"Ya itu mah DL. Derita  lu."

"Yah."

"Yah yah muluh lo. Gue bukan Ayah lo." Sebal Amara.

Roland terdiam sebentar lalu memulai cara jitunya, "ohiya, tante tau gak sih kalau mami Roland sekarang lagi di Amerika. Roland juga udah nitip sama mami untuk beliin tante tas terbaru yang bener-bener lahi nge-hits di sana."

"Ya terus? Situ kira uwe bakal tertarik getoh??"

"Hehehe, Roland cuma mau ngasih tau doang tante, gak ada maksud apa-apa kok."

'Sabar Lan. Resiko orang ganteng harus banyak-banyak sabar, Lan.' Kata Roland dalam hati untuk menyemangati diri.

"Halah, dasar cowok. Bisanya cuma boong doang lu bahlul. Yaudah, nanti tante bujuk Adara deh. Tapi jangan lupa sama sepatu ya?"

Roland tertawa, "siap tante! Makasih loh tante cantik. Eemuuuuahhh,"

"Najis lu terong."

Dengan cepat Amara pun mematikan telfonnya dan berjalan keluar kamar untuk menemui Adara.

"Adara," panggil Amara sambil mengetuk pintu kamar Adara.

"Apa?" Tanya Adara ketika ia sudah membuka pintu kamarnya.

"Kamu besok ada urusan apa?" Tanya Amara to the point.

Adara terdiam sebentar lalu menjawab, "engga ada urusan apa-apa."

"Yaudah, berarti besok bisa ikut Roland ke Puncak dong?"

Adara mengernyit, "hah? Mama tau darimana kalau Roland bakal ke Puncak?"

"Kamu gak tau ya kalau mama di Amerika itu bukan kerja kantoran tapi jadi cenayang?"

Adara berdecak, "Adara serius tau."

Amara tertawa, "tadi Roland nelfon mama. Kamu katanya gak mau ikut gara-gara ada urusan."

"Roland bener-bener minta kena tempeleng deh," gumam Adara kesal.

"Aku besok harus jemput Bara, ma. Jadi gak bisa ikut."

"Bara akhir-akhir ini sering ke Indonesia ya? Emang ada urusan apa sih di sini?" Tanya Amara bingung.

"Gak boleh kepo sama urusan orang."

"Yaelah. Kan cuma nanya. Yaudah. Pokoknya kamu besok harus ikut sama Roland."

"Gak bisa ma. Aku udah janji sama Bara."

"Kamu bilang aja ke Bara untuk langsung ke rumah. Tanpa perlu kamu jemput, Bara pasti udah tau dan gak bakal nyasar ke sini."

"Kalau nyasar gimana?" Kata Adara tetap keukeuh.

"Tinggal telfon mama. Susah amat seh hidup lau. Buruan packing sana. Jangan lupa dalaman harus banyak dibawa ya,"

Adara berdecak sebal. "Iya iya." Pasrahnya.

Setelah Amara pergi, Adara pun menutup pintu kamarnya dan mengambil handphone nya untuk chat Roland.

Adara: Lu ngomong apa aja sama mama?

Roland: Alhamdulillah. Gak sia-sia gue beliin tas ama sepatu untuk emak lo

Adara: Mt sj L

Roland: Gakusah dibilang juga gue tau kalau gue ganteng.

Adara: BODO

Roland: Jangan marah-marah atuh say
Roland: ton
Roland: nirojim

Adara: Tai
Adara: Gue hrs bangun jam brp nih?
Adara: Bete bgt deh.
Adara: Males gue sm lu.
Adara: AH.

Roland: Jam satu

Adara: Hah? Satu siang?

Roland: Jam dua
Roland: Jam tiga
Roland: Kau tak datang-datang.

Adara: ???

Roland: Jam empat
Roland: Jam lima
Roland: Jam enam
Roland: Hari mulai petang.

Adara: Anjing
Adara: Malah nyanyi lu setan.
Adara: Gue serius bgst

Roland: Hehehe
Roland: Jam enam pagi gue jemput ok say?

Adara: Oke sat.

***

Setelah mengikat tali sepatunya, Adara mengambil handphone nya yang berada di atas meja untuk mengirim pesan kepada Bara.

Adara: Aku gak bisa jemput kamu. Kalau kamu udah nyampe dan udah baca ini, kamu dateng aja langsung ke rumah aku. Mama ada di rumah kok.
Adara: Aku gak bisa karna hari ini aku di ajak sama Roland ke Puncak. Dan ada Rena-Dion juga. Habis aku pulang, kita atur rencana baru ya.
Adara: <3

Adara menghela nafasnya dengan pelan. Handphone ia masukkan kedalam saku celananya. Setelah itu ia pun menggeret koper kecilnya ke halaman depan rumah.

Setelah sepuluh menit ia menunggu, ada dua mobil yang sekarang parkir tepat di depan rumahnya. Itu adalah mobil Roland dan mobil Dion.

Roland pun turun dari mobil sendirian dan berjalan menyampiri Adara.

"Mama lo mana?" Tanya Roland.

Adara menggeleng, "mama kayaknya lanjut tidur. Tadi udah pamit kok."

"Oh, oke kalau gitu. Cuma ini aja kan?" Tanya Roland sambil menunjuk koper kecil Adara.

Adara mengangguk, Roland pun menggeret koper Adara dan berjalan menuju mobil diikuti Adara dari belakang.

Adara membuka pintu mobil bagian depan, ternyata bangkunya sudah diisi oleh Beni yang sekarang sedang tertidur nyenyak sampai-sampai mengorok membuat Adara tak rela untuk membangunkannya.

Adara pun membuka pintu bagian belakang, terlihat Apoy yang juga tertidur nyenyak sambil menyender bagian pinggir pintu.

Mau tak mau Adara pun duduk di sebelah Apoy.

"Nanti kalau Beni udah bangun, lo pindah ke depan, oke? Sekarang duduk aja dulu di situ." Kata Roland ketika ia sudah selesai menaruh koper adara di bagasi dan masuk ke dalam mobil.

Adara menghela nafasnya lalu mengangguk.

Bolehkah ia mati saja sekarang?

***

Hhhh.

2 Agustus 2016

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

2 Agustus 2016

ROLANDARAWhere stories live. Discover now