Snowy

24.5K 1.5K 7
                                    

Greg—nama dari penyihir picik. Penyihir tua itu mendekap bayi merah kecil. Membawanya menghilang di balik bayangan semak belukar. Berduri dan beracun. Tawanya masih menjadi ketika ia berhasil membawa kabur sang putri dari istana.

Saat berada tepat di tengah hutan belantara Darkford, Greg meletakkan tubuh bayi itu di atas tanah. Menyembunyikan tubuh mungilnya diantara akar pepohonan. Lalu meninggalkannya. Menghilang lagi di balik pepohonan sambil tertawa nyaring.

Tampak dibalik kain yang membungkus tubuh San, ia menggerakkan tubuhnya membuat kain itu bergerak. Bayi itu seperti mencari sebuah kehangatan di tengah dingin malam hutan Darkford.

Beberapa saat kemudian. Saat San mulai menangis kencang karena haus. Seekor Cuss, binatang kecil berbulu lebat yang tampak seperti tupai turun dari atas pohon. Berlari. Dan meletakkan tangan kecilnya diatas kain San. Hewan ajaib itu mulai mengendus hidung San. Lalu ia berhenti menangis.

Cuss, memutari tubuh San. Seperti mencari sebuah lubang. Lubang yang bisa saja penuh dengan sebuah makanan. Itu yang sebenarnya ada di kepala cuss.

San kemudian menangis lagi. Lebih kencang dari sebelumnya. Hutan yang suram dan sepi membuat suara tangis San begitu keras hingga di sebuah sudut pohon besar, di balik pohon tua itu, muncul seorang wanita tua. Rentan. Berjalan terseok-seok dengan tongkat kayunya yang hampir sama tua dengan dirinya. Wanita itu mendekat kearah San dengan sorot mata bingung. Huuss, suara wanita itu mengusir cuss agar pergi dari tubuh San. Lalu ia mengambil bayi yang tergeletak lemah tak berdaya dari atas tanah. Lebih tepatnya wanita itu memungut putri dari kerajaan Alltar dan membawanya kembali kedalam gubuk kecil di balik pohon besar.

Sesampainya di dalam gubuk, wanita itu meletakkan San diatas tempat tidur yang terbuat dari kayu di tumpuki dengan jerami dan dibungkus dengan daun Remlp. Daun Rempl sangat lebar dan besar. Hampir setengah badan manusia dewasa. Pohonnya pun menjulang tinggi. Wanita tua itu memunggut daun Remlp yang jatuh dari ranting. Memilihnya yang masih sedikit agak basah agar bisa menjadi alas tempat tidur.

Saat menatap keluar jendela. Salju pertama turun di musim dingin. Putih bersih. Bulir-bulir es itu tampak cantik, secantik bayi yang dia temukan.

Menyadari bahwa dia tidak tau nama si bayi tersebut, dan tidak tau dari mana asal-usulnya, Dwei—nama wanita tua itu, memberikan sebuah nama pada bayi mungil yang ada di depannya. Little "Snowy."

***

10 years later

Di tepian sungai Ristal, di balik bukit Sasky yang terletak di kerajaan Winston bagian barat daya, seorang gadis berusia sepuluh tahun dua bulan, berlarian kecil mengejar capung.

Little Snowy dari kerajaan Alltar telah tumbuh menjadi gadis muda polos dan cantik. Dwei membawanya ke Winston setelah musim salju berakhir.

"Owy!." panggil Pey dari kejauhan.

Gadis itu berlari menuju Pey dengan wajah ceria. Lalu berhenti di hadapannya dengan senyuman manis.

"Bisakah kau petik daun Mint ini lagi?." ucap Pey sambil menunjukkan daun tersebut.

Owy mengangguk lalu pergi dari hadapan Pey. Gadis itu berlari kearah tempat daun Mint yang ia temukan tadi untuk kembali memetik daunnya beberapa helai.

Hamparan berbagai macam warna-warni bunga bermekaran di lereng bukit Sasky. Seperti pelangi yang ada di daratan, bukan di atas langit. Warna yang begitu cantik sepanjang mata memandang. Bahkan bunga berwarna hitam dan transparan-pun ada di lereng bukit ajaib ini. Mereka dapat tumbuh subur di musim semi.

"Owy! Cepatlah kemari!." Pey lagi-lagi memanggil namanya. Kali ini gadis muda lima tahun lebih tua darinya memanggil Owy sedikit berteriak.

Owy mendongakkan kepalanya, menatap Pey dari kejauhan. Melihatnya dari sela tumbuhan yang lebih tinggi dari tubuh gadis itu, lalu dia berlari meninggalkan daun Mint.

"Apa yang ter..." Owy berhenti dari kalimatnya.

Pey dan Owy menatap lekat kearah binatang kecil berbulu putih dengan hidung warna hitam tengah berguling-guling diatas rerumputan Sasky.

"Wow."

Dua ekor anak serigala salju tengah bermain dengan rerumputan. Menggoyangkan ekornya seperti anak anjing. Anehnya, bagaimana bisa binatang lucu itu bisa sampai di daerah ini?

Owy mendekat.

"Jangan!." Pekik Pey mencegahnya untuk mendekat.

"Tidak apa-apa." balas gadis itu.

Owy kembali mendekati makhluk kecil itu. Pey hanya menatap dari balik punggung Owy.

"Hey!." Sapanya. Gadis kecil itu kemudian mengelus pucuk kepala dua serigala salju di depannya bergantian. Mereka kemudian menggoyangkan ekor bersamaan menandakan bahwa mereka senang di perlakukan demikian. "Kau lihat Pey, mereka ramah."

"Ayo kita pulang!." Pey tidak membalas perkataan gadis itu. Dia malah mengalihkan pembicaraan. "Ayo Owy!."

"Tunggu, aku ingin memberikan sebuah nama pada mereka."

"Ayolah Owy, Dwei sebentar lagi sampai di rumah. Kita bisa kena marah." Tangan Pey menarik lengan Owy yang masih duduk bersila didepan serigala tanpa nama.

Akhirnya Owy bangkit dari tempatnya. Tenaga Pey lebih kuat dari dia, maka dari itu dia menyerah dan menuruti ajakan Pey.

Mereka berjalan menjauh. Meninggalkan dua serigala kecil tanpa nama itu. Keduanya menatap Owy. Sebaliknya gadis itu juga masih sesekali melihat kebelakang. Lalu di otaknya terlintas sebuah nama. An dan Ar. Owy tersenyum. Ia sudah menemukan nama untuk kedua binatang kecil itu. Bisakah mereka menjadi miliknya?

ALLTAR ✔ [Tersedia Di Google Playbook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang