21 Doing That

1.3K 41 6
                                    

Haydar POV

Malam ini aku memang dirumah Fey, niatnya sih langsung pulang tapi nggak jadi gara-gara Ayah Ibu Fey pergi ke pesta. Jadi kuputuskan untuk berdua-duan dulu sama dia.

Aktifitasnya hanya biasa, makan malam, menonton televisi lalu kalut dengan perbincangan tentang mantanku dan mantannya. Sejujurnya aku tak mau mendengar cerita tentang mantannya tapi mulai sekarang Feymita menyuruhku untuk berbagi kisah masa lalu. Karena menurutnya masa lalu itu penting untuk menentukan masa depan, dia meyakinkanku untuk terus tetap bersamanya. Jelaslah, aku juga tak mau meninggalkannya. Dialah yang paling sempurna untukku dan aku tak boleh membuatnya cacat karena perilaku dan perbuatanku yang jahat.

Beberapa waktu lalu memang sangat biasa aktifitasnya namun saat suasana hening diruang tengah membuatku frustasi. Lihat saja kelokan tubuh Fey yang selalu menghantuiku untuk menerkamnya. Itu itu sangat ummm menggiurkan. Hey stop please, batinku kesal.

"Sayang?" tanyanya yang membuatku kaget. Meskipun ia memakai baju yang menurutku agak ketutup dibagian payudaranya tetep saja dia sexy apalagi lengannya pendek. Dia memakai hotpants yang membuat pantat besar itu semakin padat. Lihatlah juga kaki jenjangnya yang mulus. Aku ingin memilikinya sekarang.

"Sayang?" panggilnya lagi, kini ia mendekat dan satu sofa bersamaku. Pikiranku tak terkontrol, majulah aku membekap mulutnya cepat sebelum ia menolak. Kulumat bibirnya dalam, hingga ia mendesah panjang.

"Mmm ahhh Hay...ahh Haydar" desahannya semakin membuatku mencium bagian lehernya, meninggalkan bekas sedikit disana. Kuhentikan aktifitasku saat Fey meraba dan hendak melepaskan bajuku, ku lepas baju itu kasar dan kulempar sembarangan.

Dengan mata yang menggoda, Fey memberi kesempatan untukku. Gairah kami berdua tak terbendung hingga tanganku sudah menggerayangi dada Fey yang waw ini sangat besar.

"Uughh ahhh ahhh Haydar Ahhh" kuberhentikan aktifitasku, ku gendong dia ala bridal style.

"Kita butuh kamar sayang" dia menunjuk ruangan yang ada di lantai 2. Dia tersenyum menikmati permainanku. Sesampai di tempat, Fey melumat bibirku dengan cepat. Aku yang semakin gemas melepaskan ciumannya dan menidurkannya di kasur. Kucium pipinya lalu bibirnya secara bergantian. Dia juga tidak menolak bahkan ia tersenyum dan berkata "Jangan lakukan sekarang, kita masih SMA. Apa kau mau punya bayi diumur semuda ini?" dia tertawa lembut didekat wajahku.

"Aku hanya bersenang-senang, dan aku tak akan melakukan itu" ujarku penuh dengan kelembutan.

"Baiklah sekarang kamu tidur ya, ini udah malem. Nggak baik kalo ngelakuin gini dibawah umur tujuh belas tahun hehe" tambahku yang emang niat melucu dan mencoba melawan gairah.

"Sayang, temenin aku disini ya. Bentaaaar aja. Nanti kalo kamu tidur aku bangunin karena kamu harus pulang" pintanya memelas menarik tanganku. Aku memang hendak pulang, takut mabuk gairah. Tapi dia meminta dengan sangat sangat lucu.

"Iyadeh, tapi aku ambil baju dulu ya" kucubit pipi dan hidungnya,hmm pasti dia takut aku akan pergi.

"Aku kembali" teriakku saat masuk ke kamarnya. Dia tertidur pulas, sangat pulas. Kuputuskan untuk menemani dia diranjang.

"I love you Feymita sayang" bisikku ditelinganya.

***

Feymita POV

Ku terbangun dari mimpi indahku. Tanganku, ini tangan Haydar yang menggenggamku. Dia pasti tertidur.

 Dia pasti tertidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kubalikan badanku. Melepaskan genggamannya dan meletakkan tangannya dipinggangku.

"I love you too Haydar" entah mengapa aku mengucapkan kata itu. Tapi aku punya feel kalo Haydar pasti jadi masa depanku. Just feel sih.

"Umm udah bangun ya sayang?" Haydar mengerjap-ngerjapkan matanya. Tampan, batinku.

"Barusan kok, oh iya kamu enggak pulang ini udah hampir jam setengah sepuluh lho" ujarku khawatir.

