6.What's that face?

18 2 3
                                    

Pagi ini Lenka sudah sampai di sekolah dengan memakai masker untuk menutupi wajahnya yang babak belur setelah bertarung dengan Aiden kemarin. Keven,Virenza,David,dan Joshua sudah menunggunya di dalam kelas. Seperti biasa mereka duduk-duduk di belakang kelas.

"Ngapain pake masker lo?" Tanya Keven memperhatikan wajah Lenka serius.

Lenka memutar bola matanya pelan mencari jawaban. "Hmm,gini,gua kasih tau tapi lo semua jangan ribut!" Lenka berbicara setengah berbisik.

Lenka membuka maskernya perlahan dan..

"HAHAHAHAHAHAHAHA" Keven,Virenza,David, dan Joshua tertawa bersamaan.

"Kenapa lo? Jelek banget anjing hahahhaha." David tertawa sambil menunjuk wajah Lenka.

"Berisik anjir gue bilang kan diem." Lenka menjitak mereka satu per satu.

Virenza mengusap kepalanya "Aww iya iya,emang kenapa tuh muka lo?"

"Kev,entah apa hubungan lo sama Aiden,yang jelas kemaren gue fight sama dia,ya emang gue yang maksa sih jadi ya beginilah gue jadinya." Lenka mengangkat bahunya.

"Ck! Lagi ngapain sih gabut banget idup lo sampe ngajakin anak orang berantem." Keven menanggapi. Keven tahu bahwa Aiden tidak akan mau jika Lenka memang tidak memaksanya apalagi Lenka adalah perempuan.

"Ya abisnya kan waktu itu bang Raven bilang kalo dia lebih jago dari dia sama lo jadi ya gue pengen tau dia sejago apa." Lenka membuat cengiran menyebalkannya.

"Bego lo." David menempeleng kepala Lenka.

"Dih ya maap namanya juga penasaran. Tapi dia emang jago banget,serius." Lenka membuat tanda peace dengan kedua tangannya tanda bahwa ia serius.

"Ayo ikut gua." Keven berdiri dan menarik tangan Lenka.

"Ngapain? Bentar lagi juga masuk." Lenka menahan tangan Keven.

"Alah,emang lo murid teladan apa gimana?" Joshua ikut menarik Lenka yang satunya.

"1..2..3!" David menghitung dan mereka berempat langsung memegang masing-masing tangan dan kaki Lenka untuk mengangkatnya.

"Eh eh gila ya lo semua,turunin!!" Lenka memberontak namun apa daya kekuatannya tidak cukup untuk melawan empat orang laki-laki.

Anak-anak lain di kelas mereka ingin tertawa melihat Lenka namun menahannya karena mereka tahu seperti apa Lenka kalau sudah kesal.

"Diem dong Len jangan gerak-gerak,berat tau!" David mengisyaratkan Lenka untuk diam.

"Tau dih,udah kayak orang mau diculik aja lo." Tambah Keven.

"Ini emang namanya penculikan,kampret." Lenka akhirnya diam dan mengalah.

Ternyata mereka berempat membawa Lenka ke UKS.

"Duduk situ." Keven memerintah.

"Eh,mau ngapain lo pada?!" Lenka menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Kagak ngapa-ngapain buset dah pikiran lo jorok amat." David kembali menoyor kepala Lenka.

"Udah buruan duduk." Keven mengangkat badan Lenka dan mendudukannya di atas tempat duduk UKS setelah itu membuka masker yang Lenka kenakan. Keven memegang dagu Lenka untuk melihat seluruh wajah Lenka. Ia sedikit meringis.

Sedangkan Lenka hanya terdiam menatap kedua mata Keven. Mata yang sama dengan mata yang dimilikki Aiden pikirnya.

"Obat merah." Keven membuka tangannya memerintah Virenza,David,dan Joshua layaknya dokter yang sedang mengoperasi seseorang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Addicted To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang