3.Bad Boy(s)

17 2 0
                                    

Keesokan hari setelah Keven bertemu Lenka untuk kedua kalinya,mereka kembali bersekolah dan sudah belajar efektif seperti sekolah-sekolah lainnya sehingga waktu masuk pun sudah dipercepat sehingga kali ini Keven terlambat,gerbang sekolah sudah terlanjur ditutup. Ia memilih untuk memarkirkan mobilnya di warung yang tak jauh dari sekolah,namun disana juga terlihat 4 mobil lain yang juga diparkirkan. Keven segera keluar untuk melihat siapa saja pemilik mobil tersebut.

"Loh,cewek kuproy?" Keven melihat Lenka keluar dari mobilnya.

"Lah lo telat juga?" Lenka menunjuk Keven.

Tak lama,pemilik 3 mobil lain pun keluar,mereka memakai seragam yang sama berantakannya dengan Keven.

"Lo semua,bukannya sekelas sama gua?" ucap salah seorang yang memakai sweater berwarna navy di luar seragamnya. Ke-empat orang lain yang merasa ditanya hanya menganggukan kepalanya bingung.

"Kita udah telat,pilihannya tinggal cabut,atau masuk sekolah diem-diem." ucap salah seorang yang berkulit paling putih dan memakai kacamata namun tidak menutupi ketampanannya.

"Kayaknya,kali ini kita harus masuk dulu deh,hari pertama belajar efektif." Ucap cowok terakhir yang sedari tadi belum bersuara.

"Tunggu,tunggu" Lenka berusaha mengingat sesuatu.

"Ah! Iya gue inget. Lo yang pake kacamata,nama lo Virenza kan? Terus lo yang pake sweater,nama lo David,dan terakhir lo,nama lo Joshua. Bener kan?" ucap Lenka dengan satu tarikan nafas.

"Yep." jawab mereka bersamaan.

"Dan lo berdua,Lenka dan Keven. Bener?" ucap Joshua.

"Iya." Lenka mengangguk senang sedangkan Keven hanya mengangguk sambil sedikit tersenyum.

"Oke,perkenalannya udahan dulu,sekarang gua kasih tau gimana caranya kita masuk sekolah,ayo ikutin gua." Virenza mengisyaratkan mereka semua untuk mengikutinya.

Mereka berlima mengikuti kemana Virenza berjalan,sekarang mereka berjalan mengendap-endap ke arah belakang sekolah. Mereka berbaris ke belakang dengan Virenza di depan,diikuti Lenka,Keven,David,dan terakhir Joshua.

"Ini kita kenapa jadi kayak lagi main uler naga dah?" David bersuara.

"Iya juga." Lenka meng-iyakan.

"Udah sampe nih." Virenza menghadap ke arah tembok yang lumayan tinggi di depannya,tembok belakang sekolah mereka.

"Maksud lo? Kita lompat gitu?" tanya David kebingungan.

"Terserah,kalo lo bisa lompatin tembok setinggi ini sih boleh aja." jawab Virenza santai.

"Woy,buruan masuk ntar keburu ketauan." Ternyata Keven sudah terlebih dulu berada di puncak tembok,dia benar-benar melompat dan membuat teman-temannya menganga lebar.

"Ada yang bisa lompat lagi?" Tanya Virenza kepada yang lain. Mereka semua hanya menggelengkan kepala mereka.

"Oke,Kev lo tunggu situ." Virenza setengah berteriak kepada Keven yang berada di atas,di balas dengan acungan jempol dari Keven. Virenza mengambil selang air yang kebetulan masih menyangkut di kran yang biasa digunakan untuk menyiram tanaman.

"Tangkep Kev." Virenza melemparkan salah satu ujung selang air kepada Keven.

"Terus?" Tanya Keven setelah berhasil menangkap.

"Lo turun kebawah,tahan selangnya kita naik dari sini." jawab Virenza lalu Keven segera melompat ke dalam sekolah.

"Ayo,Lenka duluan. Lo bisa manjat kan?" tanya Virenza ragu.

"Are you kidding me? Watch this." Lenka merebut ujung selang lainnya dari tangan Virenza dan naik ke atas dengan mudah.

"Wow,temen kelas gua aneh-aneh ya ternyata." David menggeleng gelengkan kepalanya.

Addicted To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang