Bagian 1 [Kembali]

82 6 0
                                    

"Akhirnya kau kembali juga sayang!" ucap wanita paruh baya sambil memeluk erat anaknya.

"Bun,ses--ak!" langsung di lepasnya pelukanya.
"Astaga,maafkan Bunda sayang! Habisnya Bunda kangen banget sama kamu?"
"Fia juga kangen banget sama Bunda!" di peluk kembali wanita paruh baya itu. Tak lama terdengarlah suara berat. Kedua tangannya terbuka ingin memeluk seseorang.

"Jadi kamu tidak kangen Ayah,Fia?"
"Ayah.....Fia kangen!" di peluknya juga laki-laki paruh baya itu.
"Ayah juga kangen sama Fia,gadis kecil Ayah!" balasnya.

"Ih Ayah Fia bukan gadis kecil lagi,Fia sudah besar nih?" rengeknya. Kakinya di hentak-hentakkan di lantai.

Kedua orang tua Fia tersenyum melihat tingkah anak mereka.
"Lebih baik kita sekarang pulang! Tuh di liatin orang?" ujar Ibunda Fia memberitahu.

Mata Fia melihat sekeliling Bandara ternyata memang benar apa yang di katakan oleh sang Bunda,banyak pasang mata melihat mereka terutama tertuju oleh Fia.

"Mereka itu liatian Fia yang cantik ini Bun!" jawab Fia percaya diri. Bunda Fia pun hanya mencibir.
"Ayo kita pulang" ajak Ayah Fia.
"Sini biar Ayah bawain kopernya!" tambahnya lagi.
"Ayeye kapten"

*******

"Fia sarapan sayang!" teriak Bunda Fia dari bawah.
"Iya Bun,sebentar" teriak Fia tak kalah nyaring dari Kamarnya.

"Pagi-pagi rapi sekali,memang kamu mau kemana sayang?" tanya Bunda Fia sesat sudah di Meja makan. Sedangkan Ayah Fia yang awalnya fokus membaca Koran mendongkak pada Fia.

"Fia mau ketemu Gea Bun,Yah!" di jatuhkannya bokongnya di bangku.
"Sore kamu harus sudah pulang ya Fia?" pinta Ayahnya.
"Memangnya ada apa Yah?" Fia binggung,pasalnya ia tak pernah di larang untuk pulang jam berapa pun,asalkan menelpon di mana pun ia berada sekarang. Tetapi lihatlah sekarang Ayahnya memintanya untuk pulang sore,ada apa kah ini?.

"Malam ini calon tunangan kamu akan datang!" jelas Ayahnya. Mendengar itu, Fia langsung tersedak makanan. Langsung di teguknya minuman Lalu, melotot pada Ayahnya.
"Fia....matamu?" tegur Bundanya.

"Maaf Bun,habisnya Ayah kalo bercanda suka aneh!"  komentarnya.

"Apa yang di katakan Ayahmu itu benar Fia!"
"Astaga Bunda, Ayah, zaman sekarang masih aja pakai acara jodoh-jodohan!"

"Itu bukan mau kami berdua sayang. Ini wasiat dari nenekmu! Dan Nenek mu meminta kami harus memberitahu mu tentang perjodohan ini,ketika kamu sudah berusia dua puluh tiga tahun " ujar Ibundanya  menjelaskan.

Ya,Bundanya pernah bercerita tentang Almarhum Neneknya. Neneknya mempunyai Sahabat  yang dulu membantunya saat kehilangan ginjal. Dan sepertinya inilah balasan yang harus di  lakukan oleh Neneknya, dengan cara menjodohkan cucunya dengan cucu Sahabat Neneknya.

"Lagi pula kamu belum ada pacar kan?" Ayah Fia memincingkan matanya terhadap Fia.
"Nggak ada sih Yah!"
"Kalo begitu bagus dong! Berarti kamu setuju" ujar Ibunda Fia angkat bicara.

"Loh....loh Bun,Fia nggak pernah bilang setuju deh?" sanggah Fia.
"Jawaban kamu tadi sudah jelas Fia sayang. Terus apa lagi yang kamu tunggu? Umur 23 sudah matang untuk menikah bagi perempuan!"

"Oke..oke Fia turutin wasiatnya Nenek. Tapi kalau Fia merasa tidak cocok,Bolehkan Fia batalkan?"
"Tentu sayang, kita tidak mungkin memaksa kamu!"

*********

Bugh.....
"Aww" Fia meringis kesakitan saat menabarak punggung seseorang.
"Maaf...Maaf saya tidak sengaja!"ucap orang itu dengan rasa bersalahnya.
"Ah iya tidak apa-apa?" saat hendak pergi dari orang tersebut. Suara di belakanganya memanggil.
"Tunggu?" Fia berhenti lalu menoleh ke belakang

"Iya ada apa ya?"
"Kamu Fia kan? Maksud ku Sefia Ananda Holan anak XII IA 2!"
Walau binggung Fia tetap menjawab dengan anggukan.
"Wah sekarang kamu berubah ya? Jadi lebih cantik!" 
Fia hanya tersenyum mendengar penuturan orang di depannya ini.

"Maaf sebelumnya apa kau ini teman satu kelas ku atau yang lainnya?" tanya Fia penasaran. Menurutnya ia bukan gadis terkenal di Sekolahnya dulu.

"Jadi kau tidak ingat denganku Fia? Aku Azil geordan!"
"Astaga ternyata kau Azil. Mantan pacar sahabatku Gea!" 

Azil Geordan cowok yang terkenal dengan kepintarannya selain dirinya. Piala-piala yang tersusun di ruang guru hasil keberhasilan mereka berdua. Kelasnya dengan kelas Azil bersebelahan.

"Shit,kau malah membuatku tidak bisa melupakannya!"
"Gagal move on eh?" sebelah alis Fia terangkat.

"Lebih baik kau ikut denganku!" di tariknya pergelangan tangan Azil secara paksa.
"Memangnya kau mau membawa ku kemana?aku harus bertemu dengan klien ku,Fia!"

"Pasti kau bertemu dengan klien mu itu, di cafe ini kan?"
"Iya juga sih!"
"Nah lebih baik kau ikut denganku. Ayo!!" Azil hanya pasrah mengekori Fia dari belakang.

------------------------------
A/N : Aku akan semangat melanjutkan cerita ini,apabila ada yang Vote😊. jangan lupa Voment-nya guys✌

Love you longerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang