Chapter 14

16.5K 1.1K 10
                                    

Kini Lana, Yanuar, dan juga Margareth tengah berdiri seraya memegang satu gelas wine ditangan mereka masing-masing.
Lana teringat ketika tadi mengucapkan selamat pada Raynar ia dibalas dengan senyuman oleh lelaki itu, sedangkan disebelahnya Keisha menatap sinis dirinya. Demi apapun rasa Lana ingin sekali memukul wajah gadis menyebalkan itu. Tapi yang harus diingat dari tadi Yanuar tak berhenti melepaskan tangannya yang ada di pinggang Lana.

Lana melirik Margareth yang tengah mengobrol dengan seorang lelaki yang sepertinya sudah berumur 60 tahun disebelahnya, lantas ia melirik Yanuar yang tengah menyesap wine ditangannya, gelas lelaki itu sudah hampir habis. Lana mengalihkan pandangannya pada cairan berwarna merah ditangannya itu. Masih penuh tak berkurang sedikitpun.

"Kamu gak minum?" tanya Yanuar ketika melirik gelas gadis itu masih utuh.

Lana menggeleng kecil, ia berbisik pelan pada Yanuar.

"Aku gak pernah minum ini sebelumnya,"

Yanuar menatap Lana, "tapi mau coba?"

Lana mengangguk.

"Coba minum secara perlahan," Lana mengikuti instruksi yang Yanuar katakan, ia mulai minum secara perlahan, ketika cairan itu meluncur ke tenggorokannya Lana langsung mengernyit merasakan sensasinya. Lana menggeleng pada Yanuar.

"Ini aneh," bisiknya.

Yanuar langsung tertawa mendengarnya, tapi tawanya langsung berhenti ketika melihat seorang wanita yang tengah berjalan kearahnya bersama seorang pria disampingnya. Dina Adipati dan Anton Adipati.

Wanita itu tersenyum pada Yanuar, dan mulai berbasa-basi dengan mengucapkan terima kasih karena telah datang dan kata-kata lainnya.

Dina mengalihkan pandangannya pada gadis disamping Yanuar, ia menatap sinis Lana.

"Maaf Pak Yanuar, mengapa anda bisa kenal dengan gadis ini?" suara Dina terdengar mencemooh, pandangannya melirik sekilas pada Lana.

Lana menatap wanita itu dengan perasaan kesal, tinggal tunggu sebentar lagi wanita ular itu akan menjelek-jelekan dirinya di hadapan Yanuar.

"Apa maksud anda berbicara seperti itu?" Yanuar berujar dingin pada Dina, itu membuat Lana sedikit tersentak.

"Ma," kali ini terdengar suara Anton yang menegur istrinya itu, ia langsung menatap Yanuar.

"Saya minta maaf atas--"

Ucapan Anton terpotong oleh ucapan Dina.

"Maksud saya, bukankah dengan jelas Pak Yanuar bisa melihat perbedaan yang ada antara anda dan gadis di samping anda," cemooh Dina.

Sudah cukup Lana tak tahan lagi mendengar ucapan wanita dihadapannya ini.

"Maaf sebelumnya, apa masalah anda dengan saya? Mungkin kita bisa selesaikan saat ini juga," ujar Lana tegas seraya menatap langsung mata Dina.

"Masalah kamu adalah kamu gak pantas berada--"

"Berani-beraninya kamu menghina calon menantu saya," Margareth langsung menatap Dina dengan tatapan marah.

"Ca-calon menantu?" tanya Dina tak percaya.

"Ya! Lana calon menantu saya!" teriakan Margareth membuat orang-orang disekitarnya mulai melihat ke arah mereka.

"Dan satu lagi Dina! Camkan ini jangan pernah kamu berani-beraninya menghina keluarga saya sedikitpun! Harusnya kamu malu dengan sifat sombongmu itu...,"

Dina berubah pucat kali ini.

"Ma-maafkan sa--"

"Cukup kita pulang! Berada di ruangan ini membuat Mama tak tahan," Margareth keluar dari ruangan itu.

Unexpected Moments With YouWhere stories live. Discover now