#1

1.4K 157 29
                                    

"Kau akan pergi ke amerika?" Tanya Ji Young pada rekan di depannya. Sementara laki laki itu hanya mengangguk.

"Bagaimana dengan pernikahanmu? Apa kau membatalkannya lagi?"

Laki laki itu mengangguk sekali lagi.

"Kau benar benar aneh Choi Seung hyun." Ujar Ji Young sambil meminum Wishky di depannya. Sesaat kemudian sebuah intercom masuk.

"Wanita itu telah berada di depan pintu ruangan anda."

"Minta uangnya dan suruh dia pergi."

"Dia tidak membawa uangnya, dan meminta penangguhan satu bulan lagi."

"Apa dia gila? Bukankah perjanjiannya jika dia tidak membawa uang hari ini, dia akan menyerahkan tubuhnya padaku?" Teriak Ji Young marah. Seung hyun hanya melihatnya sambil meneguk minuman miliknya. "Suruh wanita itu masuk."

"Kau tahu, sangat susah menangani orang orang yg memiliki hutang, apa di perusahaanmu juga seperti itu?" Tanya Ji Young membanting telfonnya.

Seung hyun hanya tersenyum.

Tak berapa lama kemudian, seorang wanita dengan rambut di kucir kuda, kaos putih yg lusuh dan celana jeans memasuki ruangan. Wanita itu segera bersimpuh di depan Ji Young sambil menangkupkan kedua tangannya.

"Aku mohon, beri aku penangguhan waktu. Ayahku meninggal dan aku tak mungkin membayar semua hutangnya dalam jangka waktu 3 bulan. Aku mohon." Kata wanita itu.

"Kau tahu perjanjian waktu itu bukan?"

"Aku juga tak mungkin menyerahkan rumahku, aku memiliki keluarga dan aku tak tahu harus membawa mereka kemana. Jadi aku mohon, beri waktu aku satu bulan, dan aku..."

"Perjanjian saat itu adalah jika kau tak bisa melunasi hutang, kau akan menyerahkan tubuhmu untuk melunasinya, bukankah begitu?"

Wanita itu terdiam. Kemudian segera memegang kaki Ji Young.

"Aku mohon, beri aku penangguhan waktu, dan..." sebelum menyelesaikan perkataannya, Ji young terlebih dahulu menendang perempuan itu hingga tersungkur, belum puas, Ji Young mendekati wanita itu dan akan menendangnya sekali lagi, tetapi.....

"Aku yang akan melunasi hutangnya, bagaimana?" Kata suara berat yg sejak tadi menjadi saksi bisu. Suara yg membuat wanita itu menoleh, sekaligus terkejut.

"Berhentilah ikut campur, Choi Seung hyun."

"Aku tidak ikut campur, aku serius." Ujar laki laki itu tersenyum, kemudian mengalihkan pandangannya ke wanita yg bersimpuh.

"Baiklah jika kau memaksa, sekarang kau harus menandatangani surat ini"

Setelah membubuhkan tandatangannya, Seung hyun segera mengeluarkan cek, dan menyerahkannya pada Ji Young.
Seung hyun segera bangkit dan mengulurkan tangan pada wanita itu. "Aku akan mengantarmu pulang."

Wanita itu ragu, dan tak menyambut uluran tangan itu. Dia dengan susah payah berdiri tegak dan menatap laki laki di depannya.

"Aku pulang dulu, wanita ini sekarang menjadi urusanku." Seung hyun keluar ruangan, di ikuti wanita itu di belakangnya. Mereka berhenti di depan gedung karena hujan deras begitu saja mengguyur.

"Bagaimana menurutmu? meskipun kau berusaha lari dariku, lihatlah, ini bahkan ke lima kalinya kita bertemu. Im Yoona" Seung hyun tertawa, dia menatap wanita itu. Raut mukanya terlihat gelisah.

Yoona menelan ludahnya. "Terimakasih telah menyelamatkanku. Aku akan segera membayar hutang hutang itu dalam satu bulan. Kau bisa mengambil ini sebagai jaminan." Kata Yoona menyerahkan dompetnya.

Sementara Seung hyun hanya menatap dompet itu, tak segera mengambilnya. Dan itu seperti membuat harga diri Yoona hancur.

"Tidak banyak, tetapi beberapa tanda pengenalku ada di dalamnya, meskipun terlihat tidak bermanfaat, aku tetap akan mengambilnya."

"Tidak, kau akan membayarnya malam ini." Kata Seung hyun tersenyum. "Aku tidak pernah mengatakan bahwa aku menolongmu bukan?"

Yoona menatap laki laki di depannya tak percaya. Dia mengira dirinya baru saja di selamatkan dari takdir yg menakutkan, ternyata dia hanya sedang memasuki lubang kematian yg lain.
Mata Yoona memerah, menahan marah juga menahan tangisnya.

Laki laki itu tak peduli, dia menekan tuts di hp nya, menelefon seseorang. "Aku memesan satu kamar." Ucap Seung hyun sambil menatap Yoona yg juga sedang menatapnya tak percaya.

Tak beberapa lama kemudian, sebuah mobil tiba di depan mereka, seorang supir datang, menyerahkan kunci mobil dan payung. "Ayo" kata laki laki itu saat payung telah terbuka lebar.

Yoona hanya menatap laki laki itu geram, tetapi tak memilih sepayung bersamanya, dia lebih memilih menerobos hujan. Seung hyun hanya menatap wanita itu, yg basah terguyur hujan.

Seharusnya kau mengumpat, atau menamparku bukan?
.

.

.
Yoona memasuki sebuah kamar, yang dia bisa hanyalah mengekor di belakang Seung hyun. Seharusnya dia memang bisa berlari, berlari sejauh mungkin, tapi itu tidak akan menyelesaikan masalah, Seung hyun bukan tandingannya. Dia mungkin bisa lari hari ini, tetapi esok, dia pasti telah berada di genggaman laki laki itu lagi.

"Empat kali kita bertemu, aku melihatmu di tempat kerja, lalu untuk apa uang gajimu jika kau tidak bs melunasi hutang?" Kata Seung hyun sambil melepas kancing lengan bajunga dan menggulungnya hingga siku. Matanya menatap Yoona lekat, bajunya yg basah kuyup, tatapan tajam wanita itu, wajahnya yg semakin tirus.

Apa yg sebenarnya terjadi padamu?

"Seharusnya kau menerimaku, setidaknya aku akan membantumu, jika itu masalah uang."

Yoona tersenyum. "Dalam hidupku, aku tak memiliki keinginan untuk bersenang senang."

"Lalu, apa kau sekolah hanya untuk mencari uang dan membayar hutang?" Tanya Seung hyun, "Kau bahkan tak memiliki uang di dompetmu."

Yoona mengerjapkan matanya, dia tak percaya Seung hyun akan mengatakan hal itu padanya. Dia hanya diam, dan tak berkata apapun.

"Baiklah, aku akan memberimu waktu sampai jam 12 malam, telefon semua orang yg bisa membantumu melunasi hutang" Seung hyun menyodorkan hpnya.

Yoona membuang nafas panjang. "Tidak. Meskipun kau memberiku waktu hingga besok pagi, aku tak akan menemukan siapapun yg bisa membantuku."

Seung hyun tersenyum mnyeringai. "Ah, berati kita bisa memulainya sekarang?"

***

Emang critanya klasik dan pasaran, utang dan ga bs bayar utang. Tapi tiba tiba aja ide ini muncul. Please jangan jadi silent readers, vote, dan komennya sangat di tunggu.

Endless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang