sleep in the hotel tonight, is it okay?" jawab Sooji menyesal, seharusnya mereka memang langsung ke rumah ayahnya tapi sekarang sudah sangat malam dan ayahnya tinggal jauh dari kota ini. Jadi pilihan untuk menginap di hotel adalah tepat, ia tau Jessie sudah lelah.

"No problem, I'm sleepy too mom," ujar Jessie menganggukan kepala mengerti membuat Sooji harus menoleh ke bawah dan menemukan wajah putrinya yang menatapnya dengan pengertian.

"Oh, you are a very nice girl," desah Sooji masih menatap wajah Jessie dan terus berjalan menuju pintu keluar bandara.

Hingga tanpa sadar seseorang berjalan cepat ke arah mereka dan tidak memperhatikan jalan di hadapannya hingga tubuh keduanya bertabrakan, meskipun tidak cukup keras tapi sanggup membuat Sooji mengaduh karena merasakan nyeri di pundaknya.

"Oh, maafkan aku nona. Aku sedang terburu-buru, maaf."

Sooji mendesah, memilih untuk mengecek keadaan Jessie terlebih dahulu.

"Are you okay?" tanya Sooji pada anaknya tanpa peduli orang yang sedang meminta maaf di hadapannya saat ini, sekarang lebih penting adalah keadaan Jessie.

"I'm okay." Sooji mengangguk mengerti, lalu hendak berbicara pada siapapun yang telah menabraknya tadi.

"Dengar-" namun, suara Sooji terhenti begitu saja ketika kepalanya menoleh dan menatap wajah pria yang sedang memberi tatapan kebingungan kepadanya saat ini. Sooji tercekat, demi tuhan aku baru saja tiba 2 jam yang lalu di negara ini dan harus bertemu dengan dia?

Begin Again | MS #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang