26

2.4K 141 3
                                    

Sudah hampir satu bulan setelah mereka kembali dari Bali tetapi Hayi belum juga memberikan tanda-tanda kehamilan. Itu membuat kedua orang tua mereka terlihat kecewa meskipun mereka tersenyum dan mengatakan tidak apa-apa.

Hayi menggendong bocah kecil berumur empat tahun yang menggemaskan itu dan mengajaknya keluar gedung. Orang tua bocah itu sudah telfon dan mengatakan bahwa mereka akan terlambat menjemput karena macet yang panjang.

Hayi sendiri menjadi guru vocal anak-anak di salah satu kursus vocal terkenal di Seoul. Itu sendiri satu-satunya pekerjaan yang diizinkan oleh Jaewon dan kedua orang tua mereka.

"Noona-noona mau bawa Daebak kemana?"

"Daebak mau es krim?"

"Mau mau!"

"Ayo noona belikan es krim!"

"Aciiik!"

Hayi tak menyadari bahwa suaminya itu sudah menjemputnya bahkan mengikuti mereka dari belakang. Jaewon tersenyum sendiri. Sepertinya Hayi sangat menginginkan kehamilan itu.

"Daebak mau pesen es krim yang mana?"

"Yang itu!"

"Mau tambah topping apa?"

"Cemuanya!!"

Hayi tersenyum lebar lalu mencubit pipi tembam bocah itu dengan gemas.

"Aku bawain." Hayi menoleh pada suara familiar itu. Senyumnya mengembang melihat Jaewon dengan pakaian kantornya tersenyum senang.

"Hyuuung!" pekik Daebak kesenangan. Daebak Lee memang salah satu yang paling dekat dengan guru vocalnya itu. Dia bahkan dekat dengan Jaewon juga. Mereka sering disebut keluarga kecil yang manis.

"Kamu udah dateng kok gak langsung bilang sih." Hayi menyuapi Jaewon dan Daebak bergantian.

"Seneng aja liat kamu dari belakang gemes-gemesan sama Daebak."

Hayi hanya tersenyum menanggapi ucapan suaminya itu.

Setelah mengantar Daebak ke orang tuanya yang baru saja datang, Hayi dan Jaewon berjalan ke mobil milik Jaewon.

"Argh." Hayi tiba-tiba memegang perutnya yang rata itu.

"Kamu sakit?!" Jaewon langsung panic dan membantu Hayi.

"Aduh ini perutku tiba-tiba sakit gini aduh." Tanpa pikir panjang Jaewon langsung menggendong Hayi dan membawanya kerumah sakit. Tentu saja memakai mobil.

***

"Hayi! Gimana Hayi sekarang?!" Jimin memekik setibanya dia didekat Jaewon.

"Masih didalem."

"Heish!" Jimin mendesah kesal. Karena ponsel Hayi yang terus bordering jadi Jaewon terpaksa mengatakan bahwa sahabat karib Jimin itu sedang di rumah sakit dan ternyata gadis berpipi tembam itu langsung mendatanginya.

"Saudara nyonya Lee Hayi?" tanya dokter yang baru saja keluar dari ruang IGD itu.

Jaewon dan Jimin langsung berdiri, "Saya suaminya dok." Jaewon mengangkat tangan spontan.

"Ah syukurlah kandungan nyonya Lee Hayi sangat sehat meskipun kondisi ibunya cukup keletihan." Dokter itu tersenyum sambil menepuk pundak Jaewon.

Jaewon membeku. Jimin membulatkan matanya.

"Terima kasih dok."

"Iya. Tolong jaga istri anda lebih ketat lagi. Dia butuh istirahat yang cukup dan stress yang harus dikurangi."

"Baik dok. Terima kasih." Dari tadi itu yang menjawab Jimin. Jimin tersenyum senang dan membungkuk pada dokter yang masih muda itu.

"OH MY GAWD! KAMU AKAN JADI AYAH JUNG!!!" Jimin menggoyang-goyang pundak Jaewon yang masih membeku.

Jimin langsung memasuki ruangan itu dan menemui Hayi.

"Aku? Ayah?"

"Hayi? Hamil?"

"YEOBO!" Jaewon langsung memekik girang dan berlari memasuki kamar Hayi.

m

Marriage Not DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang