hello b,i'm coming

33.5K 1K 52
                                    

-aku suka sesuatu yang lebih berisik-

...

Entah ini sudah hari keberapa aku pindah sekolah,ibuku dan ayahku menyuruhku tenang,jangan sampai semuanya seolah berantakan.
Tapi kau tau kan aku orangnya berisik,semua anak kecil menyukaiku,ahjumma pun juga,laki laki yang memandangku kemarin dikelas pun mengirim surat lalu menyuruhku membaca dan membalasnya.

Kau tau apa yang kupikirkan?

"Tuhan,bisa aku mati saja?"

Sekolah baruku ini memang untuk anak anak pengusaha kaya,uang mereka seolah tak pernah berhenti mengalir seperti banjir kemarin.
Ya,walaupun hanya sampai mata kaki,dan aku tetap berpikir itu menjijikan.

Aku melihat gaya mereka,lalu aku bergumam berkali kali dan berdoa
"Aku setara dengan mereka"

Tapi kau pasti juga tau,mana ada anak orang kaya yang makan di kedai mi pinggir jalan,dengan keadaan becek lalu kedinginan terkena udara malam seoul. Lalu aku berpikir lagi seolah olah aku hanyalah satu satunya anak pengusaha kaya yang merakyat.

Sepertinya hanya aku.

Mereka anak yang tenang,dengan headphone di telinga setiap saat,suara suara lembut anak gadis yang tak pernah seberisik di kelasku dulu dan juga wajah tampan dan karisma yang tersimpan bagus.

Mereka sempurna.

Lalu aku? Byun baekhyun anak laki laki satu satunya pemegang warisan ayahku nanti yang hobinya membeli es krim di kedai biasa,bukan duduk di kursi mahal cafe,aku yang hobinya menggoda anak kecil bukan malah ketakutan saat mereka menangis dan aku yang tidak pernah mau dijemput supir pribadiku.

Kau kan tau sendiri bagaimana polusi udara,bagaimana macetnya jalan ketika mobilku juga ikut ikutan disana.

Aku benci hal hal rumit seperti pemikiran mereka.

Ayah,ibu?
Menentangku keras untuk pulang dengan kereta bawah tanah,tetapi aku selalu melakukannya.

Aku byun baekhyun.

Kriiing

Aku benci belnya juga.

Aaah~aku benci segala galanya tentang sekolah baru.

"Byun!"
Lalu aku tersentak dari lamunanku dan tanganku yang kutaruh menopang dagu.

Itu dia,luhan yang selalu menyebut marga bukannya nama.
Kebiasaannya membuatku ingin sekali menjodohkannya pada makhluk yang lebih mirip vampir diujung sana,oh sehun.

"Kuadukan pada ayahku boleh?"
Aku menatap matanya,lalu menunjukkan senyumanku.

"Aish! Aku hanya memanggil margamu bukan nama panjang ayahmu..kau berlaku berlebihan."

Ia menggaruk tengkuknya,aku tau ia canggung barusan

"Sudahlah,aku ingin sekali ke kantin,mau ikut?"

"Ide bagus"

"Baekhyun ah"

Entah suara berat ahjussi mana yang memanggilku barusan,aku merasa darahku mengalir langsung menuju kakiku dan lututku lemas.

Aku menoleh kebelakang,luhan mengikutiku.

Laki laki dengam rambut hitam pekat dan poni yang ia naikkan keatas itu rupanya.
Dengar dengar ia anak pemilik sekolah ini,ia tampan kuakui itu.
Tunggu dulu..oh ya,aku gay.

Dengar kan,aku gay.

"Ada apa?"

Aku bertanya agak gugup,ia belum pernah memanggilku,bahkan aku jarang sekali melihatnya. Dan pernahkah kau berpikir bahwa aku yang jarang melihatnya atau mataku yang rusak karena video game?

Body SayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang