1. Niylare Graziella

12.6K 1.5K 98
                                    

Tak ada padang rumput, rambut emas, dan kobaran api. Semuanya kembali normal, menjalani rutinitas seberti hari-hari biasa. Kemarin, hari ini, dan besok. Semuanya akan terulang dengan aktivitas yang monoton.

Ck, menyebalkan.

Hari berjalan seperti biasanya. Aku berjalan kaki menuju sekolah dengan jarak yang lumayan jauh sembari membawa gembolan tas yang berat. Uang jajanku sangat sedikit, itu juga dari tabungan orang tuaku yang makin menipis tiap harinya. Aku memang harus hemat agar cukup untuk biaya kuliah nanti.

Namaku Niylare Graziella. Pengucapannya memang sulit dan aku senang jika orang memanggilku Niyla. Aku ini yatim piatu, kedua orang tuaku meninggal karena kecelakaan saat umurku sembilan tahun. Aku pun masih ingat saat Paman Louis memelukku dan menenangkanku di malam dimana kecelakaan itu terjadi.

Jika membicarakan Paman Louis, dia adalah adik kandung ayah. Paman satu-satunya yang kupunya dan paman yang paling kusayangi. Dia selalu menghiburku, ada disaat aku sedih, dan selalu menyemangatiku agar bisa menjadi orang sukses kelak.

Hak asuhku jatuh ke paman karena dia adalah saudara terdekat ayah. Ibuku anak tunggal dan hampir semua kerabat tak ada yang ingin mengurusku. Merrka bilang aku pembawa sial, pembawa kematian untuk kedua orang tuaku.

Aku sangat bahagia mengetahui hak asuhku jatuh ke Paman Louis. Dia juga menerimaku dengan penuh kasih dan sangat senang karena sejak dulu ia menginginkan anak perempuan. Namun aku salah, Paman Louis memang sangat menyayangiku tapi tidak untuk-istrinya-Tante Meliza yang begitu membenciku, selalu mengatakan jika aku merepotkan, dan selalu menjadi beban bagi keluarganya.

Tante mengatakan aku ini sangat menyusahkan. Mulai dari makan terlalu banyak, selalu memecahkan piring sehingga mereka harus membeli piring baru dan lainnya. Ocehannya tak mampu kuhitung lagi karena terasa sesak untuk kusimpan di memori otakku.

Demi ekor kucing Carlos!

Semua itu tidaklah benar. Aku bersumpah aku hanya makan beberapa sendok saja. Itupun kalau masih ada sisa. Dan untuk piring,sesungguhnya bukan aku yang memecahkan tetapi sepupu titisan iblis itu yang melakukannya. Mark, sepupuku. Pria itu selalu mencampuri urusanku dan selalu membuatku dimarahi Tante Meliza. Persetan dengannya.

BYUR.

Sial!

Belum sampai ucapanku tertelan saliva dan membenam dalam asam lambung yang menendang hebat. Persetan dengan titisan iblis itu! Dia sengaja menyerempet kubangan air sehingga menciptrat ke arahku, mengenai bajuku.

Sial. Sial. Sial.

"Gadis bodoh nikmati siraman pagi dariku! Hahahaha!" Kepala Mark menyembul keluar mobil dan mulai tertawa mengikik seperti babi.

Argh! Bawakan aku petir Dewa Zeus agar bisa memenggal kepala babi itu dan menjualnya di tempat penggilingan.

Brengsek!

Tiupan angin meniup bajuku yang basah ketika Mark melajukan mobilnya kembali. Melaju dengan tenang dan meninggalkanku sendirian dalam keadaan menyedihkan. Kurasa tanggung jawabnya sudah ditempatkan di tempat penggilingan daging babi terlebih dahulu.

Ada dua, kesialanku hari ini berjumlah dua dan membuat moodku hilang. Pertama, tante menyiramku dan aku harus menjemur kasur dipagi buta. Lalu yang lebih parahnya tetanggaku berkata dengan enaknya, Ya Tuhan! Niyla kau sudah besar masih mengompol ya. Dan kedua, si babi jantan bernama Mark mencipratkan air ke bajuku lalu pergi begitu saja. Ah.

Noda coklat menempel di bajuku. Aku mengusapnya cukup keras, menggaruk lumpur coklat yang menempel itu dengan kuku. Semua orang yang berlalu disampingku melirik diriku dengan tatapan aneh.

Niylare : Reincarnation For OlagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang