Answer

856 54 0
                                    

"Gimana keadaan lo?", tanya Fanso. Sudah sejak setengah jam yang lalu lelaki ini mengunjungi Claudia. Tentunya dia tidak sendirian. Namun baru pertanyaan ini yang keluar dari mulutnya.

"Biasa aja..",

"Gue bisa bantu lo.. Asal lo mau cerita ke gue apa yang terjadi sama lo..",

Claudia mengalihkan tatapannya memandang jendela. Lelah.. Itu yang dia rasakan. Mulutnya memang bungkam, namun matanya berbicara. Matanya menyiratkan ketakutan. Dan dia butuh pertolongan.

"Ngapain sih lo ngajak dia?", tanya gadis itu masih menatap jendela.

"Dia bisa bantu lo..",

"Ck.. Lo tuh gak ngerti Fan..",

"Gue ngerti kalo lo ngomong.. Makannya lo ngomong..",

"Najis.. Pergi aja lo.. Ganggu banget tau ga?",

"Clau.. Dia bisa bantu lo.. Disini dia diposisi yang berbeda.. Lo bisa bilang semua ke dia.. Disini dia bukan mau ngasih elo peer.. Bukan mau ngajarin lo.. Tapi mau bantu lo..",

"Gue takut.. Sumpah gue gak ngerti.. Gue di teror Fan.. Dia nyuruh gue diem.. Tapi sekarang gue buka mulut.. Gue gak tau apa yang bakal dia lakuin lagi ke gue.. Apalagi gue udah buka mulut..", Claudia menundukkan kepalanya. Matanya meredup. Wajahnya pucat pasi. Kedua tangannya meremas ujung bajunya.

Fanso memegang bahu gadis itu. Mencoba meyakinkannya bahwa gadis itu akan baik baik saja.

"Gausah takut.. Ada gue.. Ada Tuhan..",

Claudia menengadahkan kepalanya menatap Fanso. Mencoba mencari perlindungan. Mencoba mencari keberanian yang tersisa.

"Gue takut dia balik lagi..",

Fanso melepaskan genggamannya. Dia menatap wanita berparas cantik yang berdiri disampingnya. Kira kira umurnya 20 tahunan.

"Terus ini gimana? Dia gak bisa sendirian.. Tapi.. Kita gak bisa nemenin dia..",

"Kamu tenang aja.. Semua sudah di urus.. Kita bisa menemani dia..",

"Oh.. Benarkah?",

Wanita itu hanya mengangguk.

"Oke.. Sekarang apa yang harus saya lakukan?", tanya Fanso pada wanita itu.

"Tidak perlu melakukan apa apa.. Kita tunggu sampai makhluk itu datang.. Saya yakin dia tidak akan muncul.. Tapi untuk berjaga jaga, kita harus siaga.. Terus hidupkan lampunya.. Lindungi saklar dan lampu agar tidak di sentuh makhluk itu.. Semakin banyak cahaya.. Maka makhluk itu akan semakin lemah.. Dan satu lagi.. Kita perlu kondisi yang ramai.. "

Fanso mengangguk yakin. Dia akan berkoordinasi dengan perawat rumah sakit untuk terus berjaga saat malam hari tiba. Dan membuat suasana lebih ramai.

¥¥¥

Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Fanso dan wanita itu masih setia menemani Claudia yang masih terbaring di kasur rumah sakit. Kondisi gadis itu memang sudah membaik, namun fisiknya belum sepenuhnya pulih.

Claudia menatap wanita yang sedang duduk tenang di sofa. Mata wanita itu menatap serius salah satu acara TV.

Claudia menghela nafas jengah. Jelas dia sangat bosan. Dari kemarin dia hanya tiduran di kasur tanpa melakukan apa apa.

"Lo bosen ya?", tanya Fanso yang membuat Claudia mengalihkan tatapannya menatap lelaki itu.

"Iya.. Gue bosen banget..",

Fanso menyunggingkan senyumnya setelah melihat ekspresi manyun yang dikeluarkan Claudia. Lelaki itu mengacak pelan rambut Claudia. Memberi kesan gemas akan tingkah gadis itu.

Teror Masih Berlanjut (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang