"Ayah, Bunda, jangan pergi!" Seketika itu juga pintu terbuka dan bunda langsung lari ke deket ranjang gue.

"Ayah dan bunda hanya bercanda kok" ucap ayah dengan santai nya jalan ke deket ranjang gue.

"Kamu udah nggak kenapa-kenapa kan sayang? Bunda khawatir banget sama kamu sayang. Jangan ngelakuin itu lagi ya. Maafin bunda" ucap bunda terus meluk gue dan menciumi pipi gue.

"Seharusnya Riksa yang bilang itu ke bunda-hiks-" gue pun mulai sesenggukan di pelukannya bunda.

"Maafin Riksa bunda, maafin Riksa-huaaaa-" tangisan gue semakin menjadi-jadi. Gue merasa jadi kayak orang bodoh, sampe minum obat ga jelas dan buat Danny, sahabay kesayangan gue mati sia-sia cuma buat gue. 'Gue' yang notabenenya jahat sama dia.

"Riksa sayang, dengerin bunda ya nak. Riksa nggak jahat kok. Bunda sayang banget sama Riksa, jadi jangan ngulangin lagi ya sayang" ucap bunda dan pelukannya semakin erat.

"Riksa janji bunda" ucap gue lirih.

Bunda pun ngelepasin pelukan gue dan berdiri di samping ayah.

"Riksa, bunda dan ayah pulang ke rumah dulu ya. Mau ambil pakaian buat kamu dan kakak. O iya kalau kamu mau jenguk kakak boleh kok. Kamar nya ada di Mawar nomer 3. Nanti kamu di anter sama Gavin ya" ucap bunda panjang lebar.

"Ya sudah kalau begitu, kami pergi dahulu. Bye" ucap ayah lalu mereka berjalan menuju pintu, namun sebelum sampai keluar pintu ayah mengatakan sesuatu kepada Gavin. Entah itu apa, soalnya gue nggak bisa denger apa yang dikatain ayah.

"Ya sudah Gavin, titip Riksa ya" ucap ayah lalau menepuk pundak Gavin.

》Flashback off《

-Author POV-

"Nggh"

"Jean!" Teriak Calvin dan langsung berdiri di samping ranjang Jean.

"Akan ku panggilkan dokter" ucap Jonathan lalu berlari keluar ruangan Jean.

"Cepat ya sayang!" Perintah Lisanna.

"Kakak! Gavin cepet deketin gue ke ranjang nya kakak" perintah Riksa kepada Gavin yang langsung mendorong kursi roda Riksa ke dekat ranjang Jean.

Perlahan namum pasti, Jean mulai membukakan matanya.

-Jean POV-

Ngghh, aku dimana? Kenapa terang sekali? Dan mengapa banyak orang yang sedang mengerumuniku? Sebenarnya aku ini berada dimana?

"Jean, sayang!" Panggil seseorang.

Sayang? Apakah itu suara Calvin? Atau Kevin? Suara mereka nyaris mirip.

"Sayang, bukalah matamu dengan benar" ucap lelaki itu. Aku pun mulai membuka mataku dan memfokuskan pandanganku ke araha suara.

"C-calvin..." ucapku lemah.

"Iya sayang, aku Calvin. Syukurlah kamu nggak kenapa-kenapa. Aku khawatir sayang" ucap Calvin yang tumben memakai logat aku-kamu.

"Pfftt, tumben ga pake loe-gue" ucap seorang lelaki yang berada di sisi kiri ranjang ku. Aku pun menengok ke arah kiri dan.

"Riksa.." ucapku lemah.

"Kakak, Riksa khawatir sama kakak" ucap Riksa lalu mengelus-elus telapak tangan kiri ku.

"Gavin... kamu... ada di sini?" Tanyaku

"Iya Jean, gue di sini buat nungguin Riksa sama loe" ucap Gavin yang memegang kursi yang sedang di duduki oleh Riksa.

Kursi roda? Riksa memakai kursi roda? Namun untuk apa? Dia juga memakai baju pasien.

"Riksa, ken-"

Love Two Side Of The MirrorWhere stories live. Discover now