"Umm lima belas menit lagi deh" Haydar merangkulku dengan ekspresi manjanya.

"Manja deh kamu" omelku mengelus dada bidangnya.

15 menit kemudian

"Aku pulang ya sayang, muachh" dikecupnya pipiku sekilas. Sambil kulambaikan tanganku menatap dirinya sudah tak terlihat lagi.

***

Huuanmm, selamat pagi dunia. Indahh banget hari ini. Sangat indah.

Tin Tin

"Haydar" teriakku. Kulangsung kebawah dan mendapati Haydar duduk di ruang makan.

"Morning, kok pagi banget, aku aja baru bangun lho" sapaku.

"Udahlah Fey, Ibu yang nyuruh dia kesini" ucap Ibu menuangkan nasi dipiring Haydar.

"Ohh mau ngajak breakfast bareng yaa?" tanyaku lagi

"Huum, Ayah pengen makan sama Haydar tapi nggak ada waktu. Udah sana mandi, kusut tuh mukamu nggak malu apa diliat pacarnya"

"Buuuu udah deh" pipiku merona segera aku mandi, kali ini nggak di bathup karena udah ada pacar tersayang. Kulanjutkan berdandan lalu turun kebawah mengikuti sarapan.

"Yah, Haydar nggak diapa-apain kan yah saat aku mandi tadi?" tanyaku penuh selidiki

Ayah yang melihat mataku intens tiba-tiba tertawa terbahak-bahak "Ngapain juga ngerjain nak Haydar, ya enggaklah. Ayah cuma bicara biasa kok". Tadinya aku cemberut tapi setelah Ayah dan Haydar senyum-senyum gitu aku jadi ikut seneng.

Alhamdulillah mereka akrab, tak kira Ayah marah atas kelakuan Haydar semalam, kali aja Ayah tau gitu hehe, lagian aku juga mau-mau aja. Salah sendiri Haydar sexy hehe, batinku.

"Kenapa kamu senyum-senyum. Cepet habisin ntar telat lagi" ucapnya jutek.

"Iya iya"

Tanpa babibu, kita berpamitan pada Ibu dan Ayah. Sebenernya sih tadi si Haydar mau beri cium pipi eh malah Feraya pengen ikut. Yaudah sekalian aja nganter dia sekolah

"Maaf ya tadi nggak jadi, adekmu sih dateng tiba-tiba" ujarnya lesu

"Iya iya gapapa kok, lagian semalem juga udah puas kan?" ucapku frontal hingga membuat pipi Haydar blushing.

***

Mohon maaf kepada Bapak Ibu guru yang mengajar dikelas. Informasi ditujukan untuk seluruh seksi kebersihan kelas XI dan kelas X agar  segera ke ruang perpustakaan atas untuk membahas rapat tentang program kelestarian lingkungan hidup untuk besok Jumat. Dimohon datang setelah jam ketiga ini. Terima kasih.

Yeaayy di pelajaran fisika akhirnya bisa kosong juga karena seksi kebersihan disuruh rapat wkwkwk. "Fey" panggil orang dibelakangku. Langsung saja aku menoleh kesumber suara.

"Risma?"

"Tungguin gue dong, lo mau kumpul kan?" dia mengatur nafasnya karena tadi sempat berlari kecil. "Iya, lo juga kan" dia mengangguk.

"Umm hubungan lo sama Haydar gimana lancar" tanyanya yang sempat membuat mataku melotot.

Ngapain juga dia masih ngurusin hidupnya Haydar, dia kan udah mantan, hello please deh. Tapi ya wajar sih dia ngurusin lha kan dia nggak bisa move on, duh begonya gue.

"Yagitulah pasti kan hubungan yang masih baru kayak gue dan Haydar masih labil. Tapi kita mencoba saling dewasa kok" ujarku penuh dengan kepedean.

"Ohh iya juga sih, btw hari ini dia ultah lho" oke ini beneran aku kaget, aku pacarnya tapi nggak tau kapan Haydar ulang tahun. Oke harus bikin surprise ntar malam. Harus!

"iya hari ini dia ultah, btw lo duluan aja ya. Gue kebelet nih. Dadahh Risma" aku berniat kabur.

"Eh eh lo Fey, rapatnya mau mulai" teriak Risma.

Apapun yang kau teriakan aku nggak peduli yang penting ke kantin dulu. Ngisi perut gara-gara shock denger tanggal ultah dari mantannya pacarku. Double shiit yes!

**to be continue**

Jika kalian menyukai cerita ini ayo budayakan vote dan comment. Hargailah hasil karya seseorang dengan memberi apresiasi yaitu vote. Thanks youu reader muachh

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stay With Me !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang