Rolandara'25 (a)

265K 22.8K 2.1K
                                    

"Lo tau kenapa dulu gue perjuangin lo mati-matian dan sekarang gue cuek bahkan terliat gak peduli sama lo? Itu karena gue mau lo ngerasain sakitnya berjuang sendirian! Dan gaktau kenapa, rasa sayang gue sekarang jadi berkurang ke lo." Kata-kata Adara tadi siang masih terngiang-ngiang di benak Roland.

Mobilnya melaju dengan kencang seperti jalan ini punya neneknya sendiri. Setelah sampai di sebuah rumah yang tak lain tak bukan adalah rumah Apoy, ia pun turun dari mobilnya dan melangkah masuk kedalam.

"Lo pasti galau lagi, 'kan Lan? Lo tuh pasti nganggep kami cuma sebagai pelarian doang! Kamu jahat mas Olan!" celetuk Apoy dengan nada merengek setelah itu tertawa ketika melihat Roland yang sekarang duduk dihadapannya dengan raut wajah masam.

"Mas Olan ada masalah apa lagi nih sama Mbak Adara?" Tanya Beni sambil menaikkan sebelah alisnya dan ikut tertawa.

Roland memijit dahinya pelan lalu mendengus, "cariin gue cewek kek! Capek gue sama cewek yang banyak tingkah kayak gini. Serius deh. Pusing gue lama-lama."

Agung pun juga ikut tertawa, "tenang Lan, tenang. Gue banyak kok stok cewek-cewek cantik nan bohay. Lo tinggal pilih aja."

Apoy melempar bantal sofanya ke arah Agung, "sayangnya stok lo itu cuma cabe-cabean rendahan, Gung. Gak level tau sama Roland."

Roland mengangguk setuju sambil mengambil toples yang di dalamnya berisi keripik, "kalau gue nanti sama cabe-cabean, yang ada Adara bukannya nyesel kalau putus, malahan ngakak karena selera gue jatuh ke bawah."

Beni pun juga melempar bantal sofa yang ia pegang ke arah Agung, "tau nih si Agung. Dia kan seleranya cabe-cabean perempatan. Pegi sana lu Gung, lo tuh gak level sama kita-kita."

Agung mencibir, "halah Ben. Gue kasih stok cabe-cabean perempatan gue juga pasti lu gak nolak, nyet. Sadar diri, bangsat."

Apoy tertawa kencang, "lu berdua seleranya tuh sama-sama rendahan. Udah sana pegi dari rumah gue! Menjijikkan."

Roland menatap ketiga temannya yang berbacotan tentang cabe-cabean perempatan dengan tatapan malas.

"Dion gak kesini?" Tanya Roland mengalihkan pembicaraan.

Apoy menggeleng, "dia kan lagi sibuk tuh sama sepupu lo."

"Eh, emang bener ya kalau pacarnya Rena yang sekarang itu selingkuh?" Tanya Agung dengan kepo. "Gue udah lama pengen nanyain ini ke lo, tapi lupa mulu. Kalau gak salah namanya—Ben 'kan?"

Roland mengangguk sambil menyuap keripik ke dalam mulutnya, "Ben, cowok brengsek tukang fitnah yang ngadu ke Adara kalau Rena selingkuh sama Dion, tapi kenyataannya si Ben itu yang selingkuh. Gak ngerti lagi gue sama setan jahanam kayak gitu. Untung aja Rena ngelarang gue untuk ngasih tau ke Adara tentang itu. Mungkin kalau misalnya Rena ngebolehin, jomblo deh gue sekarang gara-gara perang dunia ketiga."

Beni menggeleng-gelengkan kepalanya, "gila. Sebrengsek-brengseknya kita, masih ada juga yang lebih brengsek."

"Mana si Adara deket pula sama si Bara, temennya si Ben. Dan gue yakin pasti Bara itu ngadu yang engga-engga ke Adara tentang Rena dan Dion karena disuruh Ben. Dia kira gue enggak tau gitu? Gue tau semuanya, cuma gue diem aja," lanjut Roland dengan ber-api-api.

"Jadi maksudnya si Adara itu kemakan omongan Ben dan Bara gitu?" Tanya Apoy.

Roland mengangguk setuju, "iyalah. Untung aja Bara sekarang udah balik lagi ke Amerika sana."

"Kalau dia balik lagi ke Indonesia gimana?" Tanya Agung.

"Gue bongkar semua." Jawab Roland santai.

"Kalau gara-gara itu lo putus sama Adara gimana?"

"Itu tugas Agung untuk cepetan cariin gue cabe-cabean kelas tinggi dari sekarang." Kata Roland dengan tertawa kencang.

***

Makasih udah buat Bad Boyfriend jadi #1 di teenfiction. Makasih udah buat Bad Boyfriend 1 juta pembaca.

MAKASIH BANGET. AKU SAYANG KALIAN :*.

Aku mau nanya ke kalian. Bad Boyfriend update 2 hari satu kali tapi 500 words (kayak sekarang) atau setiap hari sabtu malam minggu dengan 2000 words?

Aku udah mulai sibuk ngurus sekolah nih. Jadi tolong pengertiannya ya :-). Terimakasih.

14 Juli 2016

ROLANDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang