"Aku yang akan menemaninya." Pria berambut model pantat ayam itupun angkat bicara setelah cukup lama berdiri di pojok ruangan dengan menutup mulut.

Mutiara lavender Hinata menatap lekat onix Sasuke, mencoba mencari maksud tersembunyi dari tawaran bungsu Uchiha inu.

Tapi Hinata tak menemukannya, sekalipun tatapan Sasuke itu tetlihat datar, tapi Hinata menemukan ketulusan dalam tatapan itu. Ketulusan untuk sahabatnya Sakura. Ketulusan yang tidak di lihatnya di mata Toneri, kekasihnya.

...

Naruto dan Hinata meninggalkan Sakura bersama Jaksa Muda berwajah datar di ruangan pengunjung tahanan. Setelah sebelumnya sang Inspektur menunjukan batang hidungnya di hadapan polosi penjaga ruang tahanan.

"Apa dia akan baik-baik saja bersama Uchiha-san?" Tanya Hinata sembari berjalan beriringan dengan Naruto di koridor kantor polisi.

"Teme itu baik hati walau mulutnya sedikit tajam." Jawab Naruto dengan nada bicara yang dijaganya. Oh, jangan lupakan cara berjalannya yang membusungkan dada.

Betapa bangganya dia sekarang berjalan berdampingan dengan designer cantik sekelas Hyuuga Hinata. Ya.., setidaknya gosip kalau dia dan Sasuke adalah pasangan Yaoi sekarang sudah terbantahkan.

...

Plaakkk.

Satu tamparan dari telapak tangan Sakura mendarat tepat di pipi Sasori. Air mata penuh kekecewaan mengalir dari emeraldnya.

Dengan nafas terengah-engah Sakura menatap penuh kekecewaan manik coklat Sasori.

"PENIPU!!!!!" Jeritan Sakura memenuhi ruangan besuk tahanan itu. Beberapa tahanan, pengunjung. Bahkan polisi yang sedang berjaga dan jangan lupakan Jaksa muda yang duduk disampingnya secara refleks menutup telinga mereka.

"Kau sudah menipuku sejak awal hubungan kita, kau selalu meminjam uang hasil jerih payah ku dengan dalih mengobati nenek Chiyo yang sakit parah. Tapi kenyataanya kau berbisnis nista ini untuk kepuasan mu sendiri, kau telantarkan nenekmu sendiri di panti jompo!!!" Air mata kini mengalir deras dari emerald tunggal Haruno ini.

Entah keberanian dari mana Sasuke mengelus pundak Sakura, mencoba menenangkannya.

Tidak ada penolakan dari Sakura. Jujur dia memang membutuhkan sosok untuk menopangnya di keaadaan seperti sekarang.

"Kau!!!" Sakura menunjuk wajah Sasori yang tertunduk. "Mulai sekarang. Hubungan kita berakhir. Anggap kita tak pernah saling kenal. Dan mulai sekarang aku sendiri lah yang akan merawat Chiyo baa-san."

Tanpa basa-basi Sakura berbalik dan melangkahkan kakinya keluar dari tempat itu diiringi oleh Sasuke.

Tapi langkahnya terhenti.

"Sakura.." Sasori memanggilnya.

Dengan berat hati Sakura menoleh.

"Maaf.., dan terimakasih sudah mau mengurus nenekku."

Sakura memalingkan wajahnya dan berjalan kedepan. Tanpa mau menoleh kembali ke belakang.

Sweet DreamWhere stories live. Discover now