- Part 14 -

87.5K 3.2K 70
                                    

Hallo! Karena pada nanya kenapa udah mau ending aja, ya gue bakal jawab. Karena sebenernya awal mula gue mau bikin cerita ini, konsepnya adalah cerpen jadi cerita singkat, beberapa part doang.

Tapi emang setelah gue ngetik part demi partnya, terus liat respon dari para readers ngebuat gue makin asik nulis cerita ini. Gak ngerasa sekarang malah masuk part 14

Dan gue adalah orang yang sangat mendengarkan masukan dari orang lain, di part sebelumnya ada yang minta di tambahin 2 atau 3 part lagi sebelum benar-benar end (gue lupa unamenya :<), jadi gue memutuskan di part ini belum jadi part endingnya.

Endingnya mungkin part berikutnya, atau dua part berikutnya lagi gue belum tau.

Hope u like it, happy reading!
---------------------------------------------------

Hari ini Vino dan Reni bersamaan membuka mata ketika sinar matahari yang masuk ke kamar mereka melalui balkon sudah sangat-sangat terik. Reni sebenarnya membuka mata lebih cepat beberapa detik dari Vino, pergerakan yang ia buat dalam pelukan Vino membuat lelaki itu ikut sadar dari tidur lelapnya.

"Gila, jam dua belas siang!" Pekik Reni kaget, setelah melihat jam dinding.

Pengaruh obat istirahat yang Reni konsumsi memang membuat wanita itu menjadi sangat-sangat mengantuk, sedangkan Vino ia memang letih, sekaligus memanfaatkan waktu liburannya ini.

"Biarin aja, ayok tidur lagi." Vino kembali membawa Reni ke dalam pelukannya yang lebih erat lagi.

"Aku mual! Awas-awas!!!" Reni meronta lalu melepaskan diri dari pelukan Vino. Dengan susah payah ia berjalan menuju kamar mandi di dalam kamarnya lalu mulai mengeluarkan isi perutnya di washtafel.

Vino menyusul Reni ke kamar mandi, lalu menyanggah tubuh istrinya dari belakang dengan cara memegangi pinggang Reni. Sambil sesekali ia mengusap punggung belakang Reni, dan memegangi rambut panjang istrinya.

"Arh..." gumam Reni.

"Udah enakan?" Tanya Vino.

"Sudah. Aku laper, sikat gigi, cuci muka terus turun ke bawah, yuk?" Ajak Reni. Vino hanya mengangguk.

Beruntungnya, Vaness dan Bi Inah benar-benar membereskan barang-barang mereka sampai hal terkecil seperti peralatan mandi serta pernak-pernik milik Reni. Ya, Vino tahu setelah istrinya membaik nanti pasti Reni sendiri yang akan menata ulang segala sesuatu yang dia anggap tidak berada di tempat yang tepat.

Setelah selesai cuci muka dan menggosok gigi, Vino memapah Reni perlahan menuju lantai bawah. Sebenarnya dokter Ryan merekomendasikan Reni menggunakan kursi roda, tapi usulnya itu ditolak secara halus oleh Vino. Dia berkata bahwa ia yang akan membantu istrinya berjalan ke mana pun istrinya mau, dan bahkan ia rela kalau harus menggendong Reni.

"Selamat siang." Sapa Reni pada ketiga orang yang sedang menikmati makanan di meja makan. Ibunya, ibu mertuanya dan kakak iparnya.

"Loh? Udah bangun? Gue kira kalian bakalan tidur sepanjang hari." Sahut Vanessa lalu menyuap makanannya lagi. Vino dan Reni hanya bisa tersenyum.

"Laper, Ren?" Tanya Margareth.

"Hehe, iya." Reni kemudian mengambil posisi disebelah Helen, Mamanya. Helen segera menuangkan nasi dan juga sayur serta lauk ke dalam piring Reni.

MARRIED MY COUSIN [DITERBITKAN]Where stories live. Discover now