Chapt. 24 - Lebih Dekat

1.9K 74 2
                                    

Sorry for typo

and

Happy Reading

**********************************

Vitha's POV

"Kak Vitha ya? Pacarnya Mas Yori?" Tanya gadis berkerudung pink yang berdiri di hadapanku.

Aku mendongak dan mengangguk pelan. "Iya" Jawabku. Gadis itu tersenyum kecil lalu duduk mengambil posisi kosong disebelahku. Aku memang sedang duduk di Sofa ruang keluarga masih di rumah Mas Yori.

"Maaf Kak, kemarin aku belum sempat kenalan." Ucap gadis itu sambil mengedarkan pandangan melihat sekeliling entah siapa yang dia cari.

"Abisnya keburu disembur Mas Yori." Bisik gadis itu pelan.

Aku terkekeh sambil terus memperhatikan wajahnya, gadis ini tidak mirip Bu Mira atau Mba Mutia ataupun Mas Yori. Mungkin mirip almarhum ayah Mas Yori. Pikirku.

"Nggak apa-apa. Kamu Ririn kan?"

Ririn mengangguk sedangkan tangannya yang putih terangkat melepas kerudungnya.

"Kenapa kerudungnya dibuka, dek?" Tanya Mas Yori yang tiba-tiba sudah mengambil posisi disebelah kiriku yang kosong.

"Gerah Mas, lagian Kak Vitha perempuan, nggak papa dong. Iya nggak Kak?" Tanya Ririn meminta persetujuanku, dan yang ku jawab dengan anggukan.

"Eh Kak, katanya Kakak kuliah jurusan Bisnis ya?"

"Iya kok tau sih?" Tanyaku penasaran. Padahal bisa ku tebak Mas Yori yang menceritakannya.

"Kemarin Mba Mutia cerita tentang Kakak. Memang jurusan bisnis itu gimana sih kak? Enak ya?"

"Kok enak sih? emangnya makanan?" Kataku. Ririn mengerucutkan bibirnya. Polos banget dia.

"Ihh Kakak maksud aku bukan gitu. Soalnya aku bingung mau ngambil jurusan apa."

"Oh Ririn lulus tahun ini ya?" Tanyaku.

"Iya Kak, tinggal nunggu hasil kelulusan sama cari-cari info kampus."

"Memangnya Ririn mau lanjut kemana?"

"Maunya sih ke Jogja, tapi sama Mas Yori nggak dibolehin." Gerutu Ririn, tanpa sadar dia mengerucutkan bibirnya lagi sambil menatap kesal kakak laki-lakinya. Refleks aku juga menoleh ke arah Mas Yori yang tengah sibuk dengan ponsel pintarnya itu.

Merasa diperhatikan Mas Yori mendongak menatap kami berdua sambil menaikkan satu alisnya. "Apa?"

"Kenapa nggak dibolehin?" Tanyaku pada Mas Yori. lalu beralih menatap Ririn.

"UGM kan Rin?" Ririn mengangguk mengiyakan.

"Di Bandung banyak yang bagus, ngapain cari yang jauh." Ucap Mas Yori singkat dan padat.

"Kan aku mau belajar mandiri, Mas!" Protes Ririn tak mau kalah.

"Untuk belajar mandiri nggak harus jauh dari rumah Rin, kamu mandiri saja dulu dengan hal-hal kecil seperti bangun pagi tanpa dibangunkan, bantu ibu di dapur tanpa disuruh-suruh. Bisa?"

"Mas bukan melarang kamu kuliah jauh, hanya saja banyak yang Mas pertimbangkan, kamu masih labil. Mas khawatir lebih tepatnya, dekat saja kamu masih belum bisa mengendalikan diri kamu sendiri apalagi jauh tanpa pantauan langsung." Tegas Mas Yori. Sepertinya topik ini sudah sering dibahas dan tentu saja Mas Yori tetaplah Mas Yori dengan ketegasannya yang tidak bisa dibantah. Dan selanjutnya aku bisa mendengar Ririn bergumam pelan.

"Tapi aku bisa jaga diri, lagipula apa Mas Lupa kalau aku menguasai teknik bela diri."

"Cukup, kita sudah sering membahas ini. Dan Mas tetap pada keputusan Mas, kamu kuliah di Bandung."

You're MINE!Where stories live. Discover now